Langsung ke konten utama

Breaking News: Buku Magis

Sabtu 9 Februari 2012, saya Abdi Marang Gusti Alhaq melaporkan berita khusus langsung dari bogor. Hari ini seharusnya aku menjalani jadwal liburanku. Namun, sebuah buku yg baru saja aku beli "memaksaku" untuk menuliskan ini. Aku bersama seluruh kru yg bertugas, bersama tab, bersama wi-fi, bersama kesadaran penuh dan jiwa ragaku ingin melaporkan sebuah buku bagus.

"Doctor the ordinary me. Kok masih ada yang mau jadi dokter." Sebuah karya dari dr. Yose Waluyo yg berhasil menyihir tanganku untuk menari di atas keypad virtual tabku ini. Buku ini berisi catatan perjalanan seorang dokter. Cerita yang disajikan penuh makna dan pelajaran hidup. Mata untuk membaca, otak untuk berpikir, dan hati untuk bersikap, 3 hal yang dibutuhkan ketika membaca buku ini.

Cerita tersedia dengan bahasa yang blak-blakan, to the point, ringkas tapi mampu menyentuh. Semua cerita dari yang bikin naik darah sampai turun air mata terangkum dalam buku ini. Ciri-ciri fisik buku: tidak begitu tebal, kecil, background warna putih dengan tulisan cover merah.

Buku ini ajaib, penuh dengan cerita menyentuh. Aku kagum dengan penulis karena beliau sangat jujur dalam bercerita. Beliau selalu mencari hikmah di balik suatu peristiwa, melalui buku inilah beliau berbagi pelajaran hidup yang telah beliau lalui. Buku ini berguna bagi siapa saja, tidak hanya untuk dokter atau pun calon dokter. Bagiku, buku ini membantuku untuk membuka mata hati. Buku ini menyadarkanku berbagai hal terutama dalam memaknai kehidupan dan memahami dunia kedokteran

Di menjelang akhir paragraf aku ingin bertanya sekaligus menjawab. Mengapa aku menuliskan perlu hati untuk bersikap jika mau membaca buku ini? Karena emosi dan pesimistis dapat muncul begitu saja dan itu harus di jaga agar tidak meluap. Ada bbrp cerita yang menyulut emosi. Khususnya cerita tentang opnum pemerintah dan opnum2 lainnya.

Cerita tersebut dilontarkan untuk menggerakkan hati bukan untuk mencaci maki. Cerita tersebut dibutuhkan agar kebaikan datang mengusir keburukan. Cerita tersebut tertulis agar ada perubahan yang datang di tengah stagnansi masa jahiliyah. Makna paragraf ini dapat diketahui ketika sudah membaca buku tersebut.

Jika aku merangkum isi cerita buku ini. Buku ini berisi 2 hal: kebobrokan negeriku dan kebaikan yang ada di dalamnya. Buku ini menyuarakan kebaikan yang patut diperjuangkan. Buku ini mengungkapkan kebaikan yang tersembunyi. Buku ini membuktikkan bahwa masih ada kebaikan di negeriku ini dan itu patut untuk diperjuangkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi ...

Terima Kasih Dokter Thomas

#Koas FK UGM Ilmu Penyakit Dalam RSUD Banjarnegara Hari ini tugas refleksi kasus kami rampung *yeay*. Namanya dr. Thomas Effendi spesialis penyakit dalam. Konsulen kesayangan kami di Banjarnegara yang sangat kami hormati. Kebaikan hati beliau disimpan oleh puluhan mungkin ratusan koasnya. Sebut saja dr. Endro, residen penyakit dalam yang dulu koas di tempat yang sama, masih menyimpan kesan betapa baiknya dr. Thomas.                 ‘ One of the best consultant and teacher that I ever met’ terkesan berlebihan memang. Namun, kalau kita tanya ke pensiunan koas IPD Banjarnegara, siapa yang tidak mengiyakan? Kebaikan pertama: sudah jadi omongan langit bahwa koas IPD di Banjar benar-benar menjadi dokter muda. Loh kan situ memang dokter muda?. Yes, tapi tidak melulu dokter muda bisa menjadi dokter muda. Di Banjar, kita benar-benar memanajemen pasien, keputusan kita benar-benar dianggap. Kasarnya hidup matinya...

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu bel...