Langsung ke konten utama

4 Jam Mencari Ember: Sebuah Perjalanan Tak Terduga


Part 1. Langkah Pertama

Hari itu - hari yang aku lupa tanggalnya – aku dan satu orang rekan kerjaku mencari ember untuk acara edufunction.  Ember ini bukan ember biasa, ember ini harus yang paling besar dan bekas, besar dan bekas. Edufunction, singkatan dari education, fun, and action, sebuah acara amal yang digagas oleh AMSA UGM. Acara ini bertempat di sebuah yayasan yatim piatu di Jogjakarta. Acara ini bertujuan memberikan pengetahuan dan kebahagiaan kepada anak-anak di sana.
                Edufunction membutuhkan 7 ember cat untuk dihias. Konsep acara yang dilontar adalah menyulap barang-barang tak berguna menjadi berguna. Barang yang beruntung kali ini adalah ember cat, ia akan disulap menjadi sebuah tong sampah. Aku yang merupakan bagian dari panitia perlengkapan edufunction bertanggung jawab akan ketersediaan ember cat.
                Saat pertama kali aku diberi tahu bahwa aku harus menyediakan ember cat, aku biasa saja, aku pikir itu pekerjaan mudah. Ternyata, semua berubah sejak negara api menyerang. Eh salah, maksudnya semua berubah ketika aku mulai mencari si ember. Oiya satu lagi, semua berubah ketika jadwal kuliah dan deadline bersatu dalam satu alunan melodi yang mencekik.
                Tibalah hari yang ditunggu, hari yang telah kupersiapkan untuk mencari ember di sudut-sudut kota jogjakarta. Hari ini atau tidak sama sekali, ke tujuh ember tersebut harus ditemukan. Tak peduli berapa jam yang harus kuhabiskan untuk mencarinya, yang penting ke tujuh ember tersebut sudah ada di tanganku hari ini juga. Tapi sebenernya, gak mungkin itu tujuh ember ada di tanganku, mana muat.
Perjalanan dimulai dari sebuah rumah yang sedang dibangun. Aku sudah mengintai rumah itu sejak pertama kali dibangun.  Kebetulan aku kenal dengan kontraktor yang membangun rumah itu. Aku coba menghubunginya, menjelaskan acara edufunction dan mengapa aku butuh ember. Di akhir telfon ia menjanjikan 4 atau 5 ember.  Ia akan menaruh ember-ember tersebut di sebuah tempat penampungan, tepat jam 10 pagi pada hari minggu. Pukul 10.30, aku dan rekan kerjaku sesama perkap berangkat dari kosan. Tepat pukul 11.00 aku tiba di tempat yang dijanjikan, aku lihat ke dalam tempat penampungan dan ternyata aku menemukan....

bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu belajar