Hari pertama masuk sekolah kebanyakan jatuh pada 16 Juli
2012. Menilik sisi unik hari ini, hari pertama sekolah memiliki banyak corak
rasa. Beragam corak yang dilukis oleh orang-orang yang mau terjun dalam satu
kanvas, hari pertama sekolah.
Pelukis utama, pelajar senior. Para pelajar senior sendiri
tidak kompak dalam membuat corak warna hari pertama sekolah. Sebagian
menganggap hari pertama sekolah sebagai hari semua malapetaka dimulai. Ketika mereka
harus mencurahkan jiwanya untuk belajar dan mengorbankan waktu bersantai. Sedangkan
sebagian lainnya menganggap hari ini adalah hari kemerdekaan, merdeka dari
liburan yang membosankan. Bertemu dengan teman seperjuangan dan menebarkan
ranjau canda.
Pelukis sampingan, pelajar junior. Kebanyakan dari pelajar
junior melukis hari pertama sekolah dengan tinta ketakutan. Bayang-bayang senioritas yang terkadang
disalahgunakan menyelimuti benak para pelajar junior. Keluar dari zona aman dan
menghadapi lingkungan baru merupakan ketakutan lainnya. Namun, beberapa pelajar
junior yang extraordinary menanggap
hari pertama sekolah sebagai ajang pertempuran. Bagaimana ia berusaha untuk
berjaya di medan yang baru. Misi-misi yang diemban antara lain mencari teman baru,
petualangan baru, bahkan pacar baru.
Pelukis pendukung, keluarga. Warna unik pelukis pendukung
biasanya muncul dari tangan keluarga yang memiliki pelukis sampingan. Saat-saat
keluarganya ada yang kena ospek/mos/orientasi, satu keluarga tiba-tiba menjadi
rukun. Saling bahu-membahu untuk membantu si pelajar junior. Keakraban yang
terjalin dibalik “penderitaan” membuat orang tua berharap anaknya di-ospek
terus-terusan. Bagi keluarga yang kurang akrab, disinilah mereka mau berubah. Satu keluarga saling menunjukkan
perhatian dan menciptakan kehangatan.
Pelukis yang kadang terlupakan, Guru. Pelukis yang satu
ini setia mewarnai setiap tahun. Mereka semua sepakat untuk mewarnai hari
pertama sekolah dengan semangat baru. Semangat yang harus bertahan sampai akhir
tahun ajaran. Membuat semangat ini bertahan setahun penuh bukanlah hal mudah.
Guru harus menghadapi murid yang kadang bandel, menguasai keadaan yang berisik,
dan tetap menyampaikan pelajaran dengan baik.
Untuk menghargai jasa guru aku membuatkan sebuah paragraf
khusus. Guru bukanlah pahlawan tanpa tanda jasa. Guru memiliki tanda jasa,
hanya tak tampak. Tanda itu terpahat di setiap hati muridnya., di setiap insan
yang dibuatnya cerdas. Terpahat indah, terukir halus, abadi. Tanda yang hanya
bisa dilihat oleh Tuhan dan siapa yang dikehendaki-Nya
Sekian beberapa corak rasa di hari pertama sekolah versi
Amgah. Apapun corak yang diwarnai, semoga diisi dengan warna dasar kebahagiaan, amin :)
Sumber Gambar: www.keithgarrow.com
Komentar
Posting Komentar