Aku lebih suka membahas
tentang hikmah di balik sebuah kesalahan. Dibanding mencaci maki, menyumpah,
atau menggunjing. Biarlah nafas kebaikan menghembus mengganti udara hitam yang
lalu. Mengeyampingkan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran
hidup. Fokus pada hikmah, hidayah, makna dari sebuah peristiwa.
Puisi Ariel (video)
“Jika saya bercerita sekarang. Maka itu hanya akan membuat sebagian orang memaklumi saya dan sebagian lagi akan tetap menyalahkan saya. Tetapi itu juga akan membuat mereka memaklumi, dunia yang seharusnya tidak dimaklumi. Dan tidak ada yang dapat menjamin, apakah semua dapat memetik hal yang baik dari kemakluman itu atau hanya akan mengikuti keburukannya. Maka saya lebih baik diam.
Jika saya bersuara sekarang. Maka itu hanya akan membuat saya terlihat sedikit lebih baik dan beberapa lainnya terlihat sedikit lebih buruk sebenarnya. Maka saya lebih baik diam.
Jika saya berkata sekarang. Maka akan hanya ada caci maki dari lidah ini. Serta teriakan kasar tentang kemuakan. Serta cemoohan hina kepada keadilan. Maka saya lebih baik diam
Saya hanya akan berkata pada Tuhan. Bersuara kepada yang berhak. Berkata kepada diri sendiri. Lalu diam kepada yang lainnya. Lalu biarkan seleksi Tuhan bekerja pada hati setiap orang.”
Pada paragraf pertama, aku tertarik pada kalimat-kalimat
terakhir. Aku berpendapat bahwa Ariel ingin semua orang dapat memetik hal yang
baik, hanya hal yang baik. Namun, tak ada yang dapat menjamin. Ia lebih memilih
untuk diam.
Paragraf ke-dua dan ke-tiga, aku tidak terlalu mengerti.
Maka aku lebih baik diam.
Paragraf ke-empat, “Saya hanya akan berkata pada Tuhan.”
Aku berpendapat inilah kalimat keberserahan diri seorang manusia. Bahwa dalam
menghadapi ujian yang berat, selalu ada Tuhan yang membantu. Hanya memohon
pertolongan kepada Tuhan, karena Tuhan sebaik-baiknya penolong dan pelindung.
“Lalu biarkan seleksi Tuhan bekerja pada hati setiap
orang.” Tuhanlah yang Maha Kuasa. Hanya Tuhan yang dapat membolak-balikkan hati
setiap orang. Tuhan memberikan petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Dari seluruh puisi, aku belajar bahwa sebelum bertindak
berpikirlah. Sebelum berbicara, saringlah. Menghindari hal-hal yang sia-sia dan
hal-hal yang tak berguna. Jika tidak bermanfaat, maka saya lebih baik diam.
Wawancara Ariel (video)
“Kita juga melihat ya, waktu persidangan Ariel banyak orang yang teriak-teriak.. mungkin mencaci maki seorang Ariel. Ariel, komentarnya seperti apa?”“Komentarnya saya gakbisa komentarin lebih banyak karena begini. Banyak yang gaktau, istilahnya apa, fakta ya, apa yang terjadi sebenarnya gitu. Sekalipun yang tau, juga tidak Maha Mengetahui kan.”“Tapi sedih gak?”“Sedih. Dalam hati setiap orang kalau dipojokkan pasti sedih.”Dari wawancara tersebut aku belajar bahwa seberat apa pun ujian yang diberikan aku harus tabah. Cara Ariel menjawab pertanyaan sangatlah tenang. Ariel tidak menggunjing siapa pun, ia tetap berkata seperlunya tanpa menyalahkan apa pun termasuk keadaan. Suatu hal yang sudah sepatutnya aku pelajari. Tidak menyalahkan keadaan, menjaga emosi, tetap tersenyum, tetap berjuang."
Lirik Lagu Ariel (video)
Di dalam penjara, Ariel tetap berkarya. Aku memetik
beberapa kata dari karya barunya yang berjudul “Dara.”
“Kurangi beban ituTetap Lihat ke depan.”
Kurangi beban itu, tetap lihat ke depan. Aku menutup
artikel ini dengan sebuah quote dari buku 5cm.
"Walaupun manusia tidak akan pernah bisa memutar
kembali waktu untuk mengulang kembali semuanya dari awal, Tuhan telah
memberikan kebebasan bahwa setiap manusia bisa memulai kembali semuanya dari
sekarang. Untuk membuat akhir yang baru. Akhir yang lebih indah" - 5cm.
Tuhan telah memberikan kebebasan bahwa setiap manusia
bisa memulai kembali semuanya dari sekarang. Untuk membuat akhir yang baru.
Akhir yang lebih indah.
Berjuanglah, berjuang untuk tetap setia kepada yang benar.
Sumber Gambar: pontianak.tribunnews.com
Komentar
Posting Komentar