Langsung ke konten utama

Ikhlas atau Munafik


1.
Berkata imam An-nawawi rahimahullah1

"Kemudian jika ia melakukan hal itu (2 syahadat, solat, dan zakat) dengan niat yang ikhlas lagi baik, maka ia orang yang beriman. Jika ia melakukan hal itu karena pura-pura (taqiyyah), atau takut pada pedang, seperti orang munafik, maka perhitungannya diserahkan kepada Allah, dan Dialah Yang Menguasai segala rahasia.

Demikian pula siapa yang shalat dengan tanpa wudhu atau mandi dari jinabat, atau makan di rumahnya dan mengklaim berpuasa, maka perbuatannya diakui, sedangkan perhitungannya diserahkan kepada Allah. Wallahu a'lam"



Faedah yang kita ambil dari perkataan beliau adalah;
- ikhlas atau tidak ikhlas orang lain adalah hak Allah untuk menghisabnya
- ikhas atau tidak ikhlas diri sendiri adalah kewajiban kita untuk mengerjakan yang ikhlas jika ingin menjadi orang beriman

***
2.
Fenomena yang ada sekarang adalah sama-sama Islam, syahadatnya sama, sholatnya sama, zakatnya sama, tetapi perilakunya berbeda. Ada yang perbedaanya dalam koridor yang sama, sama-sama santun. Namun ada juga yang sampai mencela, seperti saya dituduh teroris (baca: standar ganda). Lantas mengapa berbeda? Ada yang perlu dievaluasi dari pribadi masing-masing termasuk saya sebagai penulis.

Di dalam tingkat individual, ikhlas atau munafik adalah urusan hati, kita tidak punya hak menghisab orang lain namun kita wajib mengevaluasi keikhlasan diri sendiri. Lantas bagaimana dalam kehidupan bermasyarakat? bagaimana sikap kita di tengah-tengah fenomena perbedaan?

Memilih tempat bergaul/Sahabat
Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Memilih tempat belajar/Guru
Ali bin Abi Thalib radhiallahu'anhu berkata
"Lihatlah dari siapa kalian mengambil ilmu ini, karena ia adalah agama"
(Al-kifaayah fii 'ilmir riwayah hlm.121 oleh al-Khathib al-Baghdadi)2

Di zaman yang penuh dengan fitnah ini sehingga kita bingung karena sama-sama islam tetapi kok berbeda? Ada orang yang memilih diam atau mengalir saja tidak terlalu peduli terhadap agamanya. Namun ada juga yang memilih belajar dan bersungguh-sungguh di dalamnya. Lantas bagaimana memilih? Sudah di jelaskan di dalam standar ganda bagaimana Qur'an adalah standar seorang muslim.

Hendaknya kita belajar Qur'an dan berdoa kepada Allah. ya Allah yang Maha Mengetahui, tunjukkanlah kepada kami yang haq dan yang bathil sehingga kami mampu menuju yang haq dan menghindar dari yang bathil.

Sebagai wujud dari doa tersebut adalah belajar. Bagaimana Allah memberikan kita pemahaman kalau kita tidak belajar? Jadi belajar agama wajib bukan? salah satu manfaatnya adalah mengerti mana yang haq, mana yang bathil, dan mana yang meragukan (di antara keduanya atau yang syubhat). Siapa yang menjauhi yang syubhat maka ia telah menyelamatkan dirinya dan kehormatannya.3

Semoga Allah memberikan kita keteguhan hati yang ikhlas di dalam agamaNya.

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”

Sumber :
1. Syarah Arba'in An-nawawi bab.8, penerbit Darul Haq, Indonesia
2. http://bbg-alilmu.com/archives/30099
3. Syarah Arba'in An-nawawi bab.6, penerbit Darul Haq, Indonesia
4. Doa terakhir: https://rumaysho.com/13301-ini-ceritanya-kenapa-nabi-terus-berdoa-meminta-istiqamah.html

copyright to amgah.blogspot.com

Sumber gambar: https://networkphil.files.wordpress.com/2017/07/images-duckduckgo-com-e1500320754870.jpg?w=1000

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu belajar