Langsung ke konten utama

Jeritan Sakit Hati

Wah judulnya galau ya. Tapi tenang, ini bukan tentang kegalauanku bukan juga sesi curhatku. Sekadar mengamati bagaimana globalisasi memengaruhi para penyandang cacat "hati."
Hal yang wajar bagi para penyandang cacat "hati" untuk membagikan sakit yang dirasakan. Menghilangkan beban dan kembali menjalani hidup tanpa luka. Berbagi merupakan bagian dari proses penyembuhan sakit hati.
Di zaman dahulu kala saat internet merupakan hal yang jauh dari jangkauan, para penyandang sakit hati hanya memiliki beberapa pilihan. Curhat dengan teman dekat (dalam artian dekat sesungguhnya, dekat jarak), menyimpannya dalam hati, atau yang paling anarkis, mengirimkan surat ancaman lewat pos.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informatika, dunia sekarang membuat para tuna cinta memiliki banyak alternatif dalam menyikapi sakit yang diderita.
Ditinjau dari segi penyajian. Ada yang menyimpan rasa sakit di harddisk, membagi di jaringan peer to peer LAN, menyebar lewat wifi, atau yang paling jauh menyebar melalui sinyal radio baik nasional atau pun internasional
Harddisk. Dalam diri sendiri. LAN, hubungan dekat antara 2 orang. Wifi, penderita tuna cinta menyebarkan sakit hatinya dalam jarak 100meter di dekatnya. Sinyal radio, menyebar ke seluruh negara baik negara sendiri atau negara tetangga.
Dari segi kualitas hanya ada 2. Baik atau buruk. Walaupun batas keduanya terlihat semu dan banyak orang memperdebatkan mana baik mana buruk. Pada hakikatnya baik dan buruk terpisah jelas oleh satu garis yang tegas.
Para tuna cinta boleh meringankan sakit hatinya dengan cara penyajian apa pun. Namun para pakar telah sepakat kualitas yang dipilih haruslah kualitas baik.
Memang kualitas buruk juga dapat menyembuhkan sakit hati. Namun kesembuhan hanya bersifat sementara dan hanya memuaskan keinginan semata. Kualitas buruk bukanlah apa yang para tuna cinta butuhkan. Menyembuhkan luka bukan dengan membuat luka baru.
Kualitas baik akan menuntun para penyandang tuna cinta pada apa yang namanya kelegaan. Hidup tanpa beban dan bebas dari trauma masa lalu. Hal ini telah dibuktikan oleh banyak suksesor. Bahkan dari sakit hati, para suksesor dapat meraup keuntungan.
Contohnya Raditya Dika. Pria multitalented ini meraup keuntungan dari setiap kegalauan dan sakit hati yang menerpanya. Di kalangan internasional ada akun twitter milik lord_voldemort7.
Seperti yang ada di artikelku sebelumnya. "It's not how you see. It's how you look at it" sakit hati juga dapat menguntungkan. Dan kita tidak dapat memungkiri bahwa sakit hati adalah bagian dari pendewasaan seorang manusia.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu belajar