Langsung ke konten utama

Catatan Kecil untuk Tanah yang Sedang Dipijak

Prologue:
       Beberapa hari yang lalu ada seorang temanku yang bertanya "Gah, kapan lo nulis lagi?" Aku hanya bisa tersenyum sambil menjawab "hehe iyanih udah jarang." Lalu beberapa hari setelah peristiwa tersebut aku membaca sebuah berita yang entah asli atau semu, berisi tentang komposisi ketua komisi DPR berdasarkan asal partai.
       Berita tersebut sempat membuat mata terbelalak dan hati bertanya-tanya "itu beneran?" Terlepas dari keaslian berita tersebut, aku yang saat ini berkedudukan sebagai mahasiswa hanya dapat berdoa dan berharap "semoga Allah menguatkan orang-orang baik entah bagaimana pun lingkungan yang ada dan semoga komposisi yang baru ini berisi banyak orang baik yang kuat"
       Beranjak dari sebuah pertanyaan teman tentang kapan nulis lagi dan berita tentang DPR. Pada jumat malam aku membuat sebuah tulisan pendek:

Catatan Kecil untuk Tanah yang Sedang Dipijak
-Mengorganisasi Kebaikan-



       Aku percaya masih ada orang-orang yang berpikiran terbuka, yang cerdas, yang mau memberi manfaat terutama untuk Indonesia. Lillahitaala karena Tuhan semata, terlepas dari kepentingan golongan atau pun memperkaya diri sendiri dengan harta atau tahta.
       Suatu saat aku ingin bisa memelajari teknik pendidikan dan mengimplementasikannya dalam sebuah sekolah atau pembimbingan. Agar aku bisa ikut bergerak, tak hanya bisa bicara atau berdoa saja seperti sekarang.
       Kadang aku mendengar riuh protes tentang apa yang terjadi saat ini, "Kenapa di 'sana' diisi oleh orang-orang yang 'bodoh'? Lalu ada orang yang menanyakan kembali, "Bagaimana biar di 'sana' diisi oleh orang yang cerdas?". Hmm, solutif, tapi jawaban dari pertanyaan ini cukup sulit. Tapi lagi, sulit tidak sama dengan tidak bisa.
       Aku pernah mendengar sebuah pepatah "kejahatan yang terorganisasi akan mengalahkan kebaikan yang sendiri-sendiri". Well... pepatah ini aku rasa benar. Meskipun tak pernah merasakannya langsung, aku tahu benar bagaimana lingkungan yang bobrok membuat orang-orang yang dapat melihat ke"bobrok"an tersebut ingin pergi, menyisakan hanya "orang-orang" yang tak dapat melihat kebobrokan. Meninggalkan orang-orang yang masih mau bertahan, sendiri kebingungan karena tak ada teman.
       Tapi, aku percaya tidak semua kejadian seperti itu. Aku suka untuk memaksakan diri melihat hal-hal positif yang tentunya insyaAllah akan selalu ada. Karena firman Tuhanku mengatakan, "bersama kesulitan ada kemudahan".
       Untuk itu melalui tulisan ini aku mengajak semua teman-teman yang dapat melihat ke"bobrok"an untuk mau bergandengan tangan dengan orang lain yang masih dapat melihatnya. Secara dekat, mulai dari diri sendiri, wilayah sendiri, hingga mungkin nanti ada yang sampai nasional. Sama-sama membuktikan ketika kebenaran datang kebatilan akan rusak. Kadang harus lihai mengubah status quo yang salah tapi sudah terlanjur "kokoh". Percaya jika ada niat yang baik, insyaAllah dibantu oleh Tuhan. Sehingga justru malah kebaikanlah yang terorganisasi, mengalahkan kejahatan yang dulunya terorganisasi.
        Selamat mengorganisasi kebaikan, mencetak pemimpin-pemimpin dan rakyat-rakyat yang baik,  mencetak kebermanfaatan, sampai orang-orang terheran-heran, mengapa orang baik sekarang semakin terkokohkan.

copyright to amgah.blogspot.com
sumber gambar: mynzah.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi ...

Terima Kasih Dokter Thomas

#Koas FK UGM Ilmu Penyakit Dalam RSUD Banjarnegara Hari ini tugas refleksi kasus kami rampung *yeay*. Namanya dr. Thomas Effendi spesialis penyakit dalam. Konsulen kesayangan kami di Banjarnegara yang sangat kami hormati. Kebaikan hati beliau disimpan oleh puluhan mungkin ratusan koasnya. Sebut saja dr. Endro, residen penyakit dalam yang dulu koas di tempat yang sama, masih menyimpan kesan betapa baiknya dr. Thomas.                 ‘ One of the best consultant and teacher that I ever met’ terkesan berlebihan memang. Namun, kalau kita tanya ke pensiunan koas IPD Banjarnegara, siapa yang tidak mengiyakan? Kebaikan pertama: sudah jadi omongan langit bahwa koas IPD di Banjar benar-benar menjadi dokter muda. Loh kan situ memang dokter muda?. Yes, tapi tidak melulu dokter muda bisa menjadi dokter muda. Di Banjar, kita benar-benar memanajemen pasien, keputusan kita benar-benar dianggap. Kasarnya hidup matinya...

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu bel...