Langsung ke konten utama

Kekuatan Pikiran! Ketika apa yang kita lihat.... Ternyata apa yang kita pikir

"The eye sees only what the mind is prepared to comprehend"

Mata hanya melihat apa yang dipikirkan. Ceritanya....

Di sebuah bimbingan belajar SMP di salah satu kawasan Jakarta
"Yak, sekarang kalian kerjakan no.25-30 buku Fisika bab optik yaaa, nanti 10 menit kita periksa" Perintah pengajar pada murid-muridnya.
Tentunya murid bukan robot yang hanya berkata iya, baik, oke, affirmative.
"Yahhh kakkk, kok gitu sih, gimana ini saya belum ngerti" Murid A memulai diskusi
"Kak ah ini soal mah susah banget saya gak bisa kak. Jelasin dulu dong" Murid B menimpal
Murid C tak mau kalah "Oke kak, aku coba dulu ya" Namun... Ia berbicara hal yang berbeda

tik.. tak.. tik.. tak... Dentingan jam dinding terus berjalan lambat. Satu per satu pulpen digigiti sampai bagian atasnya lecet tak karuan. Meja-meja nyeri kesakitan karena diketuk-ketuk.
5 Menit kemudian................

"Yak anak-anak gimana soalnya pada bisa gak?" Ucap sang guru penuh senyum.
Perlu diketahui bahwa soal no.25-30 ini memang soal tersulit yang ada di modul/buku soal bimbel tersebut. Gampang ditebak ya.... Murid C bisa ngerjain soalnya, sedangkan A sama B tidak bisa. Ups.. tapi ceritanya bukan begitu...
"AAAAAAAAAAA kita gakbisa semuaa kaaaak" Serempak murid A, B, dan C berteriak diteruskan menghela nafas yang panjang....
"Yah gimana.... yaudah kakak jelasin ya sekarang"

Setelah penjelasan panjang lebar yang tentunya tidak perlu ditulis di sini.. takuttakut satu page penuh belum cukup.
"Kak... aku ngerti sekarang!"
"Kak, jelasin lagi kak aku belum ngerti, dikit lagi kak"
"......"

Pengajar sebuah bimbel telaten dan sabar menjelaskan ulang. Setelah penjelasan kedua.....
"Makasih kaak! Tambah ngerti!"
"OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO. Aku udah ngerti sekarang!"
"Kak.... itu apaaan?"

Pertanyaannya kali ini... yang mana yang A, yang B, yang C. Dialog terakhir tanpa penjelasan tadi telah diacak loh. Murid A, B, dan C gak berurut di dialog tersebut. Ini namanya.. Kekuatan pikiran!
Lihat kembali ke dialog-dialog awal. A dan B terlihat sama-sama pesimis. Namun, satu kata cukup untuk membuat perbedaan. Satu kata saja cukup, bagaimana dengan satu kalimat? Kekuatan pikiran... Akal... Suatu anugerah luar biasa yang dianugerahkan Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa. Kekuatan pikiran (akal) itu besar, gunakanlah dengan baik :)

Komentar

  1. bener bgt, pesimis itu membuat akal tidak bekerja secara maksimal..
    jadi, berilah dia kesempatan...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu belajar