Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

Prajurit yang Terluka

Anggaplah aku prajurit kubu A, kubu ini bengis. Namun karena mulut manis raja, aku percaya. Aku percaya kubu ini yang membawaku pada kebahagiaan. Aku percaya kubu ini yang aku inginkan. Aku percaya kubu ini adalah segalanya. Tampar, sebuah tamparan dapat memalingkan wajah. Dari kanan menjadi kiri, dari kiri menjadi kanan. Itu yang aku butuhkan untuk melihat, bahwa semua yang ada di kubu A adalah semu. Sebuah “tamparan” dari Tuhan. YA, aku ditampar dan telak, sangat telak. Raja dari kubu A yang nyatanya bukan raja, ia hanyalah mahluk yang dikutuk. Mengapa aku dulu percaya kepada mulut manisnya. Mengapa dulu aku yakin dengannya. Mengapa dulu aku mau menurutinya. Kepalsuan dirinya membawaku menjadi palsu. Namun aku tak dapat menyalahkannya. Karena aku pun mengikutinya, aku juga salah. Aku menyesal, sangat menyesal.  Pindah kubu. Aku dikejar saat berlari menuju kubu B. Aku meninggalkan semua yang ada di kubu A. Aku yang tak punya apa-apa sangat lemah. Cukup segelintir orang untu

Filosofi Catur

Chess (jangan ditambahkan awalan nge- di depan), Chess atau catur sebenarnya menyimpan misteri yang cukup. Cukup sulit, cukup banyak, dan cukup buat bikin pusing. Benak pertama yang muncul ketika mencoba catur. "Ini siapa ya yang nemuin. Jago banget ya orangnya. Bisa mikirin langkah-langkah setiap pieces catur. Terus naro posisi awalnya. Ngitungin berapa kotaknya. Ada ya orang kaya gitu. Aku bisa gak ya kaya gitu, kagum deh." - Amgah Kecil  Wah sampai sekarang aku masih belum tahu siapa yang menemukan catur.          Hari-hariku kini diisi dengan papan catur. Terlebih karena aku sedang sakit dan susah untuk berjalan. Jadinya sebagian hariku habis di kasur. Untuk membuatnya berguna, aku bermain catur. Loh?         Game caturku mempunyai tingkat kesulitan antara 1-10. Gengsi dong jika aku yang notabenenya anak SMA memulai game dengan tingkat kesulitan 1. Akhirnya aku memulai dengan tingkat kesulitan 3.  “Apa bedanya gah, 1 sama 3 cuma dipisahin sama 2.” “S

Verruca bukan Mata Ikan bukan Clavus

       Pada post kali ini, aku akan berbagi pengetahuan tentang Verruca. Namanya keren ya, Verruca. Nama yang keren ini ternyata senang yang jorok-jorok. Sukanya sama tempat-tempat gelap. Terus suka yang basah-basah. Wah... dari semua ciri-ciri, itu menunjukkan bahwa verruca adalah.......... Penyakit kulit. Penyakit ini sering salah diartikan sebagai clavus atau mata ikan.

Dilema Kos-Kosan

10 Juni 2012, Yogyakarta bandara Adisutjipto. Pagi yang cerah di bandara. Begitu masuk ke area bandara aku dijamu oleh pengrajin batik. Kasian banget ini mba-mba ngebatik sendirian apa gak bosen ya . Namun beberapa wisatawan asing menyempatkan diri untuk menemaninya. Melihat dari kejauhan, memandang kagum. Sambil menunggu bagasi, aku ikut mengagumi pengrajin batik. Tangannya ulet banget ya, bisa fokus gitu ngerjainnya . Asli dari Indonesia. From Indonesia Oiya, aku pergi ke Yogya dalam rangka mencari tempat kos. Mencari “rumah”ku di Yogya. Ternyata mencari tempat kos dapat menjadi cerita penuh gizi dan filosofi. Sebuah dilema dari dua buah tempat kos. Kos pertama. Tempat kosnya Miraz, teman SMA-ku yang lulus setahun lebih dulu. (Nama panjangnya bukan Jason Miraz ya) Kamar yang akan aku tempati adalah hasil dari negosiasi antara aku. Miraz, dan yang empunya kos. Negosiasi yang telah berjalan dari bulan Mei. Biasanya disebut booking atau tag (entah tulisan yang benar tag at

Orang Utan, Bertahanlah

(video Bagaimana Orang Utan mencoba bertahan hidup. Bisa dibuka melalui browser komputer) Dari Orang Utan Untuk Manusia yang seharusnya punya akal Untuk Manusia yang seharusnya punya hati Untuk Manusia yang bukan manusia            Tubuhku besar namun tak sebesar pengaruhmu            Tubuhku besar namun tak sebesar uangmu            Tubuhku kuat namun tak sekuat kuasamu            Tubuhku kuat namun tak sekuat keinginanmu Aku hanyalah hewan  yang seharusnya kuat Namun nyatanya tidak Aku mencari apa kelebihanku Agar setidaknya aku bangga menjadi diriku          Aku menemukannya ketika kau datang          Mengambil warisanku          Aku menemukannya ketika kau datang          Mengambil tempat tinggalku Aku punya hati dan kau tidak Aku punya perasaan dan kau tidak Bahkan aku menemukan persamaan diriku dan dirimu Sama-sama tidak punya akal          Aku tidak berakal karena aku hewan          Aku b

