Anggaplah aku prajurit kubu A, kubu ini bengis. Namun karena mulut manis raja, aku percaya. Aku percaya kubu ini yang membawaku pada kebahagiaan. Aku percaya kubu ini yang aku inginkan. Aku percaya kubu ini adalah segalanya. Tampar, sebuah tamparan dapat memalingkan wajah. Dari kanan menjadi kiri, dari kiri menjadi kanan. Itu yang aku butuhkan untuk melihat, bahwa semua yang ada di kubu A adalah semu. Sebuah “tamparan” dari Tuhan. YA, aku ditampar dan telak, sangat telak. Raja dari kubu A yang nyatanya bukan raja, ia hanyalah mahluk yang dikutuk. Mengapa aku dulu percaya kepada mulut manisnya. Mengapa dulu aku yakin dengannya. Mengapa dulu aku mau menurutinya. Kepalsuan dirinya membawaku menjadi palsu. Namun aku tak dapat menyalahkannya. Karena aku pun mengikutinya, aku juga salah. Aku menyesal, sangat menyesal. Pindah kubu. Aku dikejar saat berlari menuju kubu B. Aku meninggalkan semua yang ada di kubu A. Aku yang tak punya apa-apa sangat lemah. Cukup segelintir orang ...