Langsung ke konten utama

“Guru” Ilegal di SMA Labschool Jakarta



Artikelku kali ini membahas tentang suatu peristiwa mendebarkan yang aku rasakan sendiri. Semua bermula dari persiapan Ujian Nasional tahun 2012. Aku yang bersekolah di SMA Labschool Jakarta menemukan beberapa “Guru” ilegal. “Guru” ini baru aktif mengajar ketika menjelang UN, kemunculannya secara tiba-tiba dan sembunyi-sembunyi. Menurut kabar kupu-kupu yang terbang di sana sini, “Guru” ini tidak mendapatkan gaji satu rupiah pun. Anehnya, “Guru” ini tetap mengajar. Kira-kira apa motivasi mereka? Bagaimana akhirnya, apakah ketahuan?

Jumlah pasti mereka tidak diketahui, gerakannya yang gerilya sulit dideteksi. Diperkirakan ada belasan “Guru” ilegal yang mengajar selama persiapan UN. Mereka biasa mengajar di sekolah atau di rumah salah satu murid. Sejauh otak memutar, aku mengetahui empat di antaranya; M Dimas Abdul Aziz Cakaradewa, Ganang Rizky Nugraha, Lady Aurora, dan Abdi Marang Gusti Alhaq.

Aku tak tahu banyak soal M Dimas AAC, tapi aku tahu banyak tentang sisanya. Abdi Marang Gusti Alhaq (Amgah) mulai bergerilya dari bangku ke bangku di kelasnya, XII IPA 4. Hal itu ia lakukan bersama partner sebangkunya, Ganang Rizky Nugraha (Ganang) dan ranking satu kelas ipa 4 (Lady Aurora). Kegiatan saling membantu tersebut dilakukan di sela pelajaran atau pada jam istirahat. Namun ternyata, hal itu tidak begitu efektif. Akhirnya mereka memutuskan untuk membuat gebrakan baru.

Amgah memberanikan diri membuka kelas tambahan di sekolah pada saat jam pulang atau bahkan hari libur. Ganang ikut dengan Amgah, sedangkan Lady memilih rumahnya sendiri untuk dijadikan markas besar. Mereka bertiga juga pernah berada dalam satu atap untuk saling bertukar ilmu.

Menurut mereka, berbagi itu indah. Hal tersebut baru mereka rasakan ketika semua orang sudah sibuk dengan universitasnya masing-masing. Seperti sebuah pepatah “Manusia baru sadar akan arti suatu hal, ketika ia telah kehilangannya.” Mereka merasakan rindu yang mendalam ketika tak lagi mengajar. Salah satu dari mereka -- Amgah – ingin sekali bisa mengajar lagi. Amgah rindu akan kegiatan berbagi ilmu yang tak jarang diisi dengan humor. Ganang dan Lady juga rindu akan kehangatan sebuah kebersamaan. Saat semua orang bersatu mewujudkan satu mimpi; Sukses Ujian Nasional.

Satu kenangan yang tak dapat kulupakan adalah ketika Amgah mengajar matematika.

Amgah: Ayoo, ini kenapa pakenya Cos. Kenapa gak pake sinus?
Audiens: Karena samping per miring, Gah!
Amgah: Salah! Karena rumahnya jauh! Makanya dia cos.
Audiens: *Hening*

Atau saat Amgah mengajar biologi.

Amgah: Nah hari ini kita akan belajar biologi tentang fotosintesis khususnya reaksi terang. Ada yang tau apa itu reaksi terang?
Audiens: Reaksi yang gak gelap, Gah!
Amgah: Aduh ampun deh, Nenek-nenek tiger sprong juga tahu. Reaksi terang itu adalah reaksi yang butuh cahaya.
Audiens: Tuhkan bener! Gak gelap.
Amgah: Iye iye. Jadi reaksi terang itu dimulai dengan fotolisis Air! Ada yang tau apa itu fotolisi air?
Audiens: Apa tuh gah?
Amgah: Fotolisis air adalah pemecahan air oleh cahaya. Foto = Cahaya, lisis = pecah. Air yaitu H2O dipecah menjadi H plus dan O2. Nah gue punya perumpamaan disini. Bayangin H20 ini adalah sepasang kekasih. Sepasang kekasih ini diganggu oleh orang ketiga yang tak lain tak bukan adalah cahaya. H plus sama O2 gak tahan dan akhirnya pisah gara-gara cahaya. H plus ini gak tahan buat ngejomblo, dia maunya cepet-cepet pacaran lagi. Akhirnya H plus ngegandeng NADP dan jadilah NADPH. Sedangkan O2 masih trauma dan memilih pulang kampung ke udara.

Cuplikan cerita tersebut merupakan satu dari pengalaman menyenangkan dalam berbagi ilmu. Di samping ilmu, kadang tawa dan canda ikut dibagikan bersama. Ketika semua berakhir, terasa satu hal telah direnggut dari dalam diri. Seperti ada yang kurang, hal itu bernama berbagi. Banyak hal yang terjadi bersama berbagi. Ada tawa, canda, duka, pengalaman, jerih payah, keringat, kemauan, kepuasan, melegakan kepedihan orang lain, ikut merasakan kebahagiaan orang lain, semua itu eksklusif dan hanya ditemukan ketika sedang berbagi.

Teruslah berbagi untuk sesama. Mulai dari orang yang terdekat, mulai dari yang mudah
.
“Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi sesama”

p.s: Kegiatan “Guru” ilegal tersebut telah terendus oleh pihak sekolah. Namun, mereka tidak dipentung malah didukung. Di pengumuman kelulusan, mereka semua diakui oleh kepala sekolah. Walaupun mereka tak mendapat uang, ada hal yang lebih indah daripada uang yang hanya mereka dapatkan ketika mereka berbagi.

Sumber Gambar: edudemic.com

Komentar

  1. Lika-liku menjadi guru memang sangat mengasyikan itu kalau kita bisa menikmatinya, sebaliknya bisa juga menjadi petaka bagi diri sendiri. trima kasih posting ini menjadi inspirasi bagi saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah bener banget pak! Saya juga punya pengalaman pahit selama menjadi "guru" Padahal saya bukanlah seorang guru beneran. Pas ngerasain itu saya langsung berpikir "Waduh, gimana yang udah jadi guru selama bertahun-tahun."

      Tapi ya itu, "Ada tawa, canda, duka, pengalaman, jerih payah, keringat, kemauan, kepuasan, melegakan kepedihan orang lain, ikut merasakan kebahagiaan orang lain, semua itu eksklusif dan hanya ditemukan ketika sedang berbagi."

      :D Terima kasih pak

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu belajar