Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya,
begitulah kurang lebih arti ucapan yang kukatakan seraya menutup Qur’an hari
ini. Aku tersenyum karena mengingat senyuman yang lain. Aku berangkat karena
sudah waktunya menyongsong hari ini. Ketika di mobil, saat perjalanan ke kampus
aku mengingat kejadian beberapa hari lalu.
Hari itu aku bertemu dengannya, seorang sahabat
lama atau “teman” lama. Hari itu kami bertemu di sebuah perjalanan. Adanya dia
di sampingku sempat membuatku membeku sebelum ia berhasil mencairkan suasana
seperti biasanya. Sebut aja “dia” dia memiliki rupa yang cantik, tidak terlalu
tinggi, tidak terlalu gendut, juga tidak terlalu kurus, sisanya aku serahkan
padamu untuk mendeskripsikan seperti apa seorang wanita cantik.
Aku sedang memerhatikan sebuah pengumuman yang
ada di depanku. Lalu tiba-tiba dia mengambil handphoneku yang tergeletak tak
bertuan
“Gah, lo sekarang tahajud?” ia melihat alarmku
dan deskripsi alarm yang tertera dalam reminder
handphone
“Rencananya”
“emang lo bangun?”
“sialan” ia pun tertawa, tawanya manis “awal-awal
sih jalan. Tapi akhir-akhir ini lagi gakbisa bangun nih” (coba ada lo, kan ada yang bangunin buat sama-sama solat tahajud)
“Tuhkan!”
“iye iye…. Taudeh yang bisa bangun” Lalu aku gantian
mengambil handphonenya yang dibiarkan begitu saja karena asik dengan
handphoneku “lo ngapain nyimpen doa qunut?” tanyaku heran melihat doa qunut ada
di gallery handphonenya
“emang kenapa?”
“emang lo apal?”
“apal lah”
“seriusan apal?” tanyaku tak percaya
“beneran” aku pun terdiam. Aku kalah telak! Dia
berhasil bangun tahajud dan hapal doa qunut. Parah! Lalu aku teringat masa yang
lebih lalu. Saat itu kita berdua berdebat soal solat dhuha. Saat itu
kedudukannya ia mengaku rajin solat dhuha dan aku kedudukannya bolong-bolong
solat dhuha. Aku bilang padanya bahwa aku kagum melihatnya tetap rajin solat
dhuha
“yaudah lah gah, itukan sunah”
“yee tetep aja, dulu gue bisa rajin. Kenapa sekarang
enggak?”
“mungkin karena sekarang lo sibuk, Gah?”
“bukan alesan!”
“yeee yaudah solat lah sono” saat itu aku
tersadar bahwa berkat dirinya aku teringat akan suatu kebiasaan baik yang
perlahan aku tinggal. Saat itu aku menjadi terpicu untuk berlomba dengannya,
aku tak mau kalah!
Lamunanku berganti dengan kenyataan, ada suara “cempreng”
memecah suasana “Apa kabar Gah lo sekarang?”
“Baik, lo gimana?”
Dan pembicaraan pun berjalan
seperti pembicaraan biasanya. Ada canda, tawa, ledekan, debat, apa pun yang
menyenangkan. Sudah lama aku tak merasa sesenang ini. Bertemu dengan lawan bicara
yang sedikit gila, diam-diam belajar agama, membuatku “iri” dengan beberapa hal
yang ia bisa lakukan tapi aku belum bisa lakukan.
Singkat cerita kami berada di
ujung perjalanan.
“Lo dalam waktu dekat ini di
Jogja ya?”
“Iya, gimana sih jogja bikin
rambut gue kering” (suasana jogja saat ini berabu dan berdebu akibat letusan gunung
kelud)
Melihat pembicaraan ini aku
menatap wajahnya dan menyatakan “makanya pake jilbab dong” lalu aku lihat ia
terdiam dan hanya tersenyum. Senyumnya kali itu membuat aspal jalanan menjadi
coklat, rumah-rumah menjadi permen, lampu jalanan menjadi stik wafer, dan butiran
abu menjadi butiran gula (cukup berlebihan).
Lalu kami berdua sama-sama tertawa
tak mengerti mengapa. Tak terasa ujung perjalanan sudah terlihat. Pertemuan
kali ini akan kembali menjadi akhir setelah awal yang tak kusangka. Beberapa
menit atau jam yang kulalui hari itu sudah cukup untuk membuatku merasakan
tegangnya kompetisi dan manisnya hidup. Rasanya ingin sekali aku selalu
berkompetisi dengannya untuk berbuat kebaikan. Rasanya ingin sekali dia selalu
ada menjadi pemanis hidup. Sama-sama belajar, sama-sama menjadi orang yang
lebih baik lagi.
Esoknya (atau tepatnya hari di
mana aku menulis ini) aku membaca an-nur ayat 31. Lagi-lagi sebuah kebetulan
yang manis. Semoga saja ia menggunakan hadiah yang kuberikan di hari perpisahan
kita. Karena dengan ia menggunakannya, ia juga dapat membaca hal yang sama
seperti apa yang kubaca. Mungkin kita
berdua dapat sama-sama berkompetisi di dalam kehidupan masing-masing.
Percayalah bahwa an-nur ayat 26 benar adanya. Maha Benar Allah dengan segala
firman-Nya. Semoga kita tetap dapat sama-sama belajar dan berlomba dalam
kebaikan. Walaupun tak ada lagi “kita” di kehidupanmu atau pun kehidupanku.
copyright to amgah.blogspot.com
sumber gambar: 123rf.com
Nih gah,
BalasHapushttp://infojadwal.com/jadwalsholat/index.php?id=308
Biar bisa tahajud mandiri kaya lo ya :p pertahankan^^ awas nnti gw susul lombanya! :p
Hapus