Dirinya adalah kulit yang dilupakan kacang. Entah mengapa, mungkin kulit berbuat buruk pada kacang. Atau, kacang memang lupa pada kulit.
Sesekali kacang menampakkan diri dan dia bilang dunia ini dingin tanpa kulit. Kulit pun memandangi dirinya yang tipis kosong tanpa kehadiran kacang.
Sesaat kulit ingin kembali melapisi, tapi kulit teringat bagaimana kacang lepas darinya.
Pernah kacang ingin pergi. Kulit pun melepaskannya dan membiarkannya bebas. Namun yang terjadi kacang lupa pada kulit.
Ketika dingin kulit akan melapisi kacang dan membuatnya hangat.
Namun ketika kulit membutuhkan kacang, seakan kacang lupa akan kulit yang menghangatkannya. Kacang membiarkannya hampa, terbawa angin dengan tubuhnya yang tipis.
Kulit pernah saling menemani dengan kacang. Dimana dunia yang dingin terasa hangat. Entah apa yang membuat kacang lupa pada kulit. Mungkin kulit berubah dan berbuat buruk, atau mungkin memang kacang yang lupa pada kulit
Sesekali kacang menampakkan diri dan dia bilang dunia ini dingin tanpa kulit. Kulit pun memandangi dirinya yang tipis kosong tanpa kehadiran kacang.
Sesaat kulit ingin kembali melapisi, tapi kulit teringat bagaimana kacang lepas darinya.
Pernah kacang ingin pergi. Kulit pun melepaskannya dan membiarkannya bebas. Namun yang terjadi kacang lupa pada kulit.
Ketika dingin kulit akan melapisi kacang dan membuatnya hangat.
Namun ketika kulit membutuhkan kacang, seakan kacang lupa akan kulit yang menghangatkannya. Kacang membiarkannya hampa, terbawa angin dengan tubuhnya yang tipis.
Kulit pernah saling menemani dengan kacang. Dimana dunia yang dingin terasa hangat. Entah apa yang membuat kacang lupa pada kulit. Mungkin kulit berubah dan berbuat buruk, atau mungkin memang kacang yang lupa pada kulit
********
Kulit tak berharap banyak dari kacang. Kulit hanya berharap pada penciptanya. Ia segera menemukan kacang yang takkan lupa padanya. Ketika musim dingin, kulit dan kacang saling menghangatkan. Ketika musim panas, kulit dan kacang tak saling meninggalkan.
Komentar
Posting Komentar