Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Makna Kesia-siaan dan Ikhlas

Disadur dari akun line @amgah “Renungan siang 2 hari ini ada ada aja yang "sia-sia". Pergi ke tempat X eh ternyata masih tutup. Atau pergi ke tempat Y tiba tiba orang yang ditemui lagi gak ada. Tapi poin pentingnya bukan kesia-siaan, melainkan bagaimana me-"reframing" pikiran Manusia secara alami akan kecewa ketika apa yang dilakukannya berakhir sia-sia. Namun ada 1 pembelajaran hidup yang sebaiknya selalu diingat bahwa sebenarnya tidak ada kesiasiaan dalam hidup ini jika memang kita yang melakukan memiliki sebuah niat. Siasia hanya untuk orang orang yang bertindak tanpa niat. Lalu bagaimana jika apa yang kita sudah perjuangkan, membuahkan hasil tidak seperti yang kita inginkan? Ada banyak ilmu di luar sana yang mengajarkan banyak  hal. Lalu tinggal manusianya yang menyerap, menerapkan, dan mencoba melawan dirinya sendiri yang secara alamiah ingin kalah, ingin kecewa, ingin sedih. Contoh ilmunya; "boleh jadi apa yang kamu anggap baik be

Jangan "Hanya" Koas

Refleksi ini aku buat sebelum nanti aku jaga malam, jaga ketigaku. Pagi-sore libur *yeay* pseudo-libur (libur semu) karena aku harus merapel urusan-urusan yang tidak bisa aku urus karena koas. Urusan memperbaiki simcard handphone yang rusak, pergi mencari tukang jahit untuk memperbaiki jas koas, mencari bahan makanan untuk bulan depan, menata jadwal, refleksi mingguan, yang semua berujung pada “untuk apa aku hidup di dunia ini”. Sebagai manusia hendaknya terus meningkatkan kualitas diri. Koas bukan berarti kita menghentikan semua aktivitas lain dan hanya berpangku pada koas. Koas juga bukan berarti kita belajar full, ada kalanya kita bermain, refreshing , memanjakan diri. Koas yang baik koas yang seimbang antara me-time, kedokteran time, dan others time. Others? Tergantung kamu mau melakukan apa. Hobi / Mencari Uang / Belajar Agama, apapun boleh selama seimbang dengan kebutuhan yang lain a.k.a me-time dan kedokteran. Mengapa harus menambah others time? Sepertinya ini untu

Masalah Sosial di Dunia Medis

Jaga keduaku, jaga pagi-sore yang agak membosankan jika dokter Veby tidak memberikan kami kesempatan untuk mengekor beliau keliling Sardjito. Beruntungnya kami hari itu ada beberapa bagian yang meminta konsultasi dengan bagian THT. Dokter Veby adalah dokter residen jaga, buat kalian yang belum tau, ketika koas jaga akan ditemani oleh dokter residen jaga. Sebagai koas kita harus pintar berkomunikasi dengan dokter residen, perawat, dan pasien. Dokter Veby mengajak kami berkeliling ke beberapa bagian; jantung, mata, dan anak. Di bangsal anak, aku menemui sebuah peristiwa yang seharusnya tidak terjadi. Disadur dari akun line @amgah: “Renungan sore Hari ini ketemu balita yang dikonsulkan ke THT karna curiga laryngomalasia (kelemahan laryng, salah satunya epiglottis). Pas berjumpa dengan anaknya; anak umur 2 tahun,  kurus kering, kesulitan bernafas, suara nafas grok grok grok. Yang paling sedih pas ditanya ibunya mana, keluarga anak tersenyum pahit dan neneknya bilang kala

KOAS FK UGM (THT)

Hari pertama koas Koas THT itu secara teknis .... Minggu pertama di Sardjito Hari pertama briefing semua-muanya Hari kedua adalah aktivita s yang terus dijalankan di hari-hari selanjutnya; - Pagi-pagi kegiatan ilmiah; presentasi kasus (senin) / case report (selasa) / journal reading (rabu) / book reading (kamis) / visite besar (jumat) - Setelah itu poli klinik s.d pukul 16.00 - Sore / malem jaga tergantung giliran -> bikin jadwal sendiri Pressus / case reprot -> pelajari dulu lalu tanya sesuai kompetensi Journal reading -> paling jauh dari kompetensi, downgrade pertanyaan ke y an g sesuai kompetensi Book reading -> ? mingguku libur, karena jumat libur. Visite besar dipindah ke kamis, dan book reading ditiadakan. Bisite besar -> K esempatan untuk Residen. Koas mendengarkan Poli - ada 9 ruangan; THT umum, rhino, telinga, ?, post-op, onko, tindakan/endoskopi, alergologi, ? (maaf aku tidak hapal hehe). Ruangan yang paling ak

Tenggorokan Bolong dan Belatung di Telinga dari sisi Medis

Judul Normal: Bahaya Merokok dan Pentingnya Menjaga Kebersihan Pikiran serta Lingkungan Ada satu renungan yang kudapatkan di koas minggu pertama. Hari ini dapet kasus dengan faktor risiko sering merokok akhirnya harus dioperasi tenggorokannya (Total Laryngektomi) karena udah jadi kanker laryng (tenggorok) kasinoma sel skuamosa. Semoga pasien diberi kekuatan dan kita diberi pencerahan serta kesadaran tentang bahaya merokok. Mau berhenti merokok tapi bingung gimana cara yang ampuh? Dateng aja ke sardjito ada layanan berhenti merokok Lalu aku juga mendapat 2 kasus IGD; yang pertama sepertinya kasus psikosomatis (tidak ada masalah pada badan, tetapi dicurigai ada masalah pada pikiran [terlalu cemas]) dan kasus kedua neonatal myasis (nahloh apatuh). Jaga hari ini dibimbing oleh dokter Rangga. Beliau merupakan dokter yang cerdas dan gentle dalam melakukan tindakan. Contoh; beliau mengambil benda asing di telinga bayi yang menjerit kesakitan dengan sangat apik. Dokter Rangg

An important yet neglected; Assertiveness

    An important yet neglected principle; Assertiveness. A thing between passive and aggressive. Currently my glasses see Indonesia has two distinct population; the passive and the aggressive. I think we should start to be assertive, shouldn't we? "Assertive people state their opinions, while still being respectful of others. Aggressive people attack or ignore others' opinions in favor of their own. Passive people don't state their opinions at all." - http://www.mtstcil.org/skills/assert-3.html Passive population will give nothing, meanwhile aggresive population will give their own only thing. copyright to legowo.com