Malam ini aku mencoba berdamai dengan status quo (kondisi yang ada saat ini). Aku mencoba menunjukkan bahwa peran kerjasama dapat merubah staus quo yang tadinya malam jadi bonam #wih topiknya berat.
Supaya gakjadi berat banget, aku ringankan tata bahasanya. Nah knp tibatiba pengen nulis gini? Karna keinget status quo adat istiadat rumah "kalo di rumah gakbisa belajar. Palingpaling main kalogak tidur"
Status quo ini bener2 ngeberatin. Di saat ada acara organisasi yg sampe malem dan gaada temen yg mau di ajak keluar, alhasil gabisa belajar. Seketika esok hari tiba dan hectic karna ada materi praktikum yg belum dipahami.
Aku pengen banget ngerubah status quo itu. Karna gakmungkin aku terus2an ngajak anak orang keluar malem. Status quo ini merugikan. Gimana kalo acara organisasi berurutan misal malam sabtu dan malam minggu. Padahal acara selesai jam 9 tapi karna status quo rumah, pulangpulang malah main pokemon. Status quo ini harus diubah.
Nah itu overturenya sebelum pindah ke bagian inti. Sebenarnya status quo yang pengen dibicarain adalah status quo yg lingkupnya lebih besar, tingkat organisasional bukan individu.
Ada sebuah status quo yang menjadi rahasia umum. Ketika tiga ketua organisasi duduk manis di meja pertemuan, mereka akan bersikap saling perhatian satu sama lain. Tapi ketika mereka melangkahkan kaki menjauhi meja, mereka akan saling "perhatian" [mohon maaf kalau ada yg tersinggung, artikel ini dibuat dengan harapan bisa mengajak generasi2 muda untuk menyatukan visi bukan untuk berkelahi]
Jadi malam ini kamis 23 okt 2014 aku bertemu dengan Adit ketua cimsa Indonesia di acara nasionalnya Cimsa. Mulai dari awal pertemuan awal kami bertemu sampai tadi. Kita berkomitmen untuk menjaga keterbukaan dan menjaga pertemanan bukan hanya manis di luar tapi asam di dalam.
Prinsip kami adalah "untuk apa sih kita berorganisasi? Organisasi mau kita buat untuk menguasai dunia? Kan enggak. Kita samasama mau bikin keadaan Indonesia lebih baik lagi (mimpi mahasiswa yang bnyk org bilang kejauhan) ya intinya kt lakukan apa yang bisa kita lakukan. Kita mempunyai visi yang sama, buat apa manis di luar tp asam di dalam?"
Kalimat kalimat tersebut terbentuk melalui pertemuan2 kami di dunia maya. Kemudian ada beberapa prinsip lagi yang kita bedua sepakati. Berikut salah satunya;
"Yang namanya kerjaan/kepanitiaan yang namanya selek/ada sikap yg gakdisukai itu akan selalu ada. Yang jadi masalahnya adalah bagaimana menyikapinya. Kita berdua sepakat segala hal yg bikin gesekan/selek diomongin di depan mau se-gaenak apa pun itu. Tentunya dengan caracara yang halus"
Dua prinsip di atas; visi dan komunikasi adalah dasar yang ingin kita jadikan status quo.
1. Kita samasama pengen ngasih manfaat ke lingkungan. Justru kt harus bersatu agar apa yang kita lakukan lebih berdampak dari sebelumnya. Tinggal permasalah klasik bagaimana teknisnya.
Aku pengen mengajak temanteman semua untuk membuka pikiran dan mengklasifikasikan mana pribadi mana organisasi. Hal-hal pribadi dibuat menjadi konsumsi pribadi (ketidaksukaan dengan seseorang) sehingga akan timbul sinergisitas di organisasi profesional
2. Komunikasi sangat diperlukan untuk memperbaiki status quo yang lingkupnya orang banyak. Keterbukaan dan saling membicarakan solusi bersifat mutlak (setidaknya menurut kami)
3. Aku pengen mengajak temanteman semua melihat bahwa aku dan adit bisa dan aku yakin orang orang lain juga bisa. Kami berasal dari latar belakang organisasi yang beda tapi memiliki visi yang sama. Samasama ingin memberikan manfaat. Perasaan kompetisi aku rasa wajar selama kompetisi itu berlomba untuk kebaikan bukan untuk saling menjatuhkan. Ketika ada 1 hal yg ingin kita capai ternyata telah dicapai organisasi lain. Bukankah lebih baik mengakui kehebatannya alihalih membicarakan kekurangannya. Lalu kita buat kehebatan Organisasi kita dan kita ajak mereka bekerja sama karena inti yg ingin kita capai sama. Alih2 semakin berisi semakin mendongak, bukankah semakin berisi padi, padi akan semakin merunduk?
maaf jika bahasanya terlalu to the point, semoga bermanfaat
Maaf jika ada pihak yang tersinggung
Sama pesan wasiat jikalau sehabis publish ini bakalnada comment yang aneh2, mari kita maklum menghadapi perbedaan pendapat yang ada dan semoga dapat disikapi dengan sikap dewasa.
Karena mendewasa adalah pilihan, berbeda dengan menua yang merupakan kepastian
Komentar
Posting Komentar