10 Januari 2014, setelah
mengalami suatu pengalaman yang membuat semangatku hilang. Hari ini aku
menemukan semangat, aku menemukan tujuan, aku menemukan "hidup"
kembali. Aku yakin tiap orang pernah merasakan sedih / down / sudden mental
breakdown. Seberapa tampak kuatnya orang itu, aku yakin ia pernah merasakan
bagaimana diuji dengan kesedihan.
Perbedaan
yang ada adalah bagaimana penyikapan seseorang terhadap ujian yang datang
padanya. Ada yang guling-guling di kasur, nangis di bantal, pergi jalan-jalan,
main games, makan banyak, atau tidur seharian. Setiap orang punya cara
tersendiri untuk memahami kesedihan, termasuk diriku.
Tak
kupungkiri bahwa kegiatan memanjakan diri atau kasarnya malas-malasan adalah
kegiatan pilihan ketika penat. Itu juga yang aku lakukan akhir-akhir ini
sebelum 10 Januari 2014. Mungkin beberapa orang akan berteriak padamu
"JANGAN
MALAS-MALASAN, GET A LIFE! CARI KEHIDUPAN"
"HALAH
GITU DOANG SEDIH"
"SEMANGAT
BRO! HIDUP GAK BERAKHIR CUMA GARA-GARA ITU"
"KENAPA
ORANG JATUH? AGAR IA BISA BANGKIT LAGI"
Mungkin
kita akan membalasnya dengan
"DAH
TAU WEY!"
"KAMU
GAK NGERTI APA YANG AKU RASAKAN"
"IYA
IYA…."
Atau
mungkin malah kita akan terdiam sejenak dan terpacu untuk kembali menemukan
"hidup." Hm apapun yang orang bilang dan bagaimana responnya aku
sarankan untuk keluar. Keluar dari rumah dan temukan hal-hal baru. Wajar untuk
bersedih sebentar, menangis sebentar, merenung sebentar. Yang tidak wajar jika
terlalu lama bersedih atau memilih hal buruk seperti merokok untuk melupakan
permasalahan.
Keluar dan temukan
kehidupan. Banyak hal yang tidak disangka jika kita keluar, seperti yang aku
alami hari ini. You’ve never know what’s coming for you. Jika aku berdiam di
rumah, aku hanya bisa berpikir atau tidur atau makan atau merenung. Ketika aku
keluar, aku menemukan teman, aku menemukan perbincangan, aku menemukan
inspirasi.
Tadi pagi di
perpustakaan, aku menemukan prodi yang baru ujian dan mendiskusikan ujiannya
yang susah. Apa yang aku dapat? Aku teringat tentang ujian blok/ujian akhirku
yang hasilnya tak begitu bagus. Aku teringat bahwa hidup bukan hanya tentang
nilai, tapi juga tentang aplikasi. Kualitas hifup tak hanya ditentukan dari
nilai. Tapi juga ditentukan dari bagaimana mengaplikasikan ilmu di kehidupan
sehari-hari.
Setelah itu aku
bertemu dengan seorang kakek dengan sepeda ontel, beliau sedang duduk termenung
di salah satu bangku. Aku teringat bahwa semua orang akan menua. Begitu pula
denganku, jika umurku sampai aku akan menua. Tinggal bagaimana aku meninggalkan
jejak ketika tua nanti. Tinggal bagaimana aku mau diingat ketika aku meninggal
nanti. Jika aku tetap tak bergerak dan meratapi nasib, aku tak akan meninggalkan
jejak yang bagus. Jika aku tak berubah, hidupku takkan bermanfaat, baik untuk
diriku atau untuk orang lain.
Peristiwa
selanjutnya adalah solat jumat. Khotbah/ceramah hari ini bertemakan
kebahagiaan. Bagaimana suatu kebahagiaan yang hakiki adalah mendapatkan ridho
Tuhan Yang Maha Penyayang. Bagaimana Tuhan takkan mengubah nasib suatu kaum
sampai kaum itu berusaha mengubah nasibnya sendiri. Bagaimana Tuhan hanya
memberikan ujian yang hamba-Nya sanggup untuk memikulnya.
Oiya, di akhir
solat jumat aku juga menyadari sesuatu tentang doa. Doa adalah cara untuk
menyampaikan apa yang tidak bisa disampaikan. Aku dapat berdoa semoga Tuhan
selalu melindungi orang-orang yang kusayangi. Sehingga aku tak perlu khawatir,
aku hanya perlu percaya bahwa Tuhan akan selalu melindunginya. Semoga
orang-orang yang kusayangi selalu berada dalam lindungan-Nya dan dekat
dengan-Nya.
Peristiwa terakhir
yang ingin kubagi adalah presentasi lomba. Organisasiku sedang mengadakan lomba
internasional dan alhamdulillah UGM maju menjadi finalis. Dua orang kakak
kelasku 2011, ka Disto dan ka Oli, akan mempresentasikan karyanya di Korea.
Hari ini, mereka berdua melakukan gladi resik dan evaluasi, ditemani kakak
kelas 2009 ka Nezzar yang telah berpengalaman.
Aku kagum pada
mereka semua. Mereka dapat gemilang di ajang lomba internasional. Ka Nezzar
dengan lancarnya mengomentari ka Disto dan ka Oli agar lebih baik lagi nanti di
Korea. Aku hanya bisa terdiam sambil mengamati mereka berbicara tentang scientific poster.
Walaupun aku
terdiam di luar, aku berapi-api di dalam. Aku ingin sekali bisa seperti ka
Nezzar, ka Disto, atau ka Oli. Ada satu tujuan, ada satu keinginan, ada satu
harapan baru muncul. Hal tersebut memicu kemunculan semangat untuk belajar dan
mencari pengalaman. Menurutku, seseorang dapat berprestasi di bidang yang ia
sukai. Tinggal bagaimana ia menekuni dan menikmati apa yang ia tekuni.
Pada akhirnya aku
bersyukur dapat melihat sisi positif hari ini. Semoga jika kamu menemukan
ujian/kesedihan dalam hidupmu, kamu juga dapat segera menemukan pencerahan.
Habis gelap terbitlah terang, bersama kesulitan ada kemudahan. Walaupun ada
alasan untuk bersedih, ada alasan juga untuk bahagia. Carilah cahaya di tengah
kegelapan. Jika cahaya itu benar benar hilang, buatlah cahayamu sendiri.
(Amgah, 10 Januari 2014, Graha Wiyata,
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta)
Ilustrasi dan sumber Gambar: Selalu ada cahaya walaupun cahaya yang lain mati, mashable.com
Komentar
Posting Komentar