Halo, aku
telah berjanji di tulisanku yang sebelumnya bahwa aku akan berbagi beberapa
cerita Alham. Nah inilah saatnya, aku akan menceritakan ketika Alham pertama kali itikaf. Namun ia tidak mau aku yang menceritakan. Ia mau menulis
pengalamannya sendiri, tapi membagikannya lewat akunku. Dasar tuh anak gakmau repot.
Alham bilang padaku
bahwa ia hobi menulis, suatu saat ia ingin membuat novel best seller, sama
sepertiku. Alham ingin membuat novel tentang perjalanan hidupnya, tentang
bagaimana ia bisa taubat. Dan sebenarnya apa yang “menampar” Alham. Namun untuk
saat ini, Alham ingin berbagi cerita saat ia sedang itikaf. Untuk yang belum
mengenal Alham, dapat di klik di sini
***
Pertama-tama
aku ingin minta maaf, karena aku memakai akunnya Amgah. Tapi biarkanlah, toh
dia juga lagi sibuk nyari ide buat novelnya. Daripada akunnya melempem, biarkan
aku yang mengisi. Kebetulan hobi kami sama, sama-sama suka menulis.
Ramadhan 10
hari terakhir adalah momen berharga untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Dan
secara tidak langsung, menjauhkan diri dari dunia. Itulah yang aku cari,
menjauhkan diri dari dunia. Karena duniaku akhir-akhir ini seperti benang
kusut, semrawut.
Pacarku lagi PMS, marah-marah mulu. Orang tuaku juga lagi suka berantem. Adekku juga ikut-ikutan berantem sama pacarnya. Aku pusing mendengarkan semua tetek bengek beranteman itu. Aku ingin melepas penat sejenak. Aku ingin mendekatkan diri pada Tuhan, mencari kedamaian.
10
Agustus 2012. Jika niatku berhasil,
maka kali ini adalah pertama kalinya aku
itikaf. Persiapanku harus matang agar nanti tak merana di masjid. Hal yang
paling penting menurut orang-orang yang sudah kutanyai adalah lotion anti
nyamuk. Lupa bawa lotion nyamuk berarti merelakan darah beberapa liter. Serem juga, tapi lebay gaksih, yaudahlah bawa aja.
Baju sudah
siap, celana siap, lotion nyamuk siap. Aku sudah siap untuk
itikaf. Namun aku berpikir bahwa nanti di waktu luang aku harus menulis.
Jadilah aku membawa laptop, siapa tau dapat ide saat mendekatkan diri pada
Tuhan. Semoga saja.
Aku tiba di
masjid tepat pada waktu solat jumat. Jadi.. aku solat jumat dulu baru melapor
untuk itikaf. Seusai solat jumat, aku melapor dan memindahkan tas
dari mobil menuju masjid. Dari jam 2 siang sampai besok subuh, aku berniat
untuk memulai perjalanan rohani. Perjalanan itikafku telah resmi dibuka.
Setelah
memindahkan tas, aku lihat sekeliling masjid banyak sekali orang tidur. Aku
pikir ini adalah persiapan untuk tidak tidur semalaman. Akhirnya aku ikut
tidur, siapatau bisa kuat buat gak tidur semalaman. Aku bangun ketika azan
ashar berkumandang, aku menaruh tas di sisi pinggir masjid dan pergi berwudu
sekaligus solat ashar berjamaah.
Solat ashar
berjamaah telah selesai, tiba-tiba panitia mengumumkan bahwa ada kajian ba’da
ashar. Wah! Asik nih, ustadnya juga keliatannya asik. Aku tak sabar untuk
mendengarkan kajiannya. Terlebih, materinya tentang bagaimana menghadapi
masalah hidup. Wah, pas banget.
Sebelum kajian
dimulai, aku putuskan untuk mengambil laptop. Supaya nanti aku bisa menulis ulang
tentang kajian ini, atau sekadar mencatat pepatah-pepatah yang bagus. Aku
berjalan ke pinggir masjid, membuka tas, tapi tidak menemukan laptopku di dalamnya. Aku
yakin aku telah memasukannya, aku terus mencarinya berulang-ulang. Bongkar muat
tas sudah aku lakukan, hasilnya nihil. Laptopku telah raib.
Aku mencari
ke sudut-sudut masjid, tak ada tanda-tanda. Aku mulai panik, aku keluar masjid
dan mencari di sudut-sudut halaman. Sekali lagi, tak ada tanda-tanda. Aku
bertanya pada satpam, satpam juga bilang “Tak ada tanda-tanda.”
Oh tidak... Laptopku..
Mengapa terjadi... kepada dirimu.. Aku tak percaya... Kau telah tiada....
(Kisah Cintaku - Peterpan)
Dan terjadi
lagi, kisah lama yang terulang kembali. Kau terluka lagi, dari cinta rumit yang
kau jalani.
(Separuh Aku – NOAH)
Cinta ini
memang rumit, cinta dunia. Tak dapat kupungkiri bahwa aku kecewa laptopku
diambil. Video, foto, tulisan, tugas, semua ada di laptop yang telah raib itu. Aku ingin melepaskan penatnya dunia, tapi sekarang justru bertambah penat. Aku ingin pergi
ke lapangan terbuka, dan teriak sekencang-kencangnya.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Bersambung ke
part dua ya, yang mungkin akan di postkan besok.
“Everything
is okay in the end. If it’s not okay, that’s not the end.”
“Semua akan
baik-baik saja pada akhirnya. Jika tidak baik, itu bukan akhir.”
Allah
mengatakan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya, bersama
kesulitan ada kemudahan.
Sumber Gambar:ideabadar.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar