22 Juli 2012. Pagi ini berbeda dari biasanya. Aku yang
notabenenya tak penyuka iklan, kini menjadi pemerhati iklan. Biasanya jika
iklan datang, remote bertindak. Kini iklan datang, aku share di grup sosial
media. Temanku bilang, aku Sang Pemerhati Iklan Indonesia. Aku bilang, aku hanya
butuh tontonan yang berharga.
Mengisi liburan tanpa arah merupakan hal yang
membosankan. Berada di depan laptop atau televisi menjadi hal yang lumrah bagi
sebagian orang, termasuk bagiku. Hanya saja, aku mau kegiatanku bermanfaat.
Yang aku tak sangka, kebermanfaatan aku temukan di iklan.
Di antara ribuan iklan, pendar iklan bermakna masih ada.
Ada iklan yang membuat konsumen menitikkan air mata. Ada iklan yang mengundang
derai tawa. Ada juga iklan yang menopang kepeceryaan diri seorang manusia.
Iklan-iklan tersebut layak diapresiasi dan masuk pikiran konsumen. Layaknya
sales marketing produk bersangkutan, aku membagikan link-link video iklan di
facebookku “Amgah Al-haq.”
Iklan pertama, iklan salah satu provider GSM handphone.
Aku menyukai iklan ini karena menopang kepercayaan diri seorang manusia. Bagaimana
manusia berhasil menyikapi godaan setan dan setan frustasi karena gagal. Aku bilang
iklan ini cukup humoris dan kreatif.
Iklan ke-dua, masih dari provider GSM. Iklan ini juga
menopang kepercayaan diri seorang manusia. Aku bermimpi, aku bukan lagi sang
pemimpi, melainkan sang pemimpin. Singkat dan WAW.
Iklan ke-tiga, lagi-lagi provider GSM. Iklan ini termasuk
iklan yang mengundang derai tawa. Iklan ini merupakan iklan sekuel, ada juga
sekuel ramadhan-nya yang penuh arti. Bangkit dari kegagalan dan terus berusaha
serta berdoa.
Iklan ke-empat, akhirnya bukan dari provider GSM. Iklan
dari sebuah perseroan terbatas ternama. PT tersebut telah memproduksi iklan
bermakna sepanjang tahun khususnya di bulan Ramadhan. Aku
penasaran kira-kira apa yang akan mereka produksi selanjutnya. Melihat ke belakang, iklan-iklan
produksi mereka selalu patut untuk ditonton.
Beberapa iklan mereka lekat dengan lagu Ebit G Ade. Salah
satunya lekat dengan “Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan, sayang engkau tak
duduk di sampingku kawan.” Iklan tersebut mengajarkanku tentang makna kesabaran
selama puasa. Ada juga iklan tentang kekuatan melawan korupsi, bisa
dicari di youtube dengan keyword “TVC Ramadhan 2007.” Iklan yang mengharukan.
Iklan selanjutnya datang dari Pertamina saat ramadhan
2011. Mereka dapat membuatku menitikkan air mata. Mungkin, karena sebentar lagi
aku berada di posisi Uda Hakim. Atau, iklan tersebut memang berarti. Hargailah
orang-orang yang setia menyayangimu, orang tuamu.
Iklan terakhir yang aku bahas, secara tak terduga berasal
dari produk shampo. Iklan ini menceritakan penyandang tuna rungu yang bermimpi
menjadi violis. Dibalut dengan lagu palchebel canon in D, lagu penyayat hati.
Alunan biolanya indah, saling mengisi dengan perjuangan seorang manusia menggapai
mimpinya. Satu kata, mengagumkan.
---
Sebagian iklan yang aku lihat masih beredar di TV,
sebagian lagi beredar di youtube. Setelah menulis kalimat tersebut aku sadar
sesuatu, video-video sarat makna beredar di internet. Aku bermimpi, internet
sehat bukan lagi sekedar mimpi, melainkan apa yang terjadi.
Sumber Gambar: Iklan Pantene - Deaf Violist
Komentar
Posting Komentar