Langsung ke konten utama

Hidup Karena Salah


Sehari yang lalu aku sedang berdiskusi dengan salah seorang temanku. Kami membicarakan tentang kesalahan dan bagaimana bisa lebih dekat pada yang benar. Aku jadi teringat dulu ada juga orang yang bercerita padaku tentang kesalahannya. Di samping kesalahan orang lain, aku juga mengingat kesalahanku sendiri.
                Banyak macam kesalahan dari yang kecil dan lucu sampai kesalahan besar dan tak pantas untuk dibahas. Lalu aku juga menyadari banyak hal untuk sadar dari hal yang kecil sampai hal yang besar. Fokusnya bukan pada kesalahannya, melainkan pada bagaimana berubah dari kesalahan tersebut. Bagaimana untuk sadar dan merubah posisi menjadi lebih baik.

                Contoh hal kecil. Ada seorang temanku yang bercerita bahwa temannya pernah minum alkohol, lalu temannya tersebut berubah karena hal yang simpel. Ia mengetahui bahwa minum khamar/alkohol membuat solatnya tidak diterima selama 40 hari. Jika aku pikir, alasannya untuk berhenti mabuk lucu juga. Tapi hal simpel tersebut membawanya pada posisi yang lebih baik. Temanku bilang bahwa sekarang temannya sudah menjauhi alkohol dan lebih dekat pada yoghurt. Bahkan temanku bilang, temannya sekarang sering puasa senin kamis.
                Contoh hal tak terduga. Ada seorang temanku yang aku tahu betul bahwa dirinya tak pernah memikirkan tentang agama kecuali ada pesantren kilat. Tiba-tiba di suatu hari yang sama seperti hari lainnya, ia memakai jilbab. Ketika kami mengobrol dan ia bercerita padaku tentang alasannya memakai jilbab, ia bercerita satu hal.
“Dulu gue gak peduli agama, terus gue main ke kamar nyokap. Ada buku agama, terus gue baca tuh. Kok menarik ya, terus gue nyesel kenapa gue gak merhatiin agama. Sejak itu gue jadi mendalami agama dan jadilah gue sekarang.”
Contoh hal besar. Temanku yang lain bercerita tentang temannya yang pernah tertangkap di suatu parkiran. Temannya yang tertangkap di parkiran, sebut saja “X” melakukan hal yang tidak senonoh bersama pasangannya. Sejak tertangkap, si X berubah dan sekarang ia sering puasa senin kamis, seperti si penyuka yoghurt. Sejak itu pula ia berhenti dari yang semu dan memelajari yang nyata.
Contoh hal umum. Seorang ketua, repre, presiden, kapten, panglima, semua yang menjadi pemimpin rawan melakukan kesalahan. Parahnya, jika anggotanya salah karena pemimpinnya, pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya. Sulitnya, kesalahan pemimpin tak selalu diberitahu ke pemimpin. Ada yang tak peduli, mengumpat, atau menunggu si pemimpin sadar sendiri.

Umumnya, ada juga yang akan mengkritik, mengingatkan, dan menyadarkan. Melalui hal-hal tersebut seorang pemimpin bisa merefleksikan kepemimpinannya dan melakukan perbaikan. Kesalahan itu wajar dan lebih wajar lagi jika berhenti dan melakukan perbaikan. Namun, hidup kadang tak seindah yang diharapkan.
Kesalahan dari sudut orang pertama
                Mungkin beberapa orang pernah mengalami bahwa keluar dari kesalahan itu sulit, apalagi telah terbiasa. Kadang ada penghasut yang menggoda untuk tetap salah. Kadang juga, lingkunganlah yang mendukung untuk tetap berbuat salah.
                Akan tetapi, pada akhirnya semua tergantung pada usaha dan doa. Mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang, mulai dari hal yang kecil. Banyak hal simpel, tak terduga, atau umum untuk belajar dari kesalahan. Tinggal bagaimana mencari kesempatan dan menekuni apa yang ditekuni. Percaya juga bahwa Tuhan Maha pengasih dan Maha Penyayang.
Di dalam hati, ada harap untuk menemukan seseorang yang selalu mengingatkan bahwa “Pilihlah yang nyata walaupun ada yang semu. Korbankan ‘kebahagiaan’ sementara untuk kebahagiaan yang lebih lama. Eh itu salah sini yok bareng aku, kita sama-sama belajar buat jadi yang lebih baik. Aku juga pernah salah, aku ngerti rasanya salah.” Rasanya hidup sangat indah ketika bisa menemukan orang itu. Ketika orang yang dicintai mau saling mengajak untuk lebih baik lagi. 

Kesalahan dari sudut orang ketiga
Aku menyayangkan orang-orang yang mencaci maki orang yang salah. Masih banyak orang yang tertawa melihat kesalahan orang lain atau ada juga yang mengasingkan si bersalah. Bagaimana jika si bersalah adalah orang yang ingin berubah dari kesalahannya? Ketika ia menemui lingkungan yang buruk, ia dapat mengalami stress dan tetap memilih jalan yang salah. Karena ia merasa diterima di jalan yang salah dan ditolak ketika ia ingin berubah.
Bagaimana jika si bersalah ingin berubah menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Kemudian ia menemui lingkungan yang merangkulnya. Memberi tahunya bahwa everything is gonna be okay if you want to be better. Mengajarinya bagaimana yang benar. Dan mengingatkannya jika ia terlupa. Bukankah itu lebih mudah bagi si bersalah dan lebih indah bagi dunia?
                Fiuh, rampunglah hasil renungan malam itu dan pagi ini. Akhir kata aku mengutip:
“Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu mengampuni orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertobat setelah itu dan memperbaiki dirinya. Sungguh, Tuhanmu benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang” - An-Nahl: 119
Semoga bermanfaat :)


Sumber gambar:
http://fc00.deviantart.net/
http://spccrossfit.com
http://www.worldwar2-militaria.com
http://images.fineartamerica.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi ...

Terima Kasih Dokter Thomas

#Koas FK UGM Ilmu Penyakit Dalam RSUD Banjarnegara Hari ini tugas refleksi kasus kami rampung *yeay*. Namanya dr. Thomas Effendi spesialis penyakit dalam. Konsulen kesayangan kami di Banjarnegara yang sangat kami hormati. Kebaikan hati beliau disimpan oleh puluhan mungkin ratusan koasnya. Sebut saja dr. Endro, residen penyakit dalam yang dulu koas di tempat yang sama, masih menyimpan kesan betapa baiknya dr. Thomas.                 ‘ One of the best consultant and teacher that I ever met’ terkesan berlebihan memang. Namun, kalau kita tanya ke pensiunan koas IPD Banjarnegara, siapa yang tidak mengiyakan? Kebaikan pertama: sudah jadi omongan langit bahwa koas IPD di Banjar benar-benar menjadi dokter muda. Loh kan situ memang dokter muda?. Yes, tapi tidak melulu dokter muda bisa menjadi dokter muda. Di Banjar, kita benar-benar memanajemen pasien, keputusan kita benar-benar dianggap. Kasarnya hidup matinya...

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu bel...