Langsung ke konten utama

Terima Kasih Dokter Thomas

#Koas FK UGM Ilmu Penyakit Dalam RSUD Banjarnegara

Hari ini tugas refleksi kasus kami rampung *yeay*. Namanya dr. Thomas Effendi spesialis penyakit dalam. Konsulen kesayangan kami di Banjarnegara yang sangat kami hormati. Kebaikan hati beliau disimpan oleh puluhan mungkin ratusan koasnya. Sebut saja dr. Endro, residen penyakit dalam yang dulu koas di tempat yang sama, masih menyimpan kesan betapa baiknya dr. Thomas.
                ‘One of the best consultant and teacher that I ever met’ terkesan berlebihan memang. Namun, kalau kita tanya ke pensiunan koas IPD Banjarnegara, siapa yang tidak mengiyakan? Kebaikan pertama: sudah jadi omongan langit bahwa koas IPD di Banjar benar-benar menjadi dokter muda. Loh kan situ memang dokter muda?. Yes, tapi tidak melulu dokter muda bisa menjadi dokter muda.
Di Banjar, kita benar-benar memanajemen pasien, keputusan kita benar-benar dianggap. Kasarnya hidup matinya pasien, memburuk membaiknya pasien, ada peranan kita di situ, suatu hal yang hmm berharga untuk dokter muda yang benar-benar ingin menjadi dokter. Contoh nyatanya waktu itu saya sedang merawat pasien gagal jantung dengan udem pulmo. Sayangnya pasien tersebut mendapat komplikasi infeksi paru akibat jamur.
“Dok kalau dapet steroid bukannya gak bagus buat infeksi jamurnya ya? Kita ganti aja dok?”
“oiya iya. Ganti aja”
“ganti apa dok”
“Ganti ……”
Contoh lain
“dok keadaan pasiennya sudah membaik, begini begitu, begini begitu. Menimbang risk and benefit bagaimana kalau kita pulangkan saja dok?”
“ya ya ya”
“jadi diterima dok boleh pulangnya?”
“bentar ya bentar” *meriksa pasien* “ya boleh pulang ya” Senang bukan kalau usulan kita diterima dan dr. Thomas tinggal bilang iya 

Kebaikan 2: Toleransi emosi. Waktu itu saya, x, dan y mau visite bangsal Z. Namun Y belum datang, akhirnya hanya saya dan X yang ikut visite. Di akhir barulah y datang dan meminta maaf “maaf dr. Thomas baru datang karena abcdef” “ya gapapa gapapa”. Waduh, itu bisa banget kan ngebolos kaya gitu? Tapi yang ada kita mah enggan banget buat bolos, buat apa juga? Bolos juga rugi sendiri dr. Thomas mah gak rugi apa-apa. Saking baiknya dr. Thomas, kita kalau salah jadi tersadar sendiri, gak malu tuh sama umur?

Kebaikan 3: beliau ngajarin kita sepenuh hati banget. Dokter Thomas kebetulan satu-satunya spesialis penyakit dalam di RSUD Banjarnegara, dulu ada dokter budi tapi beliau sudah pensiun. Kurang sibuk apa lagi jadi satu-satunya Sp.PD di RSUD. Dari segi waktu beliau nyempetin banget ngajarin kita. Sampai bikin planning ke depan untuk perencanaan waktu. “hm kita besok refleksi dulu ya, besoknya lagi coba tutorial.”
Imbalan, sampai sekarang belum ada sejarahnya jasa ngajar lebih tinggi dari jasa medis. Dapet apa dari ngajar? Kalau beratnya adalah materiil, 1 jam ngajar sama 1 jam pelayanan kaya jungkat-jungkit yang berat sebelah. Belum capek, belum kalo koasnya gak belajar, belum kalo koasnya susah paham. Namun masyaAllah beliau kalau udah ngajar ya hatinya di sana. Semoga ilmu yang diajar dr. Thomas mendapat balasan dari sisi Tuhan, karena apa yang ada di sisi Allah lebih baik dari apa pun yang ada di dunia ini.
Terakhir. Saat refkas tadi jarum jam menunjukkan pukul 11 hampir ke 12 lalu tiba-tiba azan pun berkumandang. Temanku yang masih membaca hasil refleksinya tetap didengarkan oleh dr. Thomas. Ketika temanku selesai barulah beliau bilang “Oke ya dek CHF ya dek, dek kita break dulu ya sebentar, saya solat dulu sebentar lalu kita lanjut lagi abis solat ya” MasyaAllah dan ketika sampai di musholla pun itu masih belum iqomah.

***
Kehidupan banjar dalam selayang pandang; follow up pagi-pagi sebelum residen foll-up. Lalu lanjut follow-up residen, abis itu follow-up dr. Thomas, lalu ke poli/ugd. Di banjar bisa banget mandiri, kalau beruntung di kos bu mimin bisa masak sendiri, nyuci sendiri, ngatur hidup mandiri, masjid+musholla juga tinggal gelinding ya lecet-lecet sedikit.


capture-an IG olahraga di alun-alun
Pintar-pintar nyari waktu buat dhuha karena dari pagi sampai siang lumayan padat. Tapi kalau qur’an waktunya melimpah ruah, bisa banget buat target bacaan dari jumlah kecil naik-naik ke jumlah gede. Olahraga juga bisa banget, ada alun-alun yang asik buat dipakai lari. 

copyright to amgah.blogspot.com

Komentar

  1. Minggu lalu saya mengantar bapak check up ke poli penyakit dalam. Tulisan anda memang tidak berlebihan. Saya sangat bersyukur bapak saya ditangani oleh dr. Thomas. Ketika saya tanya hal hal yang berkaitan dengan kondisi bapak saya, beliau sangat informatif.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu belajar