a berkata pada b "Jangan merasa paling benar sendiri!"
berarti a mengatakan "b, kamu juga bisa saja salah"
permasalahannya adalah keduanya sama-sama merasa benar. lantas apa yang menjadi pembeda antara benar dan salah?
seorang muslim menjadikan al Qur'an sebagai furqon, pembeda yang benar dan yang salah. bahasa halusnya pembeda yang haq dan yang bathil. namun ternyata masih saja ada ujian ketika al Qur'an disalahartikan. Sebagian orang membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar
Allah sendiri sudah berkata di dalam Qur'an bahwa pemahaman yang paling benar adalah pemahaman sahabat dan bukan pemahaman orang kekinian yang berkata ini itu tentang Qur'an, sekalipun dia kyiai atau profesor.
Allah berfirman dalam surat at taubah ayat 100:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
Namun masih saja ada ujian ketika berusaha mengamalkan quran secara 100%. orang yang tidak suka menolak sebagian isi quran dengan mengusung tema radikalisme. Menuduh tanpa memahami mendalam atau bertanya pada orang yang dituduh.
contoh: penisbatan radikal kepada orang berakhlak baik (cacian terhadap sunnah Rasulullah ﷺ) atau pun pencatutan islam pada ajaran yang bukan islam (seperti bom, saling mencela, gampang mengkafirkan, dll)
ketika furqon yang dijadikan landasan bukanlah quran dan hadits shohih bersabarlah. tinggalkan debat kusir dan doakanlah. Sabar ketika dicela ninja, kebanjiran, kambing, teroris, konvensional, aliran ekstrim, dan lainnya. ingat bahwa nabi ﷺ pernah dicela penyihir, pendongeng, orang gila, dan lainnya. Siapa yang Allah katakan benar? dan akhlak Rasulullah tetap mulia meski dicela
kesimpulan:
standar benar atau salah adalah totalitas terhadap Quran, termasuk di dalamnya belajar bagaimana sahabat memahami Qur'an. Jika ada orang berstandar lain lalu mendzholimi, sabar, sabar dan tetap berakhlak baik. Semoga Allah meneguhkan kita dalam agamaNya dan mengumpulkan kita dalam surgaNya
***
2.
Standar Ganda dalam Menuduh
salah satu teman seperjuangan bercerita
"tetaplah istiqomah dalam menjalankan sunnah Rasulullah ﷺ, gigitlah dengan gerahammu. Meskipun sebagian orang menilai kita dengan teroris, wahabi, salafi, dan lainnya"
saya sendiri pun pernah dicurigai teroris "cobalah kamu nasihati amgah. aku takut dia terjangkit golongan- golongan terorisme" subhanallah... ketika kamu berusaha memperbaiki agamamu "ENTE TERORIS" subhanallah...
padahal tak sekali pun saya mencela "kamu fasik. kamu penuh dosa. kamu munafik" karna saya paham bahwa perendahan itu seharusnya untuk diri sendiri sebagai muhasabah dan bukan untuk celaan kepada saudara sendiri. Teroris? subhanallah...
wahabi? salafi? tak sekali pun saya mendaftar perkumpulan ini. tak pernah juga saya bertemu ketua wahabi/salafi tingkat nasional, provinsi, kecamatan, kelurahan. Ada po organisasinya? Kartu anggota pun tak punya. Mailing list tak ada. Kantor cabang apalagi.
Saudaraku, hati2 perangkap oknum yang tidak suka sama islam. mengusung persatuan tapi menuduh saudaranya sendiri dengan perpecahan. beberapa fitnah yang mereka usung;
- oknum mengaku salafi/wahabi/jamaah islam tetapi akhlaknya buruk entah karna belum sampainya ilmu atau karena berpura-pura
- oknum mengaku salafi/wahabi/jamaah islam tetapi mencampur yang haq (sunnah pakaian dan ajaran islam lainnya) dengan yang bathil (bom bunuh diri dan ajaran bukan islam lainnya)
- oknum mengaku salafi/wahabi/jamaah islam yang mencela dan memecah umat berkata saya islam ini dan itu padahal ia benci terhadap islam.
3 fitnah ini bukan berarti kita menuduh oknum-oknum karena semuanya amalan hati. bisa saja dia oknum karena belum sampai ilmu. Meskipun bisa juga dia oknum tulen yang semoga Allah memberinya hidayah. Lalu bagaimana menyikapinya? sabar dan belajar
Belajarlah saudaraku untuk memisahkan yang haq dan yang bathil. Paham bahwa dia ini hanya menuduh tanpa dasar. Janganlah kau sakiti saudaramu dengan tuduhan keji, apa bedanya kamu dengan oknum tadi? Sabarlah untuk saudaraku yang berusaha memperbaiki dirinya dan keluarganya. Sabarlah karena Allah.
Semoga Allah meneguhkan kita dalam persatuan karenaNya dan kita pun dikumpulkan kembali di dalam surgaNya
***
3.
menasehati
bab ini sudah pernah saya bahas di sini: "Keliru Makna Nasihat, Apa yang Benar?"
kesimpulannya nasihat sesama muslim sesungguhnya ialah menginginkan kebaikan untuk saudaranya, sehingga perlu dievaluasi jika;
pemberi nasihat justru mendatangkan keburukan pada saudaranya tersebut. memberikan nasihat tidak dengan hikmah dan bijak
atau yang dikasih nasihat menuduh saudaranya yang tidak-tidak padahal pemberi nasihat sudah baik dalam menyampaikan.
itulah 3 standar ganda zaman now. Semoga Allah memahami kita tentang agamaNya. karena pembeci islam pun berbaju islam dan kita tidak akan bisa membedakannya kecuali dengan ilmu. Pemilik ilmu adalah Allah, semoga Allah berkenan memberikan ilmuNya pada kita dan mengumpulkan kita dalam surgaNya
copyright to amgah.blogspot.com
sumber gambar:
1.https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQW8tJm763yG32dCna__aP_AQhtWxcksgwB1qvTmnl33XdVpj3BDA
2.koleksi pribadi
Komentar
Posting Komentar