Anggaplah aku
prajurit kubu A, kubu ini bengis. Namun karena mulut manis raja, aku percaya.
Aku percaya kubu ini yang membawaku pada kebahagiaan. Aku percaya kubu ini yang
aku inginkan. Aku percaya kubu ini adalah segalanya.
Tampar, sebuah
tamparan dapat memalingkan wajah. Dari kanan menjadi kiri, dari kiri menjadi
kanan. Itu yang aku butuhkan untuk melihat, bahwa semua yang ada di kubu A
adalah semu. Sebuah “tamparan” dari Tuhan. YA, aku ditampar dan telak, sangat
telak.
Raja dari kubu
A yang nyatanya bukan raja, ia hanyalah mahluk yang dikutuk. Mengapa aku dulu
percaya kepada mulut manisnya. Mengapa dulu aku yakin dengannya. Mengapa dulu aku
mau menurutinya. Kepalsuan dirinya membawaku menjadi palsu. Namun aku tak dapat
menyalahkannya. Karena aku pun mengikutinya, aku juga salah. Aku menyesal,
sangat menyesal.
Pindah kubu. Aku
dikejar saat berlari menuju kubu B. Aku meninggalkan semua yang ada di kubu A. Aku
yang tak punya apa-apa sangat lemah. Cukup segelintir orang untuk membuatku
terluka. Tangan, kaki, mulut, semua dibuatnya luka. Anehnya mereka tak
membawaku kembali ke A, mereka hanya melukaiku.
Aku pikir aku
pantas untuk mendapatkannya. Setelah semua kesalahan yang aku perbuat. Aku
harap luka-luka ini dapat menebusnya. Luka yang makin lama makin aneh. Ternyata
luka tumbuh menjadi infeksi. Sebuah infeksi yang menggerogoti tubuhku. Aku
berharap infeksi ini dapat hilang. Namun nyatanya ia masih ada sampai sekarang,
infeksi ini yang mengingatkanku.
Setelah pindah
kubu semua kehidupanku berubah, berputar 180 derajat. Semua aku mulai dari nol,
bahkan bisa saja dari minus. Infeksi yang aku derita membuat orang yang
memandangnya jijik. Teman merupakan hal langka bagiku. Terlebih, beberapa orang
tahu aku pernah berada di kubu A. Kubu yang licik, menghanyutkan, dan jahat,
sangat jahat.
Aku
orang yang berusaha berubah. Berusaha untuk setia pada yang benar. Namun tak
kusangka untuk tetap setia butuh sebuah perjuangan yang hebat. Terlebih dengan
luka yang aku derita saat aku pindah. Luka yang membuat diriku dianggap
menjijikan. Tanpa orang yang mengerti penyesalanku, tanpa teman. Yasudahlah, Aku berniat untuk
meluruskan niatku. Aku berniat untuk menebus kesalahanku. Aku berniat untuk
menjadi orang yang lebih baik. Aku harus kuat menghadapi semua ini.
Setelah
beberapa bulan, Tuhan menjawab doaku. Aku mendapat teman dan seseorang yang
spesial. Bahkan teman lamaku kini kembali padaku, Terima kasih Tuhan. Mereka
mau menerima infeksi yang aku derita. Infeksi yang kadang kambuh. Mereka mau
menerimaku, ajaib. Banyak orang menjauh dariku, banyak orang menjaga jarak
denganku. Tapi mereka mau dekat dan mau memberiku perhatian. Hal yang telah
lama aku rindukan. Mereka sangat berharga bagiku Tuhan, terima kasih.
Sesungguhnya
bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya kami menunggu hari yang pasti
terjadi. Kami menunggu ketika kebenaran datang dan kebatilan musnah. Ampunilah
kami, ampunilah kedua orang tua kami, ampunilah keluarga kami. Maafkan kami
Tuhan. Semoga kami selalu berada dalam jalan yang Engkau ridhai. Terima kasih
atas semua nikmat yang Engkau berikan kepada kami. Semoga kami selalu setia
pada-Mu. Lindungilah kami dari setan yang terkutuk. Engkaulah sebaik-baiknya
penolong dan pelindung. Terima kasih Tuhan.
---
Mungkin cerita
di atas terlihat aneh dan absurd. Namun, semoga maksud yang ingin disampaikan
dapat tersampaikan dengan baik. Jika ada kritik dan saran dapat disampaikan
kepada kami, jika artikelnya bagus dan berguna dapat disampaikan kepada orang
lain. Terima kasih para pembaca :) Oiya, jika ada pertanyaan tentang artikel
ini, bisa langsung comment di tempat yang tersedia ;). Sekali lagi terima kasih :)
Post script:
Dibuat untuk seseorang yang mau berubah atau bahkan sedang berubah. Berubah ke
arah yang lebih baik. Terbuat berkat seseorang yang namanya dirahasiakan,
terima kasih kepada orang itu :)
Sumber Gambar: Amgah Pictures
Komentar
Posting Komentar