Kata yang tertinggal dari post sebelumnya. Inilah alasan kenapa aku menulis http://sosbud.kompasiana.com/2012/08/16/semangat-kemerdekaan-dari-film-lotr/
Aku sedih melihat indonesia di sisi yang bobrok. Aku melihat iklan suatu tempat perjudian yg sangat menunjukkan ia berkuasa. Menunjukkan bahwa berjudi adalah hal yang benar. “Kami akan melindungi Anda! Ayo datang! Kami bayar seberapa Anda menang.” Naudzubillah.
Setelah itu aku menemukan iklan suatu toko yg menjual video…. maaf, porno.
Kenapa Indonesia menjadi begini…
Aku lesu, tak semangat menjalani hari kemerdekaan. Ini keterlaluan, terlalu “merdeka.”
Aku tak semangat… berulang kali aku bertanya-tanya. Kenapa yang salah dibenarkan? Kenapa semuanya diam…
Satu lagi contoh yang salah dibenarkan… Petasan, tidak ada tuntunan Islam untuk main petasan ketika idul fitri. Kemudian 1 contoh kasus lagi: Kasus munir… Kasus yang tak kunjung selesai. sampai pa’le ku bilang
“Ya janganlah kamu terlalu vocal, atau kamu dimunirkan.”
Sedih rasanya aku mendengar kalimat ini. Sebegitu tidak berdayakah kebaikan… Mengapa yang salah menjadi benar, dan kebenaran seakan hilang. Belum lagi kasus-kasus korupsi yang belum terusut. Atau yang sudah terusut tapi dihukum bebas karena hakimnya “sangat baik”.
Apalah arti Indonesia merdeka 67 Tahun. Apa arti semua perjuangan pahlawan. Apa ini yang mereka inginkan? Apa mereka senang jika melihat Indonesia yang mereka cintai…. bobrok seperti ini? Ah sudahlah, takperlu aku umbar kemerdekaan negaraku yang dipakai semena-mena. Aku tak semangat, apa itu 17 Agustus.
Sampai aku menemukan ini… Semangat dari film Lord of The Ring.
http://sosbud.kompasiana.com/2012/08/16/semangat-kemerdekaan-dari-film-lotr/
Persepsiku berubah, aku teringat bahwa kebaikan di dunia ini masih ada. Aku percaya kebaikan akan merajalela. Aku percaya kebaikan akan berkuasa. aku percaya… kebaikan akan menjadi mayoritas.
Masih ada pahlawan-pahlawan lain di luar sana yang berjuang demi kebaikan. Salah satunya adalah Munir yang mati karena menyuarakan kebenaran. Selain Munir, aku juga percaya bahwa masih ada orang-orang baik yang percaya sama Indonesia. Aku lebih baik mati karena menyuarakan kebenaran. Masih ada kebaikan di dunia ini, dan itu patut diperjuangkan.
Aku sedih melihat indonesia di sisi yang bobrok. Aku melihat iklan suatu tempat perjudian yg sangat menunjukkan ia berkuasa. Menunjukkan bahwa berjudi adalah hal yang benar. “Kami akan melindungi Anda! Ayo datang! Kami bayar seberapa Anda menang.” Naudzubillah.
Setelah itu aku menemukan iklan suatu toko yg menjual video…. maaf, porno.
Kenapa Indonesia menjadi begini…
Aku lesu, tak semangat menjalani hari kemerdekaan. Ini keterlaluan, terlalu “merdeka.”
Aku tak semangat… berulang kali aku bertanya-tanya. Kenapa yang salah dibenarkan? Kenapa semuanya diam…
Satu lagi contoh yang salah dibenarkan… Petasan, tidak ada tuntunan Islam untuk main petasan ketika idul fitri. Kemudian 1 contoh kasus lagi: Kasus munir… Kasus yang tak kunjung selesai. sampai pa’le ku bilang
“Ya janganlah kamu terlalu vocal, atau kamu dimunirkan.”
Sedih rasanya aku mendengar kalimat ini. Sebegitu tidak berdayakah kebaikan… Mengapa yang salah menjadi benar, dan kebenaran seakan hilang. Belum lagi kasus-kasus korupsi yang belum terusut. Atau yang sudah terusut tapi dihukum bebas karena hakimnya “sangat baik”.
Apalah arti Indonesia merdeka 67 Tahun. Apa arti semua perjuangan pahlawan. Apa ini yang mereka inginkan? Apa mereka senang jika melihat Indonesia yang mereka cintai…. bobrok seperti ini? Ah sudahlah, takperlu aku umbar kemerdekaan negaraku yang dipakai semena-mena. Aku tak semangat, apa itu 17 Agustus.
Sampai aku menemukan ini… Semangat dari film Lord of The Ring.
http://sosbud.kompasiana.com/2012/08/16/semangat-kemerdekaan-dari-film-lotr/
Persepsiku berubah, aku teringat bahwa kebaikan di dunia ini masih ada. Aku percaya kebaikan akan merajalela. Aku percaya kebaikan akan berkuasa. aku percaya… kebaikan akan menjadi mayoritas.
Masih ada pahlawan-pahlawan lain di luar sana yang berjuang demi kebaikan. Salah satunya adalah Munir yang mati karena menyuarakan kebenaran. Selain Munir, aku juga percaya bahwa masih ada orang-orang baik yang percaya sama Indonesia. Aku lebih baik mati karena menyuarakan kebenaran. Masih ada kebaikan di dunia ini, dan itu patut diperjuangkan.
Komentar
Posting Komentar