Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya.
Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi tips pribadinya di kolom komentar.
1. Tanya Kakak Minggu (yang siddiq dan amanah, optional fatanah)
Sedikit review materi sekolah dasar tentang sifat-sifat baik Rasulullah. Siddiq menyampaikan, Amanah dapat dipercaya, dan Fatanah cerdas. Mohon koreksi jika salah, sedikit mengingat dan mengasah otak. Mengapa demikian? Kakak minggu banyak, carilah yang pintar menyampaikan dan dapat dipercaya. Kalau bisa cerdas juga, siapa tahu kita ketularan.
Di minggu pertama penting untuk mengetahui jam kehadiran. Dokter A hadir tepat waktu jam X, dokter B hadir tepat waktu jam Y, dokter Z kadang tidak hadir tepat waktu. Pentingnya adalah memperkirakan kapan berangkat dan apa yang harus kita lakukan jika ternyata free time.
2. Manfaatkan Free Time
Ketidaktepatan waktu memang perbuatan yang tercela. Terbukti dari koas yang telat akan terjatuh dalam hukuman jika ketahuan dan peraturan tegak sempurna. Namun bagaimana jika dosen yang telat? Aku pernah satu waktu mendapati anak didik yang mencemooh dosennya. Setujukah jika aku bilang hal tersebut baik? ya dan tidak.
Ya karena koas pun dihukum kalau telat. Tidak karena beberapa alasan dan tanpa membenarkan sikap telat. Aku termasuk yang tidak, kamu? Setidaknya dua alasan mengapa aku pilih tidak. Satu, siapatahu ada anggota keluarga dosen tersebut yang kebetulan tertimpa masalah. Tega kah kita mengambil kebahagiaan anaknya? Dua, siapa tahu ada pasien gawat yang kebetulan harus ditangani. Tega kah kita mencela dosen yang sedang menolong nyawa? Maksudku di sini baikkah kita kalau berprasangka baik terlebih dahulu? lalu memaafkan dosen tersebut sambil mengisi waktu kita dengan hal yang lebih baik dari mengeluh. Pun aku yakin dosen tersebut tahu bahwa telat adalah hal yang tidak baik.
Apa yang bisa koas lakukan? seringkali bimbingan yang tidak tepat waktu memberikan kita waktu untuk ibadah. Dhuha lah karna mushola tinggal gelinding. Baca qur'an juga bisa, kalau dosen sudah datang minta tolong dihubungi sama teman yang di tempat. Belajar? hm aku ragu, tapi ini juga bisa dilakukan. Apa pun kegiatan yang mencerminkan;
"Allah berfirman dalam surah al mu'minun "(1) Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. (2) .... (3) dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,"
Selamat, di minggu pertama Anda tidak jaga dan akan mendapat BANYAK free time. Manfaatkanlah waktu luang sebelum waktu sempit. Karena akan ada masanya jaga malam yang menguras fisik serta batin. Namun aku dengar sistem yang baru sudah tidak terlalu menguras batin.
Artikel berhubungan: Koas Penyakit Dalam FK UGM
3. Inisiasi yang tak tertulis
Bedakanlah koas rajin dengan koas patologis kanan. Inilah salah satu perusak sistem yang membuat koas UGM sulit menginisiasi: terstigma pato. Pato sepahamku berarti penyakit. Koas pato = koas yang sakit atau koas berpenyakit. Ada pato kanan dan pato kiri, pato kanan = koas yang rajin tapi saking rajinnya sampai merugikan orang lain. Rasa empatinya sudah sakit tidak mampu lagi mengenal batas, kapan suatu tindakan merugikan orang lain kapan menguntungkan. Terfitnah pato berarti koas tersebut dasarnya rajin, masih punya empati, sayangnya orang-orang melabelnya sebagai pato kanan.
Beruntunglah koas yang rajin tetapi terfitnah pato. Karena ia insyaAllah mendapat 2 amalan baik. Pertama dari kerajinan-nya yang membantu orang banyak. Kedua dari ghibah yang ia dapat, insyaAllah mengalirkan pahala kebaikan padanya. Oleh karena itu jika memang Anda senang terhadap suatu bidang dan kesenangan Anda mampu membuat dampak positif, lakukanlah. Namun ingat, empati, adakah teman Anda yang ingin juga? teman Anda yang belum pernah mencoba? Rajin + Empati = manthap. Rajin + Empati + terghibah = lebih manthap.
