Gambar yang ada di post ini terdiri dari berbagai macam warna. Muda, tua, cerah, gelap, semua bercampur. Aku melamun, membayangkan bagaimana jika gambar itu hanya terdiri dari satu warna. Hitam misalnya. Jika itu hasil jepretan, pasti orang yang menjepret berpikir kameranya rusak, atau ia lupa membuka penutup lensa. Atau saat menjepret tiba-tiba mati lampu, bisa saja kan. Yang pasti hasilnya bakal jelek dan sang pemotret akan memotret ulang.
Aku jadi berpikir, dari lamunanku yang tidak jelas tadi aku mendapatkan satu filosofi. Gambar tersebut indah karena perbedaan. Warna-warna berbeda disatukan, saling melengkapi, saling mengisi. Tak ada gambar satu warna yang dipajang. Foto black & white dan siluet pun terdiri dari 2 warna yang berbeda. Wew, perbedaan memang melahirkan keindahan. Jika aku lihat lebih dalam.
Satu lagi hal yang kulamunkan. Waktu BTA aku dijelaskan konsep pertanian monokultur. Satu lahan hanya diisi satu jenis tanaman. Semua sama. Kata bu guru, pertanian semacam itu merugikan. Menurunkan kesuburan tanah, menurunkan keanekaragaman. Sekali lagi dunia membuktikan bahwa perbedaan itu penting dan dibutuhkan.
Lantas, bagaimana menyatukan manusia yang berbeda? Jika menyatukan warna yang beda sangat mudah, bagaimana dengan manusia? Bagaimana jika perbedaan yang ada sangat jauh sehingga sulit untuk disatukan? Bagaimana jika perbedaannya seperti air dan minyak?
Tiba-tiba aku teringat kalau air dan minyak itu bisa bersatu. Emulgator. Emulgator adalah zat yang dapat menyatukan apa yang tadinya tidak bisa disatukan. Untuk kasus air dan minyak, emulgatornya adalah sabun. Lalu, bagaimana dengan manusia?
Aku menemukan teori bahwa manusia juga punya emulgator. Emulgator itu bernama cinta dan kasih sayang. Aku harap teoriku merupakan teori baru dan dapat menjadi hukum. Siapatau bisa dapat penghargaan nobel.
Apa yang membuat ibu dan bayi sangat lekat. Padahal umur mereka berbeda jauh. Bayi pun tidak bisa diajak ngobrol, tapi ibu selalu senang jika bersamanya, tidak merasa dicuekin. Ayah dan anak menjadi sahabat, padahal ayah tak mengandung. Apa yang membuat guru dekat dengan muridnya, padahal bukan anaknya sendiri. Apa yang terjadi dalam pernikahan, mengapa 2 orang yang awalnya tak saling mengenal tiba-tiba memutuskan untuk tinggal bersama. Apa yang membuat mereka akrab? Meluluhkan batas-batas perbedaan. Seolah mereka sama, melebur menjadi satu kesatuan yang indah, saling mengerti, saling melengkapi.
Sebagai penutup aku akan menuliskan bukti dari indahnya perbedaan yang aku alami sendiri. "Fad sesuai yang kamu bilang, ternyata kita beda jauh ya. Tapi entah kenapa kamu mau sama aku, aku juga mau sama kamu. Aku ngerasa ada yang spesial dari kamu. Beneran deh gak boong. Apalagi sekarang, kerasa banget kamu beda sendiri... something special and it's just you. Semoga ada terus sampe kapanpun."
It' not what you see, it's how you look at it. Perbedaan itu indah, menurutku, menurut Fadima. Kami menemukan emulgator kami. Semoga kamu juga :)
Komentar
Posting Komentar