Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Koas Anak Klaten FK UGM Minggu 1

                 “Wah gue dapet klaten 8 minggu bro! Haduuh….”                 “Wah KKN jilid 2 gah”                 “duh alhamdulillah ya gak milih KKN jawa, kalau milih jawa terus dapet klaten juga, 4 bulan bro di Klaten!”                 “hahaha selamat jadi warga klaten, Gah!”                 Stase anak kali ini akan diisi dengan Klaten sebagai ibu Koas. Delapan minggu bukanlah waktu yang sedikit untuk sebuah stase 10 minggu. Sebenarnya aku menginginkan RSUD Banyumas sebagai rumah koas anakku, karena Banyumas sudah kuhapal betul kesehariannya. Tetapi apa daya takdir mempertemukanku dengan RSST Klaten. Sebuah rumah sakit pendidikan tipe B yang sedang mendongkrak dirinya menuju tipe A.                 Hari pertama di Klaten seperti biasa diisi oleh urusan-urusan administratif. Bertemu dengan mas Yanuar dan mas Brilly/Brilli (kita konsensus saja namanya mas Brilly). Mas Brilly adalah staf admin bagian Anak. Ditemui di ruang SMF, di pojokan, dan carilah orang yang selalu t

5 Tips Menulis dari Remah Malkist

Ceritanya Remah-remah Halo semua, beberapa hari ini saya si remah malkist mengalami putus ide dalam menulis. Mau menulis A mentok, menulis b gak selesai, menulis c kok jelek. Lalu sampailah pada kesimpulan saya ingin membuat tips menulis. Karena siapatahu dengan menulis tips menulis, saya dapat kembali seperti dulu ketika ide bermunculan seperti jamur di musim hujan. Alasan kedua siapatahu dapat bermanfaat untuk orang lain. Alasan ketiganya beberapa hari lalu ada yang tiba-tiba bilang “ka amgah nulis lagi dong, aku kalo lagi penat lagi capek suka baca line kak amgah loh atau blognya terus jadi semangat lagi, sangat filosofis” entah itu beneran dia katakan dari hati atau sekadar untuk menghibur si remah malkist. Baiklah kita sudahi pendahuluannya dan kita masuk ke tips pertama. Tips ke-1. Find the positive in negative or find the negative in positive                 Menulis = Mengubah sudut pandang                 Menjadi penulis berarti melihat satu k

Koas Jiwa FK UGM; Isi Hati Pasien

Sabtu 3 September 2016 Pagi-pagi ketemu dr. Isnaini untuk tutorial, beliau adalah dokter yang sangat lembut ke pasien, teliti, dan mengajari kompetensi dokter umum banget. Tutorial kita bahas retardasi mental. Sebuah kasus yang kasihan untuk pasien dan keluarga pasien. Namun, sekarang kita tidak membahas tentang retardasi mental. Setelah tutorial, aku dan priska bingung mau ke mana lalu akhirnya tertarik untuk ke bangsal (padahal tadinya mau pulang). Sesampainya di bangsal kok sepi, ternyata orang-orang pergi ke rehab medis. Akhirnya aku dan priska ke rehab medik tepatnya ke gedung garuda/aula olahraga. Di sana ketemu pak M, mas H, mas Z, tiga orang paling ngena selama seminggu di Grhasia.  Pak M, pak M ini sekilas seperti orang pada umumnya. Beliau adalah pasien bolak-balik yang sudah veteran di Grhasia. Pak M lah yang nyeritain kita siapa sakit apa dan sudah berapa lama, ibarat ketua sensus penduduk Grhasia. pak M sering ngajarin koas tentang pelajaran kehidupan, co

Koas Saraf FK UGM; Sardjito dan Banyumas

Di artikel sebelumnya aku sudah cerita kalau di saraf itu sibuknya pas matahari terbit. Tetapi belum cerita kalau matahari terbenam adalah tanda koas sibuk kembali. Jaga malam di saraf cukup unik dibandingkan di stase-stase kecil lainnya. Unik dalam artian “unik”, di saraf kamu akan merasakan fase kritis yang benar-benar kritis. Ada waktunya kita memeriksa tanda-tanda vital setiap 15 menit. Tidak terbayang jika per 15 menit tersebut terjadinya sekitar pukul 03.00, ketika fisik dan mental mengais-ngais untuk tidur. Saya rasa tidak ada satu pun orang di bangsal yang menginginkan itu terjadi, termasuk keluarga pasien. Karena tanda-tanda vital (TTV) tiap 15 menit juga berarti pasien dalam keadaan tidak bagus. Jika kamu beruntung, kamu hanya perlu TTV tiap 4 jam atau tiap 6 jam. Namun selama aku jaga di saraf, entah mengapa aku tidak pernah mendapatkan privilege tersebut. Selain berangkat pagi dan jaga malam, di saraf ada ilmiah siang. Namun ilmiah siang tidak selalu diadakan tiap

