Langsung ke konten utama

Koas: Gandengan Tangan atau Suram


Artikel ini bukan menyuruh koas untuk pacaran. Kalau tidak pacaran maka koas menjadi suram. bukan, bukan itu. 

Kerja sama adalah hal mutlak dalam dunia perkoasan, namun kemampuan ini kadang diabaikan. Kepiawaian dalam memainkan kerja samalah yang menentukan dunia perkoasan menjadi menyenangkan atau suram. Kerja sama bagus, koas untung, kerja sama jelek, koas buntung. Neglected yet important, very important.
                Koas berbeda dari dunia persarjanaan ketika mengejar S.Ked, para calon dokter dapat saja survive tanpa orang lain. Tetapi di koas, survive sih survive tapi nyusahin kelompok dan warga sekitar. Aku cukup beruntung berada di tim koas yang dapat bekerja sama, jadi aku contohkan saja hal-hal terburuk yang dapat terjadi jika tidak pandai bergandeng tangan.
Contoh pertama (contoh kecil), ada sebuah tugas kelompok dimana harus dikerjakan oleh belasan orang. Tugas yang sebenarnya dapat dikerjakan oleh hanya 5 orang harus dikerjakan >10 orang. Otomatis kemungkinan gabut (gaji buta/tidak kerja) sangat tinggi. Perlu otak kreatif agar semua orang dapat bekerja secara adil.
Jika gagal bekerja sama, banyak orang yang gabut
Contoh kedua; dapat tugas yang berat secara fisik atau secara mental. Bagaimana caranya agar tugas berat itu dapat dipotong-potong menjadi tugas yang kecil-kecil, sehingga beban dari tugas pun terfragmen-fragmen. Kadang hal ini sulit dilakukan sehingga tugas yang berat ya tetap menjadi berat.
Jika tidak mengerti bahwa kerjaan dapat dipecah-pecah, kerjaan yang ada akan selalu berat. Minimal meringankan beban kerja adalah bercanda sesuai porsi dan situasi. Jika bekerja dengan hati yang nyaman dan senang, berat pun terasa ringan. Lagi-lagi, kerja sama adalah penentu, kerja sama untuk sama-sama membuat senyum.
Contoh ketiga; manusia berasal dari keluarga yang berbeda, budaya yang berbeda, dan sudut pandang yang berbeda. Perbedaan itu dapat prominen tapi dapat juga dangkal. Jika prominen, satu dengan yang lain dapat berseteru, bagaimana agar perseteruan dapat menjadi dingin atau minimal kerjaan dapat diselesaikan secara profesional, semua itu butuh kerja sama.
Jika gagal bekerja sama, minimal satu sama lain gondok-gondokan. Atau kena marah dokter, atau paling buruk kerjaan tidak selesai dan menimbulkan efek yang kita semua sama-sama tidak ingin tahu. Banyak contoh lain tentang bagaimana kerja sama memerankan peran penting yang dapat dirasakan ketika koas nanti.
Koas secara internal berarti kamu-doktermu-dan kelompokmu. Triad komunikasi itu perlu dipegang amat sangat karena jika satu terputus akan menyusahkan.  Jika kerja sama antar ke-3 hal tersebut berjalan apik, seberat apa pun koas akan terasa menyenangkan. Kebahagiaan akan mengundang kebahagiaan yang lain. Kepanikan akan mengundang kepanikan yang lain. Senyum akan mengundang senyum yang lain

-Pernah bertemu orang yang senyumnya manis? Jadi pengen ikut senyum juga kan? :) – (buat koas FK UGM yang sudah bertemu ...., pasti mengerti)


