Langsung ke konten utama

Terorisme dan Islam di Mata Profesor Amerika

     Seorang profesor Antropologi yang berasal dari Amerika Serikat mengadakan banyak penelitian di Indonesia. Salah satunya, tentang Islam dari segi estetika (Keindahan). Profesor yang dikenal dengan nama Kenneth M George selalu bolak-balik Amerika-Indonesia untuk penelitiannya. Akan tetapi, tidak hanya data yang ia peroleh, George juga mendapat sahabat dan teman-teman baru di Indonesia. Seorang intelek macam George berkomentar tentang terorisme yang sering dikaitkan dengan Islam.
      Padahal, islam dengan teroris bak Jupiter dengan sungai di bumi, takkan pernah bersatu dan tak mau bersatu. Berikut tuturan George di salah satu surat kabar ternama:
-------------------------------------------------------------------
       Baginya, perilaku seniman Muslim itu menunjukkan, sebenarnya agama ini tidak berbahaya atau selalu gelisah, melainkan justru terbuka dan percaya diri. Dalam hubungan dengan orang lain, manusia ditekankan untuk selalu berbuat baik dengan orang lain.
       "Islam itu bukan agama yang menghasilkan bom dan teror" 
       Lalu, bagaimana dengan citra bahwa Islam itu lekat dengan terorisme?
      "Memang muncul serangan bom di beberapa negara, termasuk Indonesia, terutama dalam 10tahun terakhir. Sebagian teroris itu mengklaim melakukan serangan atas nama agama. Namun, sebenarnya berbagai aksi terorisme itu lebih dipicu persoalan politik daripada doktrin agama.
    Klaim doktrin agama hanya menjadi semacam pembenaran atas kekerasan yang dilancarkan kaum teroris. Di balik itu, motivasi sebenarnya adalah kepentingan politik. Mungkin mereka ingin protes, melawan, atau merebut panggung kekuasaan.
     Osama bin Laden, pimpinan Al Qaeda yang baru saja tewas dalam penyergapan di Pakistan beberapa waktu lallu, dianggap sebagai teroris dan dalang di balik serangan udara ke menara kembar WTC di Amerika, 9 September 2011. Dia sering mengklaim berjuang atas nama Islam, padahal motivasi sebenarnya adalah kepentingan politik.
     Osama bin Laden itu dulu menjadi semacam sekutu Amerika Serikat saat perang di Afghanistan. Ketika dukungan Amerika kepada dia berhenti dan Amerika malah mengirimkan bantuan keamanan militer ke Arab Saudi, Osama menggerakkan perlawanan lewat berbagai serangan teror."
       Apakah itu juga terjadi di Indonesia?
     "Kondisi serupa kemungkinan terjadi di Indonesia. Kelompok teroris mengklaim berjuang atas nama Islam, padahal sebenarnya ada keinginan untuk mendapatkan peanggung kekuasaan politik. Mereka membenci dan menyerang target-target yang terkait dengan Amerika, seperti hotel, kelab malam, atau restoran yang dimiliki tau dikunjungi orang Amerika.
      Itu memperlihatkan kebencian kepada Amerika yang mewakili Barat. Kebencian itu bermula dari perbedaan pandangan politik, seperti perasaan diberlakukan secara tak adil atau semacamya.
       Dengan begitu, solusi dari terorisme semestinya adalah perubahan politik. Namun, karena ini merupakan fenomena global. perbuhanan itu tak bisa dikerjakan sendirian oleh Indonesia, melainkan bersama-sama oleh negara-negara di dunia. Dunia internasional perlu mendorong tatanan politik yang adil bagi semua bangsa di dunia."
------------------------------------------------------------------- 
      Ketika datang kebenaran maka musnahlah kebatilan.
Referensi: Kompas 21 Agustus 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi ...

Terima Kasih Dokter Thomas

#Koas FK UGM Ilmu Penyakit Dalam RSUD Banjarnegara Hari ini tugas refleksi kasus kami rampung *yeay*. Namanya dr. Thomas Effendi spesialis penyakit dalam. Konsulen kesayangan kami di Banjarnegara yang sangat kami hormati. Kebaikan hati beliau disimpan oleh puluhan mungkin ratusan koasnya. Sebut saja dr. Endro, residen penyakit dalam yang dulu koas di tempat yang sama, masih menyimpan kesan betapa baiknya dr. Thomas.                 ‘ One of the best consultant and teacher that I ever met’ terkesan berlebihan memang. Namun, kalau kita tanya ke pensiunan koas IPD Banjarnegara, siapa yang tidak mengiyakan? Kebaikan pertama: sudah jadi omongan langit bahwa koas IPD di Banjar benar-benar menjadi dokter muda. Loh kan situ memang dokter muda?. Yes, tapi tidak melulu dokter muda bisa menjadi dokter muda. Di Banjar, kita benar-benar memanajemen pasien, keputusan kita benar-benar dianggap. Kasarnya hidup matinya...

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu bel...