Percaya, Lakukan, Doa, Dapatkan

Untuk membuat sesuatu spesial. Yang diperlukan hanyalah percaya bahwa itu spesial. Untuk membuat sesuatu menjadi nyata. Yang diperlukan hanyalah percaya. Percaya bahwa itu akan menjadi nyata. Jika percaya adalah sebuah pohon. Banyak cabang yang tumbuh bersamanya. Banyak daun yang setia menemaninya. Tumbuh bersama menggapai cita di langit. Salah satu cabangnya bernama "Lakukan" (video http://youtu.be/zcIEcO_EmBI ) Setelah menonton video singkat tadi. Aku lebih percaya pada mimpiku. Aku lebih percaya pada harapanku. Aku percaya pada Tuhan bahwa apa yang terjadi adalah yang terbaik, selama aku juga melakukan yang terbaik, berdoa dan meminta yang terbaik. Setiap orang mempunyai mimpinya sendiri. Selamat bermimpi dan selamat berjuang. Berjuang untuk membuatnya menjadi nyata :) Dikutip dari http://amgah.blogspot.com/2012/04/menara-eiffel-sebuah-mimpi-dan.html

Prosa Kematian

1.Jika ku mati kau pun mati. Tak peduli siapa yang duluan mati. Kita sama-sama mati. Meninggalkan jasad setelah mati. Tak perlu kau tunjukan mati. Kita sama-sama telah mati. Bau setelah mati. Bangkai setelah mati. Kebencian setelah mati. Tak usah kau tunjukan semua itu. Mereka sudah tahu kita telah mati. Hidup setelah mati. Dulu mati sekarang hidup. Hanya Tuhan yang kuasa mematikan dan menghidupkan. Kini kau hidup. Wangi setelah hidup. Harum setelah hidup. Keriangan setelah hidup. Tunjukan lah semua itu. Agar mereka tahu bahwa kau telah hidup. Agar mereka diam membisu. Mereka yang mengagungkan prasangka. Mereka yang melihat namun tidak melihat. Mereka yang melukai orang yang telah mati. **** 2. Kata tak terurai. Raga tak sampai. Ucapmu hampa tak terisi. Sayupmu lelah tak mengerti. Sampai kapan seperti ini? Jiwamu pergi. Sadarmu pergi. Dirimu, "pergi." Tinggal sepatah dua patah kata yang telah patah, tak bermakna selain patah. Sebiji, dua biji, hanya se dan dua. Tak sampai

Apa Aku Manusia?

“Ada akun twitter kagak?” Tanya Abi, seorang laki-laki bertinggi sedang, bermuka oval, berambut tipis. Abi baru saja berkenalan dengan Putri. Seorang wanita yang tak terlalu tinggi, sawo matang, berambut lurus dan panjang. “Apricotalmon” Jawab Putri “sip” “Kamu apa?” Pertanyaan Putri sangat singkat dan ambigu. Abi jawab dengan bercanda “Manusia” “Masa sih? Kamu manusia? Wah...” Putri meladeni “-_-“” Abi yang sedang sibuk tak ingin melanjutkan “wkwkwk” Putri tertawa Dialog singkat tersebut membuat Abi merenungkan sesuatu. Apakah aku benar-benar manusia? Tahu dari mana jika aku benar-benar manusia? Aku pernah mendengar suatu istilah ‘memanusiakan manusia.’ Jika ada istilah memanusiakan manusia, berarti ada manusia yang belum benar-benar menjadi manusia. Lalu seperti apa itu manusia sebenarnya? Apa indikatornya? Aku jadi pusing gara-gara Putri. Padalah niatnya cuma nanya akun twitter. Jika aku bukan manusia, lalu aku apa? Simpanse? Monyet? Di jalanan ibukota sering

Jeritan Sakit Hati

Wah judulnya galau ya. Tapi tenang, ini bukan tentang kegalauanku bukan juga sesi curhatku. Sekadar mengamati bagaimana globalisasi memengaruhi para penyandang cacat "hati." Hal yang wajar bagi para penyandang cacat "hati" untuk membagikan sakit yang dirasakan. Menghilangkan beban dan kembali menjalani hidup tanpa luka. Berbagi merupakan bagian dari proses penyembuhan sakit hati. Di zaman dahulu kala saat internet merupakan hal yang jauh dari jangkauan, para penyandang sakit hati hanya memiliki beberapa pilihan. Curhat dengan teman dekat (dalam artian dekat sesungguhnya, dekat jarak), menyimpannya dalam hati, atau yang paling anarkis, mengirimkan surat ancaman lewat pos. Seiring dengan berkembangnya teknologi informatika, dunia sekarang membuat para tuna cinta memiliki banyak alternatif dalam menyikapi sakit yang diderita. Ditinjau dari segi penyajian. Ada yang menyimpan rasa sakit di harddisk, membagi di jaringan peer to peer LAN, menyebar lewat wifi, atau yan

Emulgator

    Gambar pemandangan yang indah, bagaimana menurutmu? Aku yakin kamu juga punya gambar yang indah. Entah berisi pemandangan, foto dengan orang tercinta, atau bahkan hasil goresan kuas sendiri. Kamu dapat berbagi link di comment post ini untuk beradu gambar mana yang paling indah. Namun, tujuan utamaku bukan itu. Aku ingin berbagi hasil melamunku.     Gambar yang ada di post ini terdiri dari berbagai macam warna. Muda, tua, cerah, gelap, semua bercampur. Aku melamun, membayangkan bagaimana jika gambar itu hanya terdiri dari satu warna. Hitam misalnya. Jika itu hasil jepretan, pasti orang yang menjepret berpikir kameranya rusak, atau ia lupa membuka penutup lensa. Atau saat menjepret tiba-tiba mati lampu, bisa saja kan. Yang pasti hasilnya bakal jelek dan sang pemotret akan memotret ulang.      Aku jadi berpikir, dari lamunanku yang tidak jelas tadi aku mendapatkan satu filosofi. Gambar tersebut indah karena perbedaan. Warna-warna berbeda disatukan, saling melengkapi,