KOAS FK UGM; Interaksi Interpersonal di Koas

-           -           Koas Saraf FK UGM  Part1: Hubungan Interpersonal antar tenaga kesehatan Rumah Sakit  -            -          Stase saraf, stase kecil terasa besar, adalah stase yang mengharuskanmu tiba di Sardjito ketika matahari baru saja terbit. Ketika bangsal (ruang rawat inap) lain masih mengumpulkan nyawa, bangsal saraf sudah sibuk ketuk palu. Kegiatan pagi di sini benar-benar pagi dan benar-benar sibuk, tetapi kegiatan siang di sini lebih bernafas lega dibanding stase lain. -                          Uniknya di saraf, para koas akan mendapatkan residen pembimbing. Satu residen membimbing satu koas, maksimal dua. Otomatis hubungan koas-residen menjadi terjalin. Rata-rata residen saraf sangat baik dan murah ilmu. Di balik capeknya residensi, para dokter ini masih mau menyempatkan waktu menuangkan ilmu pada kami si gelas kosong. -                            Ada temanku yang residennya sampai mau memberikan tentiran hingga sore, padahal residennya juga ada tug

Forensik Selo? Tidak Kuduga

Salah satu teman kelompok yang  hobinya nonton Power Ranger di Asrama Yip yip hooray , sorak-sorai gembira ketika satu stase koas telah rampung. Wajar jika sebelum masuk stase X, para koas baru akan bertanya dengan koas sebelumnya yang sudah khatam. Beberapa informasi yang aku dapat tentang forensik (sebelum masuk forensik); 1. Forensik itu stase Jogja City Mall (JCM), sambil nunggu panggilan, kita bisa jalan-jalan di JCM, 2. Forensik cukup selo, 3. Tanda-tangannya cukup banyak, 4. Dosen favorit. Dua dari empat informasi tersebut ternyata seratus delapan puluh derajat. Forensik stase JCM? Patut dipertanyakan untuk kelompok 16102, forensik memberi kejutan. Bukan hanya tentang forensik stase JCM, tetapi forensik juga stase MasterChef . Bukan hanya jumlah kasus kelompok kami yang cukup lumayan, tapi juga tentang bekas yang ditinggalkan forensik untuk kami. Kita bahas kejutan di paragraf lain, sekarang kita bahas tanda tangan dan dosen favorit. Tanda-tangan di forensik cukup

Koas: Gandengan Tangan atau Suram

Artikel ini bukan menyuruh koas untuk pacaran. Kalau tidak pacaran maka koas menjadi suram. bukan, bukan itu.  Kerja sama adalah hal mutlak dalam dunia perkoasan, namun kemampuan ini kadang diabaikan. Kepiawaian dalam memainkan kerja samalah yang menentukan dunia perkoasan menjadi menyenangkan atau suram. Kerja sama bagus, koas untung, kerja sama jelek, koas buntung.  Neglected yet important, very important.                 Koas berbeda dari dunia persarjanaan ketika mengejar S.Ked, para calon dokter dapat saja survive tanpa orang lain. Tetapi di koas, survive sih survive tapi nyusahin kelompok dan warga sekitar. Aku cukup beruntung berada di tim koas yang dapat bekerja sama, jadi aku contohkan saja hal-hal terburuk yang dapat terjadi jika tidak pandai bergandeng tangan. Contoh pertama (contoh kecil), ada sebuah tugas kelompok dimana harus dikerjakan oleh belasan orang. Tugas yang sebenarnya dapat dikerjakan oleh hanya 5 orang harus dikerjakan >10 orang. Otomatis kemu

Koas Kulit FK UGM

Detik-detik ketika aku mau masuk kulit, semua kakak mingguku bilang koas kulit itu nyantai . Namun, ketika aku sudah kecemplung, ingin sekali kubilang santai dari Hong Kong . Langsung aku konfirmasi dengan teman dekatku dan mereka semua bilang. ritme di kulit itu cepat. Kalau mau koas kulit lancar, tenang seperti di pantai, kamu perlu tahu trik-triknya. Secara umum kulit itu menyenangkan, tidak terlalu capek, residennya baik-baik, dan konsulennya juga baik. Kali ini aku menjadi Chief Stase, Chief adalah orang yang bertugas mengurusi segala tetek-bengek teknis stase koas yang sedang dijalani. Di kulit itu jadwal serba manual, kamu diberikan sebuah misi harus menghubungi dosen A, B, C, D lalu kamu harus membuat jadwal sendiri dengan beliau-beliau. Kalau kelompokmu mendapat dosen yang tidak terlalu sibuk, atau memiliki jadwal yang tetap, kamu beruntung. Tetapi jika kamu mendapat dosen yang sibuk atau yang memiliki jadwal serba mendadak, kamu perlu berdansa dalam alunan pesan pend

Koas Banyumas FK UGM

Hai! Sudah lama kita tak bertemu di ruang semu. Detik-detik dimana jari ini sedang mengetik adalah detik-detik menjelang Real Madrid vs Atletico Madrid. 00:40 tepatnya, 1/3 malam paruh kedua, 1/3 malam si pengapit. Berdiri di dalam pikiranku sebuah ide tentang Banyumas dan segala cerita di dalamnya.                 Semua berawal dari tangan mbak Ning, sang Admin Koas Mata. Mbak Ninglah yang membawa nasib dua orang bernama Amgah dan Vian ke Banyumas. Rumah Sakit jejaring paling jauh kedua setelah Cilacap (Pati tidak masuk hitungan). Momok bagi orang-orang yang ingin berada di sekitar Jogja. Momok bagi kami yang belum pernah ke sana.                 Namun, mari kita putar balikkan layar laptop. Banyumas berarti petualangan baru, Banyumas berarti cerita baru. Aku dan Vian akhirnya menentukan mobil pribadi sebagai moda angkutan kami, harapannya di sana nanti bisa jalan-jalan pribadi juga. Berangkat hampir maghrib, dengan harapan sampai di Banyumas sekitar jam 20.00                 P