Langsung ke konten utama

Hari ini Aku Bertemu Dirinya



26 Februari 2013, lanjutan dari sekuel 4 Jam Mencari Ember.

Pemberitahuan, ini bukan cerita cinta.

*Nada Maudy Ayunda di film perahu kertas*
Neptunus, hari ini aku punya cerita untukmu. Hari ini, aku bertemu dengan dirinya. Dirinya yang mampu membuatku hilang kata. Dirinya yang mampu membuatku salah tingkah. Aku akan menuliskan ceritanya untukmu, semoga kamu senang membacanya.
Jadi begini ceritanya, aku baru saja selesai belajar di RadioPoetro, gedung kuliahku. Aku ingin membeli makanan di bursa, sebuah toserba yang juga menyajikan makanan. Ketika di dalam bursa aku tak sadar bahwa ia juga ada di sana. Sebut sajalah Y. Aku hanya memerhatikan makanan dan langsung pergi ke luar.
Ketika di luar – tepat di depan bursa – tiba-tiba ada seseorang menyapaku dari belakang.
“Hai gah”
“Eh hai, Y” Sontak aku menoleh ke belakang, tanpa sadar badanku ikut berputar. Subhanallah makin cantik aja. Waduh, kenapa tadi aku gak liat kalo dia di dalem. Takutnya dikira sombong karna gak nyapa. Gimana nih.
“mmm”
“mmm” Duh mau ngomong apaan nih. Ayo otak ayo, cari topik tak. Kaki udah terlanjur terpaku nih. Mau ngomong apaan aku, udah lama gak ketemu jadi bingung mau ngomong apa.
“Mmm cuma nyapa aja kok” Jeger
“Mmm gimana, Y?” Tiba-tiba kalimat itu keluar begitu saja. Woy, kamu mau nanya apaan. Apanya yang gimana. Duh apanya ya yang gimana.. Otak mikir tak, apanya yang gimana “mm gimana edufunction 3?” (Edufunction 3 adalah sebuah acara yang kami tergabung di dalamnya sebagai panitia).  Waduh, kok nanya edufunction, kan itu acara gak gimana-gimana.
“Hmm.. ya... gak gimana-gimana gah” Tuhkan!
“Eh iya ya, oiya aku gak ikut edu 3 kayaknya.. Padahal pengen banget ikut”
“Yah padahal itu acara penutupan kita loh.”
“Iya... Ada AC juga yang ngisi acara, kayaknya bakal seru. (AC adalah panitia yang mengurusi tentang seni dan budaya. AC akan menampilkan tarian daerah dan menyanyi bersama di edufunction 3)”
“Oiya, yang sekarang AC ngisi acara ya. Kamu kenapa gak ikut?”
“Hm itu... lomba poster”
“Oooh, kamu jadinya ikut toh, sama siapa aja?”
“Sama Putu, sama Gita” Waduh.. bawa-bawa nama cewek, kok jadi gaenak ya
“Ooh..”
“Hmm” Wayoloh, mau nanya apa lagi. Mau nanya gimana liburan, udah basi. Mau nanya kuliah gimana, masa daridulu nanya kuliah terus. Mau nanya kabar, ya baiklah, kalo sakit mah gak kuliah. Mau nanya ‘Eh liburan kamu duluan ya?’ Pertanyaan retorikal yang bener-bener gak penting. Nanya apaan nih bingung.. “Yaudah deh aku duluan ya. Sukses Y kuliahnya”
“hm iya, makasih, kamu juga sukses lombanya, semangat yo.”
“Eh makasih Y, sukses kuliahnya, yo sama-sama” Aku meninggalkan tempat itu dengan sebuah senyuman terulum di bibir. Walaupun sejujurnya aku agak kecewa dengan pengaturan tata bahasaku yang telah mengeluarkan obrolan-obrolan kurang penting.
*Mengingatkan bahwa ini nada Maudy Ayunda*
Begitulah neptunus ceritaku. Aku dan dia bertemu di sebuah organisasi fakultas. Pertama kali bertemu dengannya aku tak merasakan apa-apa. Sampai suatu saat aku merasakan sesuatu ketika mengobrol dengannya.
Tapi neptunus, aku tak mau mencari tahu lebih lanjut apa itu. Aku juga tak mau menuruti rasa penasaranku akan dirinya. Untuk sekarang, aku titipkan hatiku dulu ya, aku ambil kapan-kapan. Aku tak mau melabuhkan hatiku dulu untuk siapa pun.
p.s: Surat ini aku biarkan mengalir di sungai yang agak kotor. Semoga kamu nerima surat ini ya neptune. Ati-ati suratnya bau, sekalian bilang sama orang-orang. Jangan suka buang sampah di sungai. Dah neptune

Komentar

  1. Berarti kamu juga buang sampah sembarangan (re: kertas) haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini komen terpinter dan paling out of the box yg pernah aku liat. (y) good job brilian wkwkw, tp alhamdulillah aku gak buang kertas beneran kok (re: ngehanyutin perahu kertas)

      Hapus
  2. mmm aku tau siapa gah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu belajar