Langsung ke konten utama

Kisah Sukses; Mandiri Materiil dan Immateriil di Usia Belia

30 Januari 2016
Pengumuman Lomba ATMACORDIS dan Seminar Kesehatan. Sebenarnya untuk tanggal ini, aku tak berutang. Karena 500 kata terwakili dengan artikel kesehatan yang aku tuliskan di legowo.com mengenai pneumonia anak dan demam (berdarah) dengue. cekidot (yang penasaran bisa dicek) di http://www.legowo.com bagian artikel kesehatan. 

31 Januari 2016
Hari ini adalah hari rumah, ketika rumah adalah sumber penghidupan. Banyak cara untuk menghabiskan liburan; bermain, belajar, B-O-B-O BOBO (dengan nada jingle majalah BOBO). #jayus. Akan tetapi ada satu hal yang ingin kusampaikan. Aku sedikit menyesal karena dulu saat kecil menggunakan masa liburanku hanya untuk bermain. Hasil dari hal itu adalah saat ini kehidupanku masih bergantung pada orang tua. Coba lihat temanku dengan inisial A, dia sekarang sudah mempunyai penghasilan sendiri dengan memanfaatkan liburannya secara cerdas. Si A sudah membuat bukunya sendiri dan mendapat royalti dari buku yang dibuatnya!

Sejujurnya aku ingin sekali dapat BERDIKARI, tapi jalur pendidikan yang kujalani saat ini memiliki jalan yang panjang sampai mencapai gaji pertama. Teman-temanku yang ada di fakultas non-kedokteran ada yang sudah mendapatkan gaji pertama, mendapatkan pekerjaan permanen, bahkan ada yang sudah menikah. Hm, memang selimut tetangga selalu lebih hangat, rumput tetangga selalu lebih hijau. Semoga ada editor/penerbit yang tertarik dengan tulisanku

Bagaimana jika renungan hari ini aku pakai untuk membagikan kisah sukses dari orang-orang di sekitarku. Bagaimana remaja-remaja yang punya daya juang tinggi berhasil meraup pundi-pundi uang melalui keringatnya sendiri. Tak jarang temanku yang cerdas mengarungi derasnya kehidupan, pintar mencari gua dan menemukan harta karun yang terpendam.

Teman pertama yang kuangkat adalah Azka Asifa, Jogja Tulen, seumuran denganku, tetapi punya bisnis dimana-mana. Pertama kali kukenal karena dia mengisi acara di organisasiku, duduk sebagai narasumber entrepreneur, berjuang dengan jalur kehidupan yang sulit tetapi berhasil mencapai kemandirian ekonomi di usia yang cukup muda. Tak perlu jauh-jauh menengok dr. Gamal yang sangat sukses, jalan berapa meter ke fakultas ekonomi saja sudah disuguhi orang-orang inspiratif yang berhasil tidak merepotkan orangtua! Setidaknya dari segi biaya.

Teman kedua adalah temannya Azka, namanya Santi. Aku mengenal Santi karena dikenalkan oleh Laily. Sejujurnya aku tak terlalu mengenal Santi, aku ingin mengangkatnya karena dia berhasil menghasilkan uang dari menulis! Sedangkan aku tidak. Sejauh yang kutau, Santi termasuk salah satu penulis di dalam proyek Hanum Salsabiela Rais. Selain menulis, Santi dikalungi berbagai macam prestasi dari Mahasiswa Berprestasi hingga penghargaan dunia tingkat ASEAN. Lebih lengkapnya bisa dilihat di Instagram Santi Wibowo (?) atau Santika Wibowo.

Teman ketiga adalah orang yang mengenalkanku pada Santi, Laily. Laily adalah seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran dengan segudang cerita non-kedokteran plus kedokteran. Kali ini yang kuangkat adalah cerita non-kedokterannya. Laily berhasil mengantongi sejumlah uang dari hasil kerja kerasnya sebagai MC, pembawa berita, vocal group, dan berbagai olah suara lainnya. Karena saya mengenal Laily cukup baik, saya sedikit tahu bagaimana ombak kehidupan yang menerjang Laily. Dia tidak main-main dalam menyetir perahunya hingga akhirnya mendapatkan ilmu untuk menyulap keringat dan air mata menjadi kesuksesan (baik kebahagiaan berkarya atau kemandirian uang).

Teman keempat sebagai pengingat bahwa uang bukanlah segalanya, meskipun di artikel ini aku sangat menekankan kemandirian ekonomi dan berhenti merepotkan orangtua. Ada satu hal yang ingin juga kutekankan, yakni tujuan utama dari hidup; Untuk apa manusia diciptakan? Teman keempat yang kuangkat sekaligus sebagi penutup cerita ialah Parangeni Muhammad. Di usianya yang sepantaran denganku, dia telah berhasil menjadi hafiz (penghafal al Quran).

Banyak sekali barokah yang melekat pada diri seorang penghafal Al Quran dan sayangnya tidak dapat terbahas di artikel ini. Selain seorang penghafal Al Quran, ilmu Agama yang ia miliki juga luar biasa. Ilmu agama yang dalam tidak membuat Ngeni membuka aliran baru atau pun mengajak orang-orang untuk membuat bom. Justru Ngeni mengajarkan bagaimana indahnya ilmu Agama jika dipelajari dan diamalkan, mengajak pada kedamaian dan keharmonisan. Aku ingin bercerita bahwa orang-orang yang mengatasnamakan agama untuk berbuat jahat sebenarnya tidak memiliki pemahaman atas agama yang dianutnya (salah pemahaman).

Sekian cuplikan beberapa kisah orang sukses di sekitarku, semoga Anda yang membaca ini dapat menjadi sukses pula. Mari sama-sama merenungi bagaimana agar perjalanan yang kita jalani menjadi sukses. Bagaimana harus berjuang agar bisa berhenti merepotkan orangtua, mendapat kemandirian ekonomi, dan dapat mencicil bekal untuk kematian serta memaknai arti serta tujuan dari hidup, aamiin.

copyright to amgah.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu belajar