Langsung ke konten utama

Emulgator

image
    Gambar pemandangan yang indah, bagaimana menurutmu? Aku yakin kamu juga punya gambar yang indah. Entah berisi pemandangan, foto dengan orang tercinta, atau bahkan hasil goresan kuas sendiri. Kamu dapat berbagi link di comment post ini untuk beradu gambar mana yang paling indah. Namun, tujuan utamaku bukan itu. Aku ingin berbagi hasil melamunku.
    Gambar yang ada di post ini terdiri dari berbagai macam warna. Muda, tua, cerah, gelap, semua bercampur. Aku melamun, membayangkan bagaimana jika gambar itu hanya terdiri dari satu warna. Hitam misalnya. Jika itu hasil jepretan, pasti orang yang menjepret berpikir kameranya rusak, atau ia lupa membuka penutup lensa. Atau saat menjepret tiba-tiba mati lampu, bisa saja kan. Yang pasti hasilnya bakal jelek dan sang pemotret akan memotret ulang.
     Aku jadi berpikir, dari lamunanku yang tidak jelas tadi aku mendapatkan satu filosofi. Gambar tersebut indah karena perbedaan. Warna-warna berbeda disatukan, saling melengkapi, saling mengisi. Tak ada gambar satu warna yang dipajang. Foto black & white dan siluet pun terdiri dari 2 warna yang berbeda. Wew, perbedaan memang melahirkan keindahan. Jika aku lihat lebih dalam.
     Satu lagi hal yang kulamunkan. Waktu BTA aku dijelaskan konsep pertanian monokultur. Satu lahan hanya diisi satu jenis tanaman. Semua sama. Kata bu guru, pertanian semacam itu merugikan. Menurunkan kesuburan tanah, menurunkan keanekaragaman. Sekali lagi dunia membuktikan bahwa perbedaan itu penting dan dibutuhkan.
     Lantas, bagaimana menyatukan manusia yang berbeda? Jika menyatukan warna yang beda sangat mudah, bagaimana dengan manusia? Bagaimana jika perbedaan yang ada sangat jauh sehingga sulit untuk disatukan? Bagaimana jika perbedaannya seperti air dan minyak?
    Tiba-tiba aku teringat kalau air dan minyak itu bisa bersatu. Emulgator. Emulgator adalah zat yang dapat menyatukan apa yang tadinya tidak bisa disatukan. Untuk kasus air dan minyak, emulgatornya adalah sabun. Lalu, bagaimana dengan manusia?
      Aku menemukan teori bahwa manusia juga punya emulgator. Emulgator itu bernama cinta dan kasih sayang. Aku harap teoriku merupakan teori baru dan dapat menjadi hukum. Siapatau bisa dapat penghargaan nobel.
     Apa yang membuat ibu dan bayi sangat lekat. Padahal umur mereka berbeda jauh. Bayi pun tidak bisa diajak ngobrol, tapi ibu selalu senang jika bersamanya, tidak merasa dicuekin. Ayah dan anak menjadi sahabat, padahal ayah tak mengandung. Apa yang membuat guru dekat dengan muridnya, padahal bukan anaknya sendiri. Apa yang terjadi dalam pernikahan, mengapa 2 orang yang awalnya tak saling mengenal tiba-tiba memutuskan untuk tinggal bersama. Apa yang membuat mereka akrab? Meluluhkan batas-batas perbedaan. Seolah mereka sama, melebur menjadi satu kesatuan yang indah, saling mengerti, saling melengkapi.
     Sebagai penutup aku akan menuliskan bukti dari indahnya perbedaan yang aku alami sendiri. "Fad sesuai yang kamu bilang, ternyata kita beda jauh ya. Tapi entah kenapa kamu mau sama aku, aku juga mau sama kamu. Aku ngerasa ada yang spesial dari kamu. Beneran deh gak boong. Apalagi sekarang, kerasa banget kamu beda sendiri... something special and it's just you. Semoga ada terus sampe kapanpun."
It' not what you see, it's how you look at it. Perbedaan itu indah, menurutku, menurut Fadima. Kami menemukan emulgator kami. Semoga kamu juga :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi ...

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar...

Terima Kasih Dokter Thomas

#Koas FK UGM Ilmu Penyakit Dalam RSUD Banjarnegara Hari ini tugas refleksi kasus kami rampung *yeay*. Namanya dr. Thomas Effendi spesialis penyakit dalam. Konsulen kesayangan kami di Banjarnegara yang sangat kami hormati. Kebaikan hati beliau disimpan oleh puluhan mungkin ratusan koasnya. Sebut saja dr. Endro, residen penyakit dalam yang dulu koas di tempat yang sama, masih menyimpan kesan betapa baiknya dr. Thomas.                 ‘ One of the best consultant and teacher that I ever met’ terkesan berlebihan memang. Namun, kalau kita tanya ke pensiunan koas IPD Banjarnegara, siapa yang tidak mengiyakan? Kebaikan pertama: sudah jadi omongan langit bahwa koas IPD di Banjar benar-benar menjadi dokter muda. Loh kan situ memang dokter muda?. Yes, tapi tidak melulu dokter muda bisa menjadi dokter muda. Di Banjar, kita benar-benar memanajemen pasien, keputusan kita benar-benar dianggap. Kasarnya hidup matinya...