                Sekarang bagaimana caranya melatih kerja sama? Aku pun tak begitu ahli, masih perlu belajar banyak. Tapi, akan kubagikan satu tips. Memang ada teori-teori dasar perihal cara untuk bekerja sama, tapi teori berbeda dari praktik. Terkadang ketika menjalankan teori tersebut, kita menemui kesulitan yang bahkan google pun tak punya jawaban. Itulah pelajaran kehidupan.
Pelajaran kehidupan, pelajaran yang tidak ada di buku tapi ada di depan mata, dilakukan, bukan dibaca. Pelajaran yang hanya akan muncul untuk orang-orang yang mencari. Pelajaran yang SKSnya ada tapi kadang tidak diambil. Pelajaran yang penting tapi kadang dikubur hidup-hidup oleh hingar-bingar cumlaude atau nilai akhir.
Saya ketika menyeleksi orang yang mau masuk ke dalam tim, pernah menemui orang yang nilainya sangat tinggi tapi ketika diajak kerja sama, sulitnya minta ampun. Buat apa memiliki istri yang cantik, tapi tidak bisa berkomunikasi dengan dia, 11-12 dengan tidak punya istri bukan. Atau memiliki mobil yang mewah tapi tak bisa dijalankan, mending punya sepeda tapi bisa sampai tujuan.
Satu tips untuk melatih kerja sama adalah bersosialisasi yang menuntut untuk menyelesaikan suatu pekerjaan; kepanitiaan, organisasi, apapun asal ada kerjaan yang harus dilakukan. Bersosialisasi tanpa kerjaan akan melatih kerja sama dalam hal personal (hubungan untuk bermain), tetapi tidak akan melatih kerja sama dalam hal profesional (hubungan untuk menyelesaikan suatu kerjaan). Ada orang yang enak diajak main bareng, tetapi tidak enak diajak kerja sama untuk kerja dan vice versa. Latihlah kerja sama yang sama-sama enak buat diajak main dan diajak kerja.
Semakin sering mendapat kasus nyata, semakin lihai kepiawaian dalam kerja sama. Orang yang tidak ikut organisasi pun dapat saja pandai dalam kerja sama. Loh? Karena dia sudah mendapat ilmu bekerja sama di keluarganya. Tapi kalau kita tidak punya itu, carilah ladang ilmu kerja sama di panitia atau organisasi atau apa pun. Banyak ladang ilmu yang menyediakan SKS kerja sama, tinggal masalah mau atau tidak mau.
Semoga tulisan ini dapat menginspirasi pembaca, karena saya cukup prihatin akan tergerusnya nilai ini. Banyak orang dan orang tua yang hanya mementingkan nilai dan mengesampingkan pelajaran hidup. Padahal keduanya harus berjalan beriringan seperti suami dan istri. Mungkin saya pribadi juga termasuk orang yang sulit bekerja sama, tetapi yang penting tetap berusaha untuk belajar dan mengambil SKS bekerja sama di berbagai tempat.
Selamat bekerja sama, semoga kehidupanmu menyenangkan

“Kebahagiaan mengundang kebahagiaan lainnya, tawa mengundang tawa lainnya, senyum mengundang senyum lainnya. Tersenyumlah” :)

copyright to amgah.blogspot.com

sumber gambar;
http://www.ummiindonesia.com/
http://static.kidspot.com.au/

Komentar

  1. Mas artikelnya menarik!
    Mau tanya menurut mas apakah jenis kepribadian (sanguin, koleris, melankolis, plegma) seseorang dalam tim akan berpengaruh besar dalam tim? Matur nuwun

    BalasHapus
    Balasan
    1. hm berpengaruh tapi bukan berarti tipe A tidak bisa sama tipe B. Berpengaruh maksudnya, dengan 4 kepribadian itu kita bisa menilai kita yang mana, terus bisa menilai orang lain yang mana. Lalu memperlakukan orang tsbt sesuai dgn pengetahuan yg kita punya

      Berpengaruh tp bukan buat seleksi/bukan buat pacuan.. tapi untuk mengerti diri sendiri dan orang lain lalu memilih sikap yang pas

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu belajar