Langsung ke konten utama

Lima Paragraf di Malam Minggu


Beberapa orang bilang menjalani hidup sepertiku itu menyenangkan. Sedangkan aku melihat kehidupan org lain nampaknya kehidupannya jauh lebih menyenangkan. Namun beberapa waktu kemudian aku menemui suatu hal dalam hidupnya dan seketika aku sadar bahwa menjalani kehidupannya itu juga tak mudah.

Setelah itu muncul beberapa pertanyaan dalam benakku. Jadi sebenarnya kehidupan siapa yg lebih mudah? Apakah perlu aku tau kehidupan siapa yg lebih mudah? Apakah dgn aku tahu, aku bisa berganti tempat hidup dgn dirinya? Apakah pertanyaan itu yg terpenting?

Setiap org punya masalahnya masing-masing. Terkadang aku menganggap masalahku lah yang paling rumit. Terkadang aku merasa kesedihanku lah yang paling harus diperhatikan. Mungkin saat itu kata "andai" adalah kata kutukan yang datang untuk membuat buta mata hati

Ketika aku menemukan bahwa ada masalah yg lebih rumit dari masalahku barulah saat itu aku tersadar. Ketika aku menemukan ada orang-orang yg selalu setia bersama organisasi/komunitasnya walaupun ia punya masalahnya sendiri saat itulah mata hatiku terbuka

Dirinya yang hidup untuk kebaikan bersama tidak menyebutkan pengorbanan yang telah ia lakukan. Ia hanya melakukannya, hanya melakukannya. Sepertinya ia percaya bahwa kebaikan berbalas kebaikan dan kebaikan itu akan datang di saat ia butuh kebaikan.




-  blog dari handphone, ngeblog bisa di mana saja dan kapan saja

sumber gambar: http://jalansejahtera.files.wordpress.com/2009/06/rumput-hijau.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi ...

Terima Kasih Dokter Thomas

#Koas FK UGM Ilmu Penyakit Dalam RSUD Banjarnegara Hari ini tugas refleksi kasus kami rampung *yeay*. Namanya dr. Thomas Effendi spesialis penyakit dalam. Konsulen kesayangan kami di Banjarnegara yang sangat kami hormati. Kebaikan hati beliau disimpan oleh puluhan mungkin ratusan koasnya. Sebut saja dr. Endro, residen penyakit dalam yang dulu koas di tempat yang sama, masih menyimpan kesan betapa baiknya dr. Thomas.                 ‘ One of the best consultant and teacher that I ever met’ terkesan berlebihan memang. Namun, kalau kita tanya ke pensiunan koas IPD Banjarnegara, siapa yang tidak mengiyakan? Kebaikan pertama: sudah jadi omongan langit bahwa koas IPD di Banjar benar-benar menjadi dokter muda. Loh kan situ memang dokter muda?. Yes, tapi tidak melulu dokter muda bisa menjadi dokter muda. Di Banjar, kita benar-benar memanajemen pasien, keputusan kita benar-benar dianggap. Kasarnya hidup matinya...

Unta, Ayah, dan Anak (Cerita Inspirasi)

         Suatu hari di padang pasir yang panas. Seorang ayah, seorang anak, dan seekor unta. Mereka bertiga sedang mengadakan perjalanan jauh. Di awal perjalanan mereka berdua naik unta bersama. Panas hari itu sangat terik. Tiba-tiba mereka menemui sekumpulan orang yang membicarakan mereka "Ih itu bapak sama anak jahat banget ke unta. Panas kaya gini untanya disuruh nahan 2 beban."          Karena komentar itu, akhirnya ayah turun dari unta.Membiarkan anaknya yang menaiki unta sendirian. Namun, tak lama kemudian mereka kembali menemui sekumpulan orang yang membicarakan mereka "Ih itu anak jahat banget sama bapaknya, masa bapaknya di suruh jalan, anaknya enak naik unta."          Mendengar komentar tak sedap, sang anak akhirnya turun dari unta. Mempersilahkan ayahnya untuk menaiki unta. Berharap tak menemui sekumpulan orang yang membicarakan mereka lagi. Namun, lagi-lag...