Jaga keduaku,
jaga pagi-sore yang agak membosankan jika dokter Veby tidak memberikan kami
kesempatan untuk mengekor beliau keliling Sardjito. Beruntungnya kami hari itu
ada beberapa bagian yang meminta konsultasi dengan bagian THT. Dokter Veby
adalah dokter residen jaga, buat kalian yang belum tau, ketika koas jaga akan
ditemani oleh dokter residen jaga. Sebagai koas kita harus pintar berkomunikasi
dengan dokter residen, perawat, dan pasien.
Dokter Veby
mengajak kami berkeliling ke beberapa bagian; jantung, mata, dan anak. Di
bangsal anak, aku menemui sebuah peristiwa yang seharusnya tidak terjadi.
Disadur dari akun line @amgah:
“Renungan sore
Hari ini
ketemu balita yang dikonsulkan ke THT karna curiga laryngomalasia (kelemahan
laryng, salah satunya epiglottis). Pas berjumpa dengan anaknya; anak umur 2
tahun, kurus kering, kesulitan bernafas,
suara nafas grok grok grok. Yang paling sedih pas ditanya ibunya mana, keluarga
anak tersenyum pahit dan neneknya bilang kalau ibu si anak di luar kota
Lalu flashback
beberapa tempo lalu, dapet pasien anak cukup besar sekitar 5-7 tahun. Kesulitan
berbicara, gangguan perkembangan. Pas ditanya ibunya mana, sang nenek yang
menemani hanya tersenyum lalu menjelaskan mengapa sang ibu pergi meninggalkan
si anak. Anak ditemani oleh nenek dan ibu ibu kader.
Terus ada juga
yang kebalik. Nenek nenek udah bongkok dateng sendirian ke poli. Pas ditanya
anaknya dimana, sang nenek bilang kalau si anak pergi setelah si anak selesai
mendaftarkan ibunya. Yang parahnya lagi, ia pergi membawa berkas-berkas yang
diperlukan, meninggalkan si ibu kebingungan dan tanpa berkas (surat rujukan)
Betapa kurang
ajarnya suami istri dan anak yang saya temui di atas. Namun saya yakin itu
hanya segelintir, masih banyak pasangan suami istri yang lebih baik dan anak
yang lebih baik. Silakan direnungkan betapa indahnya hubungan keluarga yang
seharusnya terjadi”
Kredit untuk dokter Veby; Terima kasih telah memberikan aku dan San kesempatan untuk menimba ilmu, baik ilmu kedokteran, ilmu komunikasi, dan ilmu sosial.
p.s;
1. Kejadian ini hampir selalu terjadi di mana pun. Masalah sosial ini hanya sebuah puncak gunung es. Perlu adanya pengubahan
2.Koas, Residen, Perawat, dan staf Rumah Sakit tidak mengenal hari
libur. Buat kalian yang kedapatan tugas di hari libur, harus pintar ikhlas dan reframing pikiran. Sesuatu yang menurut
kita buruk (karena kerja di hari libur) belum tentu benar-benar buruk. Hari
jumat seharusnya libur, tapi kami tetap beraktivitas seperti hari kerja.
Mengeluh tiada guna, hiduplah di hari ini, bukan di masa lalu, masa depan, atau
angan-angan.
sumber gambar;
- http://edynamiclearning.com/
- http://rampages.us/
Komentar
Posting Komentar