Di suatu pagi di kala matahari bersinar. Bukan sebuah lirik lagu melainkan sebuah keterangan waktu. Terdapat cukup sedikit orang di dalam sebuah forum tertutup, obrolan pagi itu cukup. Tak mampu aku ketik kata-kata atau kata setelah cukup.
"Kalian tuh gimana sih? masa gini aja gak tau?"
Inginku buat sebagai dialog dua sisi. Tapi aku teringat bahwa saat itu kami hanya mengangguk
"Kalian belajar gak sih?
Kalian niat gak sih?
Kalian bener-bener mau belajar atau enggak?"
Di pagi yang lain, yang lebih tenang dari pagi sebelumnya. Di matahari yang lain, yang lebih sejuk dari matahari sebelumnya
"Kalian mau kan **** (suatu tujuan yang tak dapat diceritakan)?
"Mau **** (suatu panggilan yang tak dapat dituliskan)"
"Mau **** (suatu panggilan yang tak dapat dituliskan)"
"Sediakanlah waktu kalian untuk ****. Kalian punya 24 jam sehari, tidur berapa jam sisanya kalian bangun. Kalau kalian mau ****, berusahalah.
"iya ****"
"tidak ada hal di dunia ini yang kita dapat secara cuma-cuma. Semua ada usaha di baliknya. Semakin besar usaha kalian, semakin besar yang kalian akan dapat."
Lalu di sisi mata uang yang lain dan masih di koin yang sama.
"Siapa tuhan kalian? Apakah benar kalian menempatkan Allah
سبØانه Ùˆ تعالى sebagai tuhan kalian? Sudahkah kalian merasakan nikmat iman? Ketika orang lain gaduh gelisah kalian tenang luar biasa. Sudahkah kalian mengharap surga yang diberikan oleh Allah kepada siapa yang Allah kehendaki? ketika orang lain berusaha dunia kalian berusaha dunia dan akhirat. Sudahkah kalian bersandar hanya kepada Allah? Ketika orang lain kehilangan sandarannya lalu sedih dan tak tahu harus ke mana, kalian kembali kepada Allah, menangis dan meminta kepada Pemilik alam semesta.
coba sekarang kalian refleksikan di dalam diri kalian masing-masing. Sudahkah kita, termasuk saya sendiri, menjadikan Allah sebagai Tuhan kita?"
Yaa saudaraku yang merasa saudara. Sudahkah kita menjadikan Allah sebagai Tuhan kita? Jika dimarahi oleh manusia saja kita hanya bisa tertegun, apakah bisa kita menjumpai kemarahan Allah, Tuhan kita? Bisakah kita selamat dari azab Allah kalau dimarahi manusia saja kita tak bisa melawan?
Ketika manusia memerintah kita untuk sungguh-sungguh dalam suatu hal. Lalu kita menjadi sungguh-sungguh atau minimal merenungkan perkataan manusia tersebut. Mengapa kita tidak bersungguh-sungguh terhadap apa yang Allah perintahkan? minimal merenungkan perintah Allah. Lalu, siapakah tuhan kita yaa saudaraku?
Jika untuk memperoleh suatu hal di dunia kita pontang-panting sana-sini, usaha ini usaha itu, doa sini doa situ, berusaha semampunya. Mengapa untuk memperoleh akhirat kita tidak bersungguh-sungguh? Lalu, siapakah tuhan kita yaa saudaraku?
ya Allah, Tuhan di mana ubun-ubun setiap manusia berada di dalam genggaman-Mu, jadikanlah kami sebagai hamba Mu yang merasakan nikmatnya iman. Yang menjadi tenang terhadap apa pun ujian yang Engkau berikan. Yang mengharap balasan hanya dari Mu, kekayaan, kedudukan, keilmuan, adalah milik Mu yang Engkau berikan kepada siapa yang Engkau Kehendaki. Berikanlah kami ketenangan dan ketenteraman hati dengan memelajari ilmu agama-Mu, di mana tidak ada ketenangan dan ketenteraman yang lebih tenang dan tenteram daripada pemeberian-Mu.
Aamiin.
Secara eksplisit aku menuliskan bahwa dengan mengganti sudut pandang mampu mengubah suatu amalan. Ketika kita niatkan semua yang kita lakukan hanya untuk Allah, ketika yang kita kejar adalah balasan dari Allah. Hasilnya akan berbeda jika kita niatkan hanya untuk mahluk yang lemah, hasilnya akan beda jika yang kita kejar hanya dunia yang sementara.
Ketika mahluk Allah bilang, kejarlah juara 1! Renungkanlah bagaimana menjadi juara 1 mampu mendekatkan diri kita kepada Allah. Ketika mahluk Allah bilang, jadilah profesi yang cerdas! Renungkanlah bagaimana menjadi seorang profesi yang cerdas mampu membawa kita kepada surga Allah. Ketika mahluk Allah bilang, jangan mau menjadi bodoh! Renungkanlah bagaimana menjadi pintar di dunia dan akhirat, sehingga mampu selamat dari azab Allah dan menjadi sebahagia-bahagianya orang yang merasakan kenikmatan di dunia dan kenikmatan di akhirat.
copyright to amgah.blogspot.com
sumber gambar: https://cdn.psychologytoday.com/
https://i.ytimg.com/vi/wwC6xjZdLHQ/maxresdefault.jpg
Komentar
Posting Komentar