Langsung ke konten utama

Koas THT FK UGM di Klaten

     Stase luar kota adalah hal yang cukup seru, karena para koas dituntut untuk keluar dari zona nyaman. Hal ini pulalah yang mendorongku untuk menulis Tips Mencari Pasangan Hidup saat Koas”. Kalau kata mas X, koas itu "Tempat ditemukannya sikap orang yang gak ditemukan pas s1" Seru juga karena biasanya di luar kota, para koas akan mendapatkan kesempatan lebih banyak untuk learning by doing. Seru juga karena kita bisa menjadi lebih mandiri.

     Pagi-pagi buta (lebay, padahal cuma jam 5.00, aku menjemput para partnerku yang akan ke Klaten). Singkat cerita kami tiba di Klaten sekitar pukul 6.30. Tujuan pertama kami adalah asrama POTMA tempat kami akan tidur, mandi, dan lain-lain. Info; ibu penjaga potma baru datang jam 08.00, jadi berangkat jam 6 dari Jogja rapopo, asal tidak lebih dari jam 7.

     Setelah mendapat kamar, kami langsung beres-beres untuk tindhak (pergi) ke Rumah Sakit. Di RSUP Soeradji Tirtonegoro, kami pertama kali bertemu mas Yanuar. Mas Yanuar orang yang cukup ramah dan senang bercanda (semoga saja semua koas bersikap baik dengan mas Yanuar). Setelah mengisi form ini dan form itu, akhirnya kami pergi ke poli THT.


     Di poli THT, kami disambut baik oleh pak Rosyid dan Bu Handa. Perawat serta staff THT Klaten super ramah, info; pak Rosyid orang yang humoris. Lalu kami juga disambut oleh ketua Staff Medik Fungsional (SMF) THT RSST (RS Soeardji Tirtonegoro) yaitu dr. M. Arief Purnanta, M.Sc, Sp.THT-KL. Dokter Arief/Dokter Ipung adalah orang yang cukup unik, sangat sulit untuk mendeskripsikan beliau. Satu hal yang pasti, dr. Arief sangat total dan sangat all out kalau sudah mengajar. Lalu kami diberikan briefing singkat, kami ber-7 ke klaten akan dibagi dua untuk dosen pembimbing. Kebetulan aku dapat dr. Arief.

     Koas THT di klaten agak berbeda dari koas THT di Sardjito. Di klaten, kita tidak punya jatah jaga bangsal atau pun jaga IGD. Tetapi jika kita berhasil akrab dengan residen, dokter residen akan mengajak kita untuk visite bangsal atau pun menangani pasien IGD (on call, walaupun aslinya on WhatsApp). Carilah tindakan sebanyak-banyaknya di luar kota, karena di luar kota kita dapat melakukan lebih banyak. Di Sardjito kita observasi, di luar kota kita melakukan.

     Tips untuk kalian yang mau koas di poli THT klaten “alur poliklinik” Rekam medis akan ditaruh di meja poli (diberikan oleh bagian pendaftaran). Bagilah diri kalian dengan urutan, contoh; pertama adalah Aldo, kedua Amgah, ketiga Linda, dst. Orang pertama mengambil rekam medis pertama, orang kedua mengambil nomor 2, dst. Pelajari rekam medis tersebut! 1. Penyakitnya/Diagnosa awal 2. Pasien lama atau pasien baru. Jika pasien baru, ambil lembar Px Pengkajian Awal, jika pasien lama, ambil lembar Px Lanjutan (ada di meja poli). Lalu yang akan kalian isi adalah keluhan utama pasien di lembar pemeriksaan yang telah kalian ambil.

     Lalu panggil pasien tersebut sesuai nomor urut dan tempat yang tersedia. Lalu kamu dapat menganamnesis pasien, jika waktu cukup dan pasien mau, bahkan kamu dapat melakukan pemeriksaan fisik! Setelah itu, kamu ajak pasienmu untuk ke dokter konsulen atau dokter residen. Lalu kamu perhatikan dan samakan hipotesismu dengan Dx yang ditentukan oleh dokter. Diagnosismu benar atau salah? Pemeriksaanmu benar atau salah? Tak jarang dokter yang percaya padamu akan menyuruhmu melakukan pemeriksaan (Px) fisik seperti tes garpu tala. Jadilah orang yang dapat dipercaya! 

     Kurang lebih stase luar kota THT Klaten seperti itu, dan jika kamu beruntung, kamu akan mendapat kesempatan mengobservasi operasi THT di OK; entah itu biopsy, tonsillectomy, atau reposisi tulang. Semoga Bermanfaat

copyright to amgah.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi ...

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar...

Terima Kasih Dokter Thomas

#Koas FK UGM Ilmu Penyakit Dalam RSUD Banjarnegara Hari ini tugas refleksi kasus kami rampung *yeay*. Namanya dr. Thomas Effendi spesialis penyakit dalam. Konsulen kesayangan kami di Banjarnegara yang sangat kami hormati. Kebaikan hati beliau disimpan oleh puluhan mungkin ratusan koasnya. Sebut saja dr. Endro, residen penyakit dalam yang dulu koas di tempat yang sama, masih menyimpan kesan betapa baiknya dr. Thomas.                 ‘ One of the best consultant and teacher that I ever met’ terkesan berlebihan memang. Namun, kalau kita tanya ke pensiunan koas IPD Banjarnegara, siapa yang tidak mengiyakan? Kebaikan pertama: sudah jadi omongan langit bahwa koas IPD di Banjar benar-benar menjadi dokter muda. Loh kan situ memang dokter muda?. Yes, tapi tidak melulu dokter muda bisa menjadi dokter muda. Di Banjar, kita benar-benar memanajemen pasien, keputusan kita benar-benar dianggap. Kasarnya hidup matinya...