Tadinya aku burung yang bebas. Terbang bersama teman-temanku. Menikmati langit biru yang indah. Angin yang melambai. Udara yang menyegarkan.
Sampai seseorang menangkapku. Entah apa yang terjadi. Ketika ku terbangun. Aku sudah berada di dalam sangkar.
Orang yang menangkapku memberiku sangkar yang indah. Makanan yang enak. Tapi minumannya air keran.
Orang itu merawatku dengan kelembutan. Aku yang tadinya menyukai kehidupan bebas mulai untuk berpikir ulang. Semua yang kubutuhkan ada disini.
Sampai suatu saat orang itu membuka sangkarku dan menyuruhku pergi. Entah mengapa, tapi aku tak punya pilihan. Aku hanya belum siap untuk kembali hidup bebas. Karena dia telah menangkapku.
Aku terbang bersama pikiranku. Aku berharap seseorang akan menangkapku lagi. Aku lupa kalau aku seekor burung yang bebas. Bukan kucing persia atau ikan arwana.
Yang perlu kulakukan hanyalah terbang. Mencari teman-temanku. Kembali menikmati langit biru. Menghirup udara segar. Terbang, bebas, di udara. Kembali merasakan indahnya kebebasan. Kembali mencari sebuah petualangan baru.
Tak perlu iri dengan burung yang di sangkar. Memang dia mendapatkan semuanya secara mudah dan terlihat lebih enak. Tapi aku dapat terbang bebas. Aku dapat terbang setinggi-tingginya. Karena aku seekor burung yang bebas, bukan kucing persia, atau pun ikan arwana.
Komentar
Posting Komentar