Langsung ke konten utama

Satu Manusia Utuh, Simbol Keberagaman + Doa untuk Palestina



       Pengumuman: Halo semua :D untuk post kali ini aku akan bercerita tentang sebuah keberagaman. Sebelum beranjak ke keberagaman, aku ingin mengajak para pembaca yang terhormat untuk ikut bersama mendoakan saudara-saudara kita di palestina. Jangan biarkan keberagaman bermutasi menjadi kekerasan yang menakutkan, tumbuhkan keberagaman dengan DNA asli yang menyuarakan kedamaian dan toleransi.
       Mari kita doakan agar konflik zionist - palestina segera selesai. Semoga tidak ada lagi dentuman bom yang disertai teriakan histeris. Semoga tidak ada lagi tangisan pilu yang mengalir bersama darah. Semoga tidak ada lagi kematian akibat peluru-peluru yang tak punya perasaan.

insert gambar: Keberagaman, Save Gaza from Seoul


Jumat, 12 Oktober 2012 di laboratorium anatomi FK UGM. Aku memandang gedung kubus berwarna putih tersebut dan melihat aura yang berbeda, aura yang lebih menyeramkan dibanding hari-hari sebelumnya. Aku kira bukan karena kadaver yang ada di dalamnya, melainkan karena dalam hitungan menit ujian anatomi akan dilaksanakan. Suasana siang itu begitu ricuh, semua sibuk mempelajari tulang belulang dan otot. Semua begitu fokus dengan apa yang dipelajarinya, semua kecuali satu orang.
Satu orang itu adalah aku sendiri, aku memilih untuk memisahkan raga dan jiwaku. Ragaku berada di lab anatomi namun jiwaku berada di depan laptop. Aku sedang berpikir kira-kira apa yang mau aku tulis untuk syarat masuk BPPM, BPPM adalah sebuah badan pers mahasiswa di UGM.  Salah satu syarat untuk masuk BPPM adalah sebuah tulisan yang terdiri dari 400 sampai 500 kata dengan tema “Menghidupi Keberagaman.” Syarat tersebut harus sudah jadi sebelum tanggal 13 Oktober. Sedangkan aku di sini belum tau harus menulis apa. Apa yang beda, apa yang unik, apa yang kira-kira menarik untuk sebuah keberagaman.
Aku melamun, sebuah perjalanan pencarian ide terjadi di depan laboratorium anatomi. Aku bertekad sebelum ujian dimulai aku harus menemukan ide. Aku merenung sampai suatu hembusan angin membawakanku sebuah ide mentah, ide tersebut bernama tulang. Mungkin karena aku mau ujian anatomi maka keluar ide untuk menulis tulang.
 Aku berpikir bahwa satu manusia utuh terdiri dari banyak tulang yang beragam. Kalau tulang beragam, terus kenapa? Tak lama kemudian jawaban datang dengan sendirinya. Ada seorang temanku yang mengeluh, keluhan tersebut membuatku berpikir dan pikiranku membuatku bertemu pada sebuah ide yang matang.
            “Aduh! Kenapa susah banget sih ngafalin tulang, ada yang nonjol, ada yang kaya cekungan.. Setiap berubah struktur namanya juga berubah. Kenapasih mereka berbeda, bikin susah aja. ”
Oiya, tulang kan beragam. Ada yang bentuknya panjang terus di ujungnya ada tonjolan (radius). Ada juga yang bentuknya panjang tapi di ujungnya ada cekungan (ulna). Dua tulang itu gabung jadi satu. Tonjolan di radius bikin dia bisa nyatu sama ulna, karena ulna punya cekungan. Mereka bersatu dan jadilah sebuah struktur yang bersinergi. Tulang diciptakan beragam supaya bisa bekerjasama! Supaya bisa nyatu!  Wah, bisa dijadiin bahan buat essay BPPM!


 

 








            Gabungan radius ulna membuat sebuah sendi yang disebut articulatio radio-ulnaris. Sendi ini memungkinkan manusia untuk membalikkan telapak tangan. Padahal dua tulang ini berbeda, tapi mereka mau bersatu dan bekerja sama. Mereka membuat keberagaman tulang menjadi hidup, keberagaman yang bisa menggerakan telapak tangan, keberagaman yang mempunyai makna dan manfaat.
               Selain itu, aku berpikir bahwa setiap tulang punya posisinya masing-masing. Contoh, radius tahu bahwa ia memiliki tonjolan yang cocok untuk cekungan di ulna. Maka radius akan bersatu dengan ulna bukan dengan tulang yang lain. Bagaimana penentuan posisinya pun spesifik, salah posisi maka keberagaman akan mati. Misalnya posisi ulna diputar sehingga cekungan tidak menghadap tulang radius. Tonjolan di tulang radius tidak akan bisa bertemu dengan cekungan di ulna, sehingga  keberagaman pun mati karena keberagaman tidak mempunyai makna dan manfaat.
               Aku berpikir bahwa penempatan posisi tulang memiliki arti bahwa untuk menghidupkan keberagaman diperlukan penempatan. Bagaimana mencari sisi positif yang cocok untuk disatukan. Bagaimana mencari kelebihan untuk menutupi kekurangan. Karena manusia beragam, punya kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Karena dengan bersatu, manusia saling menggabungkan kelebihan untuk menutupi kekurangan. Pada akhirnya keberagaman akan hidup, mempunyai makna dan manfaat.

 Sumber gambar:
http://theyoungradical.tumblr.com
http://avonapbiology.wikispaces.com



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu belajar