Langsung ke konten utama

Halo Rinduku, Terima Kasih Telah Membuatku Terharu


Sudah sebulan lebih aku berada di Jogja

Ibu, apa kabarmu? Sudah lama wajahmu tak menjadi pemandangan sehari-hariku

Ayah, bagaimana dengan dirimu? Semoga engkau sehat selalu di sana. Terima kasih telah 
meluangkan waktumu walau dirimu sibuk.

Adik, jangan bandel ya di rumah.

Guru-guru SDku,  apa kabar? Sebelum aku berangkat ke Jogja, aku bertemu dengan mereka. Semoga saat aku pulang dari Jogja, aku masih dapat bertemu dengan mereka. Aku teringat akan pesan pak Kusnara “Bapak kalau sakit berobat sama kamu ya Gah nanti.”

Guru-guru SMPku, apa kabar? Semoga kabar mereka juga baik.

Guru-guru SMA, apa kabar? Para bapak dan ibu yang selalu bersedia menyapaku. Aku rindu kehangatan kalian, aku rindu senyum kalian, aku rindu sapaan kalian. Semua persahabatan, semua keterbukaan, semua  canda yang kalian miliki, ternyata sulit menemukan hal itu di sini.   

Halo rinduku, terima kasih telah membuatku terharu. Terima kasih telah membuatku meneteskan air mata. Terima kasih telah membuatku sadar betapa berartinya mereka dalam hidupku.

Sekarang pukul 6:38 di jam laptopku. Cukuplah uraian singkat ini menutup pagiku yang sendu. Aku harus kembali bersemangat untuk menghadapi kuliah hari ini. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi ...

Terima Kasih Dokter Thomas

#Koas FK UGM Ilmu Penyakit Dalam RSUD Banjarnegara Hari ini tugas refleksi kasus kami rampung *yeay*. Namanya dr. Thomas Effendi spesialis penyakit dalam. Konsulen kesayangan kami di Banjarnegara yang sangat kami hormati. Kebaikan hati beliau disimpan oleh puluhan mungkin ratusan koasnya. Sebut saja dr. Endro, residen penyakit dalam yang dulu koas di tempat yang sama, masih menyimpan kesan betapa baiknya dr. Thomas.                 ‘ One of the best consultant and teacher that I ever met’ terkesan berlebihan memang. Namun, kalau kita tanya ke pensiunan koas IPD Banjarnegara, siapa yang tidak mengiyakan? Kebaikan pertama: sudah jadi omongan langit bahwa koas IPD di Banjar benar-benar menjadi dokter muda. Loh kan situ memang dokter muda?. Yes, tapi tidak melulu dokter muda bisa menjadi dokter muda. Di Banjar, kita benar-benar memanajemen pasien, keputusan kita benar-benar dianggap. Kasarnya hidup matinya...

Unta, Ayah, dan Anak (Cerita Inspirasi)

         Suatu hari di padang pasir yang panas. Seorang ayah, seorang anak, dan seekor unta. Mereka bertiga sedang mengadakan perjalanan jauh. Di awal perjalanan mereka berdua naik unta bersama. Panas hari itu sangat terik. Tiba-tiba mereka menemui sekumpulan orang yang membicarakan mereka "Ih itu bapak sama anak jahat banget ke unta. Panas kaya gini untanya disuruh nahan 2 beban."          Karena komentar itu, akhirnya ayah turun dari unta.Membiarkan anaknya yang menaiki unta sendirian. Namun, tak lama kemudian mereka kembali menemui sekumpulan orang yang membicarakan mereka "Ih itu anak jahat banget sama bapaknya, masa bapaknya di suruh jalan, anaknya enak naik unta."          Mendengar komentar tak sedap, sang anak akhirnya turun dari unta. Mempersilahkan ayahnya untuk menaiki unta. Berharap tak menemui sekumpulan orang yang membicarakan mereka lagi. Namun, lagi-lag...