Langsung ke konten utama

Daun Kecil dan Batang Besar



Hai, kami adalah daun daun kecil dan perkenalkanlah teman kami si batang pohon besar. Ketika kami bersatu kami akan menjadi sebuah pohon yang rindang



Kali ini kami daun-daun kecil ingin membisikkan apa yang manusia tidak lihat dari sebuah pohon rindang. Tahukah bahwa daun dan batang ternyata dapat bersuara?

Dear batang, kami tahu kami daun-daun kecil tidak seperti dirimu yang kuat dan besar
Akan tetapi, kami daun-daun kecil memiliki warna hijau yang membuat pohon menjadi rindang
Dear batang, kami tahu kami daun-daun kecil tidak seperti dirimu yang kokoh dan menjulang
Akan tetapi, kami daun-daun kecil mampu berfotosintesis dan memberimu makanan.

Awalnya kami daun-daun kecil hanya ingin berdiam dan berfotosintesis seperti biasanya. Tapi kami sadar ada yang salah dan yang salah itu harus diubah, agar pohon bisa semakin menjulang.
Kami berbisik hanya untuk sang pohon agar bisa semakin tinggi dan rindang bukan untuk menjatuhkan sang batang.
Karena tanpa batang kami hanyalah daun yang kebingungan, sama seperti batang tanpa daun yang akan kering dan perlahan mati.

Indah sekali kerja sama kami daun kecil dan kamu batang besar. Batang menyokong kuat dan daun memberikan makanan, kami dan kamu membentuk satu kesatuan yang meneduhkan. Sampai suatu saat ketika kamu sangat angkuh.

Jika batang meminta daun untuk lebih kokoh mengapa batang harus berbicara kepada akar? Mengapa tidak langsung melalui cabang yang menghubungkan daun dan batang.
Ketika batang menunjukkan kekokohannya yang tidak dimiliki daun, apakah daun dapat kokoh seperti batang? Apakah setiap bagian pohon harus seperti batang? Bukankah semua memiliki peran dan memiliki kelebihannya masing-masing. Mengapa tidak berfokus pada kelebihan dan berdiskusi bagaimana agar daun dapat menjadi lebih baik?
Ingatkah ketika musim kemarau, tidak ada daun yang cukup hijau yang mau membantumu? Tidak ada! Batang terlalu kuat dan tidak ada daun yang mampu sekuat batang. Tapi sekarang kami di sini, daun-daun kecil yang mencoba membantu meneruskan perjalanan sang pohon.
Sempat kami berpikir, bagaimana jika kami para daun menggugurkan diri dan meninggalkan batang, biarkan batang sendiri dengan kegagahannya yang batang banggakan. Akan tetapi, kami daun terlalu cinta pada sang pohon. Kami ingin pohon tetap tinggi dan rindang.

Karena itulah kami membisikkan desahan daun kecil. Satu bagian menopang bagian yang lain, satu bagian mendengar bagian yang lain, dan satu bagian mengerti bagian yang lain. Daun berpikir dengan begitu satu pohon akan menjadi hebat baik secara penampilan di luar atau sistem di dalam. Maka jadilah satu kesatuan pohon yang benar-benar tinggi dan rindang. Bukan tinggi dan rindang semu yang hanya apik di luar namun rapuh di dalam.


Kami daun-daun kecil meminta maaf jika bisikkan kami terlalu keras, namun kami terlalu cinta dengan sang pohon.

Salam,
Daun-daun kecil
 

copyright to amgah.blogspot.com
sumber gambar: bluizzy.files.wordpress.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu belajar