Langsung ke konten utama

Prajurit yang Terluka

Anggaplah aku prajurit kubu A, kubu ini bengis. Namun karena mulut manis raja, aku percaya. Aku percaya kubu ini yang membawaku pada kebahagiaan. Aku percaya kubu ini yang aku inginkan. Aku percaya kubu ini adalah segalanya.
Tampar, sebuah tamparan dapat memalingkan wajah. Dari kanan menjadi kiri, dari kiri menjadi kanan. Itu yang aku butuhkan untuk melihat, bahwa semua yang ada di kubu A adalah semu. Sebuah “tamparan” dari Tuhan. YA, aku ditampar dan telak, sangat telak.
Raja dari kubu A yang nyatanya bukan raja, ia hanyalah mahluk yang dikutuk. Mengapa aku dulu percaya kepada mulut manisnya. Mengapa dulu aku yakin dengannya. Mengapa dulu aku mau menurutinya. Kepalsuan dirinya membawaku menjadi palsu. Namun aku tak dapat menyalahkannya. Karena aku pun mengikutinya, aku juga salah. Aku menyesal, sangat menyesal. 
Pindah kubu. Aku dikejar saat berlari menuju kubu B. Aku meninggalkan semua yang ada di kubu A. Aku yang tak punya apa-apa sangat lemah. Cukup segelintir orang untuk membuatku terluka. Tangan, kaki, mulut, semua dibuatnya luka. Anehnya mereka tak membawaku kembali ke A, mereka hanya melukaiku.
Aku pikir aku pantas untuk mendapatkannya. Setelah semua kesalahan yang aku perbuat. Aku harap luka-luka ini dapat menebusnya. Luka yang makin lama makin aneh. Ternyata luka tumbuh menjadi infeksi. Sebuah infeksi yang menggerogoti tubuhku. Aku berharap infeksi ini dapat hilang. Namun nyatanya ia masih ada sampai sekarang, infeksi ini yang mengingatkanku.
Setelah pindah kubu semua kehidupanku berubah, berputar 180 derajat. Semua aku mulai dari nol, bahkan bisa saja dari minus. Infeksi yang aku derita membuat orang yang memandangnya jijik. Teman merupakan hal langka bagiku. Terlebih, beberapa orang tahu aku pernah berada di kubu A. Kubu yang licik, menghanyutkan, dan jahat, sangat jahat.
                Aku orang yang berusaha berubah. Berusaha untuk setia pada yang benar. Namun tak kusangka untuk tetap setia butuh sebuah perjuangan yang hebat. Terlebih dengan luka yang aku derita saat aku pindah. Luka yang membuat diriku dianggap menjijikan. Tanpa orang yang mengerti penyesalanku,  tanpa teman. Yasudahlah, Aku berniat untuk meluruskan niatku. Aku berniat untuk menebus kesalahanku. Aku berniat untuk menjadi orang yang lebih baik. Aku harus kuat menghadapi semua ini.
                Setelah beberapa bulan, Tuhan menjawab doaku. Aku mendapat teman dan seseorang yang spesial. Bahkan teman lamaku kini kembali padaku, Terima kasih Tuhan. Mereka mau menerima infeksi yang aku derita. Infeksi yang kadang kambuh. Mereka mau menerimaku, ajaib. Banyak orang menjauh dariku, banyak orang menjaga jarak denganku. Tapi mereka mau dekat dan mau memberiku perhatian. Hal yang telah lama aku rindukan. Mereka sangat berharga bagiku Tuhan, terima kasih. 
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya kami menunggu hari yang pasti terjadi. Kami menunggu ketika kebenaran datang dan kebatilan musnah. Ampunilah kami, ampunilah kedua orang tua kami, ampunilah keluarga kami. Maafkan kami Tuhan. Semoga kami selalu berada dalam jalan yang Engkau ridhai. Terima kasih atas semua nikmat yang Engkau berikan kepada kami. Semoga kami selalu setia pada-Mu. Lindungilah kami dari setan yang terkutuk. Engkaulah sebaik-baiknya penolong dan pelindung. Terima kasih Tuhan.
---
Mungkin cerita di atas terlihat aneh dan absurd. Namun, semoga maksud yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik. Jika ada kritik dan saran dapat disampaikan kepada kami, jika artikelnya bagus dan berguna dapat disampaikan kepada orang lain. Terima kasih para pembaca :) Oiya, jika ada pertanyaan tentang artikel ini, bisa langsung comment di tempat yang tersedia ;). Sekali lagi terima kasih :)
Post script: Dibuat untuk seseorang yang mau berubah atau bahkan sedang berubah. Berubah ke arah yang lebih baik. Terbuat berkat seseorang yang namanya dirahasiakan, terima kasih kepada orang itu :)
Sumber Gambar: Amgah Pictures

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi ...

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar...

Terima Kasih Dokter Thomas

#Koas FK UGM Ilmu Penyakit Dalam RSUD Banjarnegara Hari ini tugas refleksi kasus kami rampung *yeay*. Namanya dr. Thomas Effendi spesialis penyakit dalam. Konsulen kesayangan kami di Banjarnegara yang sangat kami hormati. Kebaikan hati beliau disimpan oleh puluhan mungkin ratusan koasnya. Sebut saja dr. Endro, residen penyakit dalam yang dulu koas di tempat yang sama, masih menyimpan kesan betapa baiknya dr. Thomas.                 ‘ One of the best consultant and teacher that I ever met’ terkesan berlebihan memang. Namun, kalau kita tanya ke pensiunan koas IPD Banjarnegara, siapa yang tidak mengiyakan? Kebaikan pertama: sudah jadi omongan langit bahwa koas IPD di Banjar benar-benar menjadi dokter muda. Loh kan situ memang dokter muda?. Yes, tapi tidak melulu dokter muda bisa menjadi dokter muda. Di Banjar, kita benar-benar memanajemen pasien, keputusan kita benar-benar dianggap. Kasarnya hidup matinya...