Jembatan (Bridge)
Lanjutan Mengapa Aku Menikah Part 1
Modal minus sudah diberikan Tuhan melalui pernikahan orang lain. Lantas bagaimana aku memulai pernikahanku sendiri? Sebuah pertanyaan yang sangat sulit, saat itu. Banyak kata orang-kata orang yang lalu lalang tak jelas ke kiri dan kanan. Mengapa berkelahi? aku ingin keyakinan.
Modal minus sudah diberikan Tuhan melalui pernikahan orang lain. Lantas bagaimana aku memulai pernikahanku sendiri? Sebuah pertanyaan yang sangat sulit, saat itu. Banyak kata orang-kata orang yang lalu lalang tak jelas ke kiri dan kanan. Mengapa berkelahi? aku ingin keyakinan.
Ada orang yang menakut-nakuti, tetapi ada pula yang menyemangati. Lah iki piye? Sedikit tawa kecil memikirkan betapa uniknya paradoks tersebut. Kok aneh, kalo nikah memang baik kenapa masih ada yang bilang jangan dulu, nanti aja? terus kalo nikah memang tidak baik, kenapa masih ada yang menyemangati untuk disegerakan? Yang bener yang mana? Terus yang memilih menikah nanti, mengapa masih mengutuk pernikahannya padahal sudah nanti?dan beberapa yang menyegerakan sebagiannya ada yang menyayangkan. Jadi sebaiknya bagaimana?
Anehnya lagi ada penggiat nikah muda, lalu ada penggiat lawannya yang meredik para penggiat nikah muda di satu forum. Lah ini lucu, gak nyambung. Syukur Alhamdulillah tak ada debat kusir. Dulu aku bingung bukan main, aneh bin ajaib. Namun setelah mengetahui ilmunya aku mampu menjawab pertanyaan demi pertanyaan, penasaran demi penasaran, dan setiap kebingungan yang aku rasakan.
Sebelum akhirnya memantapkan hati, dulu aku menyelami kedua belah pihak yang berseteru. Aku terjun pada para penunda pernikahan. Mendengar wejangannya mengapa sebaiknya pernikahan ditunda. Memahami nasihatnya, tantangan-tantangan dalam pernikahan. Mengapa mereka mengutuk pernikahannya dan bilang kepadaku untuk nanti saja.
Setelah berada pada lingkungan penunda pernikahan, aku pergi ke penyegera pernikahan. Mendegar mengapa menikah sebaiknya disegerakan. Apa saja keutamaan pernikahan, ada berapa. Mengapa masih ada sebagian orang yang menyegerakan pernikahan namun menyayangkannya di kemudian hari.
Dua sudut pandang telah masuk ke dalam kepalaku. Jujur saat itu aku masih bingung karena aku hanya mendengarkan kata orang-kata orang. Tapi batinku, toh masih awal-awal koas yaudah jalanin aja dulu sambil cari-cari siapa tau ketemu yang cocok. Akhirnya kebingunganku aku simpan dengan mengeluarkan keyakinan menjalani koas dahulu.
Uniknya dari dua kubu yang berseberangan setidaknya ada satu kesamaan. Mereka sama-sama bilang bahwa jodoh itu adalah cerminan diri, kamu akan mendapat seperti apa yang kamu lakukan. Oleh karena itu meskipun kebingungan pernikahan aku simpan erat-erat, aku tetap mencoba belajar sedikit-sedikit tentang ilmu pernikahan. Berbagai buku, ceramah, nasihat, sedikit-sedikit masuk ke arsip ilmuku. Harapannya aku mendapat orang yang sama-sama berilmu minimal sama-sama mau belajar ilmu.
Beberapa temanku tahu bagaimana sepak terjangku dalam mencari jodoh, beberapa lagi sok tahu. Banyak kesalahan dan pencarian kebenaran di dalam proses tersebut. Lalu semua berakhir seperti artikel Mengapa Aku Menikah Part 1 yaitu "sudah banyak contoh menampakkan bahwa orang bukanlah letak pilar permasalahan. Ilmu lah fondasi dari ketenteraman pernikahan"
Bukan berarti aku belajar lalu jodohku akan mengetuk pintu rumahku "hai amgah, aku jodohmu, menikahlah denganku." melainkan setelah belajar lalu mengamalkan, aku akan mengerti bagaimana pencarian jodoh yang sebenarnya sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Lalu ketenteraman pernikahan harapannya hadir sesuai janji Allah melalui perkataan Rasulullah, siapakah yang paling menepati janji selain Allah SWT?
2016 pertengahan, koas awal, aku mengawali pernikahan dengan kebingungan. Lalu 2016 berjalan dengan kesalahan dan pencarian kebenaran. Berlanjut hingga tahun 2017, tepatnya bulan Ramadhan 1439 Hijriyah. Aku mengerti betul risiko yang aku ambil. Tujuanku bukanlah tujuan orang sekitarku. Namun aku ingin menjadi dambaan yang aku dambakan sendiri. Impianku bukan impian orang kebanyakan. Sebuah perjalanan yang sangat sulit dijelaskan.
Sebagian besar tak mau tahu, sebagian lagi sok tahu, sebagian kecil membantu.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah
copyright to amgah.blogspot.com
insyaAllah berlanjut ke part 3
Kayaknya gue yg sok tau kwkw
BalasHapusBuku apa aja yang menurutmu recommended gah?
BalasHapusada beberapa buku dan terbagi dalam beberapa tingkat. salah satu di antaranya mahkota pengantin, itu ilmu terapannya
Hapussama pesenku tetap pelajari ilmu dasar, akidah/meng-esa-kan Allaah. supaya kehidupan pernikahan lancar jaya meskipun gak lancar