Apa yang bisa kita lakukan di IPD? Periksa pasien mandiri, terutama bangsal Anggrek. Di IPD kalian akan bertemu dengan "kesendirian". Jomblo dalam berilmu hal yang lumrah di sini. Jarang ada yang mau memandu Anda karena masing-masing telah tersibukkan oleh segunung pekerjaan. Oleh karena itu kalau memang tertarik dengan IPD terutama jantung. Periksalah. Namun ingat, kita memiliki etika.
Ketika memeriksa pasien secara mandiri, empati bermain. Mau kah pasien tersebut kita periksa? Adakah obrolan kita semakin membuat pasien ceria? atau malah risih? mengganggukah kita ke residen setempat? jika semua aman periksalah. Di satu sisi pandai bermain Social Intelligence di satu sisi santai aja menguasai kekhawatiran khawatir ini khawatir itu.
Banyak cerita ketika pasien justru lebih senang kalau diperiksa (diajak ngobrol). Waktu itu ada pasien kanker payudara dengan hepatitis C yang ketika saya melihatnya saya paham bahwa ibu ini asik. Langsung saja kita mengobrol panjang lebar sambil diperiksa sedikit. Ada pula waktu THT dulu akibat dari ngobrol berbuah salak segepok, ini artikelnya http://amgah.blogspot.co.id/2016/04/pelangi-di-dahlia-5-sardjito.html
Apa yang diperiksa? banyak pemeriksaan fisik yang unik, khususnya di Anggrek kita akan menemui berbagai macam bising jantung. Seru rasanya menebak bising jantung apa dan kira-kira apa dasar sebabnya. Oleh karena itu manfaatkanlah "kesendirian" IPD sebaik mungkin. Kalau kata pak Arif Rachman pakar pendidikan dulu; Iman, Ilmu, Amal. Sudahkah ibadah? ilmu cukup? amal gimana amal.
4. Buku Pegangan
Begitu banyak sumber bacaan, aku pribadi menyarankan PAPDI UI yang tebal dan berjilid-jilid. Lalu bisa juga PAPDI UGM yang tebal 1 jilid. Kalau sudah paham ilmunya tinggal praktisnya bisa lihat kapita selekta atau catatan pribadi atau buku saku lainnya. EKG ada buku "dewa" yaitu "the only ekg book that you need" tinggal disandingkan dengan "the only one that i need" eh salah ya, harusnya "God is the only one that i need". Pemeriksaan fisik sebenarnya cukup di PAPDI, tapi kalau mau sempurna bacalah bates yang covernya sudah aku sisipkan di artikel sebelum ini. Lalu untuk sehari-hari pedoman hidup; Quran.
5. Seimbangkan liburan dan kerjaan
Ada masa dimana waktu berjalan begitu cepat, begitu menyenangkan, dan begitu indah. Lalu berganti menjadi begitu lama, begitu suram, dan begitu aneh. Ketika hal-hal buruk banyak menimpa, sisipkanlah liburan. Ketika banyak waktu luang hingga khilaf liburan, sisipkanlah iman-ilmu-amal. Ada waktunya koas IPD diuji dengan kenikmatan, siapa yang dapat memanfaatkan waktu luang dengan liburan dan pekerjaan. Ada waktunya koas IPD diuji dengan kenestapaan, siapa yang mampu tetap tenang dan bermanfaat menghadapi ketidakenakan kehidupan koas.
Aku rasa lima tips di atas cukup mewakili IPD secara keseluruhan bahkan mungkin koas secara keseluruhan, kecuali tips nomor empat. Anda tidak setuju? atau ada tips berharga lain yang Anda dapat? silahkan kirim di kolom komentar. Semoga bermanfaat, mohon maaf jika ada kata yang membuat tersinggung. Kebenaran hanya milik Tuhan dan kesalahan ada padaku. Selamat berkoas ria
sumber gambar:
http://www.abc.net.au/news/image/2465140-3x2-940x627.jpg
copyright to amgah.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar