19 Februari
Hari ini aku kembali melanjutkan 1
hari 500 kata yang sempat terhenti. Perjalananku hari ini berawal dari bangun
kesiangan lalu terpanjat dari kasur ketika mengetahui bahwa pukul 08.00 aku
harus sudah di kampus (padahal saat itu pukul 07.55). Refleksku mengambil handphone, meminta maaf akan telat, dan
memberitahukan bahwa baru bisa di kampus pukul 08.30. Lalu ternyata, orang yang
akan kutemui juga telat. Entah bersyukur, atau miris melihat keadaanku dan
keadaan Indonesia. Aku seharusnya lebih
menghargai waktu.
Sesuai janjiku 08.30 aku tiba di
kampus. Lalu bertemu dengan orang untuk membantu penelitiannya. Setelah itu aku
bertandang ke perpustakaan untuk mereview
sebuah buku menarik tentang kemampuan sosial. Inilah beberapa hal menarik
yang kudapat dari buku itu. Ingat, hanya beberapa, banyak sekali hal lain
selain yang akan kujelaskan ini
1.
Apa yang dilakukan oleh seorang dewasa bisa jadi
berasal dari pengalamannya saat masa kecil. Seorang anak yang diasuh orang tua
dengan baik akan memiliki kemampuan sosial yang baik. Tetapi anak yang diasuh
dengan tidak baik, cenderung memiliki 2 arah ekstrem. Ekstrem pertama; anak
menjadi sangat ketergantungan akan suatu hal (wanita, makanan, minuman, mainan)
dan anak tersebut jauh di lubuk hatinya memiliki suatu rasa takut dan rasa
cemas. Ekstrem kedua; anak menjadi sangat menyimpan dan tidak mau menampakkan
emosi (dan juga tidak pedulian)
2.
Diceritakan sebuah kisah menarik ada anak gendut
yang diejek oleh anak atletis karna sang anak gendut ingin bermain sepak bola.
Lalu alih-alih membalas ejekan, si anak gendut malah membalikkan omongan si
anak atletis, alhasil anak atletis salut dan mengajarkan si gendut untuk
melakukan trik sepak bola. Itulah salah satu contoh kecerdasan sosial, mengubah
suatu keadaan yang tidak menguntungkan menjadi menguntungkan hanya dengan
bersosialisasi
3.
Sepasang orang tua yang berkelahi dengan
kehangatan, becandaan, dan diskusi mencari solusi cenderung akan menghasilkan
anak yang pintar dalam bernegosiasi dan mengatasi konflik. Lalu parenting bukanlah menghindarkan anak
dari bahaya, tetapi memberitahu anak bahwa itu berbahaya, tetapi bahaya
tersebut dapat dihindari dan jika tidak dapat dihindari maka bahaya harus
dihadapi. Seorang anak sebaiknya diajarkan cara untuk bangkit dari suatu
masalah.
4.
Sepasang kekasih cenderung memiliki 3 tipe; tipe
secure base, tipe anxious, dan tipe avoidant. Uniknya ketiga tipe tersebut dihasilkan oleh pengasuhan
masa kecil!
Setelah mereview buku social intelligence
karangan Daniel goleman, aku meninggalkan perpus dan melaksanakan aktivitas
harian. Satu hal yang menarik selanjutnya adalah seminar penatalaksanaan kanker
payudara yang digelar oleh departemen Radiologi RSUP Dr. Sardjito. Dua
pembicara seminar ini berasal dari luar negeri, satunya Thailand, satu lagi
Jerman. Uniknya lagi, pembicara dari Jerman ternyata wong Solo.
Satu kesimpulan yang dapat kutarik
dari seminar ini adalah Indonesia memiliki peluang untuk maju sama seperti Negara-negara
maju lainnya. Akan tetapi yang menjadi tembok besar bagi Indonesia adalah
sistem yang sangat ruwet seperti benang kusut yang akhirnya mengkotak-kotakkan
sumber daya manusia Indonesia. Kotak-kotak tersebut membuat masing-masing kotak
berjuang untuk kotaknya sendiri, sehingga kekuatan dobrak Indonesia lemah.
Padahal jika kotak tersebut bersatu, Indonesia akan memiliki daya dobrak yang
sangat besar untuk maju ke tataran Internasional. Bagaimana menggabungkan
kotak-kotak tersebut? Benang kusut sistem Indonesia harus ada yang mengurai dan
berani berteriak untuk selanjutnya bertindak
Sekian reviewku hari ini, semoga
bermanfaat untuk direnungkan
Salam
copyright to amgah.blogspot.com
sumber gambar:
https://fransiskayusrida.files.wordpress.com/
https://klosetide.files.wordpress.com
Komentar
Posting Komentar