Well setiap orang memiliki kuasa atas dirinya
di dunia. Setiap manusia mendapatkan sesuai dengan apa yang diusahakannya. Jika
ia mencari dunia ia akan mendapatkan dunia, jika dia mencari dunia dan akhirat,
niscaya ia akan mendapatkan keduanya. Supaya simpel dan gak kaya ceramah, kita
langsung masuk aja ke contoh nyata.
Koas penuh dengan
ketidakpastian, sarjana saja sudah dirundung oleh ketidakpastian, koas lebih
dari itu. Jika sarjana sering reskedul jadwal kuliah, koas pun terkadang tak
jelas. Belum kita harus mengejar orang-orang yang harus kita kejar. Ketika
orang itu ada di depan mata pun, belum tentu bisa terkejar, siapatau beliau ada
rapat mendadak/sedang tidak mood untuk meladeni koas.
Ada atau tidaknya kasus juga
ketidakpastian. Di koas kita learn by
doing, ada kasus barulah belajar. Jika kita tidak mendapatkan variasi kasus
yang cukup, kita tidak belajar dengan baik, apa bedanya sama sarjana? Dan seringkali
males banget kita baca buku mending langsung terjun karena kita sudah belajar
teorinya saat sarjana.
Diajarin atau tidak itu juga
ketidakpastian. Kalau kita sedang beruntung, kita akan kedapatan siapapun yang
mampu mengajari kita. Mayoritas konsulen atau residen, dengan catatan
beliau-beliau sedang tidak sibuk atau mau menyempatkan waktu. Hal tersebut pun
juga tidak pasti. Kalau lagi apes-apesnya kita cuma jadi tukang. Disuruh tensi,
ambil barang, anter barang, ibarat Go-Koas yang siap sedia mengantar apapun
antar-ruang rumah sakit. Kadang kita juga disuruh Go-Clean, Go-Food, hingga
Go-Write.
Go Koas : Terima Panggilan Atasan |
Ketidakpastian itu seringkali
dijawab Allah dengan keberuntungan. Mendapat konsulen yang baik, jadwal kuliah
lancar, atau dapat kasus bervariasi. Sehingga poin pertama adalah, Allah
seringkali memberikan kita keberuntungan yang datang dari arah yang tidak
diduga-duga. Mengapa kita sebagai hamba-Nya tidak berterima kasih atas apa yang
telah Tuhan berikan? Atau, mengapa kita tidak meminta kebaikan di dunia dan
nanti di akhirat jika kita dapat memintanya? Kepada siapa lagi kita akan
meminta?
Poin kedua, jika kita mampu
mengubah waktu yang tidak berkualitas menjadi berkualitas, mengapa tidak? Waktu
berkualitas berarti memiliki nilai kebaikan dan ibadah. Tidak semua kebaikan
bernilai ibadah apalagi jika kita tidak niatkan diri untuk beribadah. Jika kita
butuh 2 barang, dan kita bisa dapat 2 barang itu, kenapa kita harus
mendapatkannya satu per satu? Kenapa tidak langsung 2 sekaligus?
Ibadah yang wajib salah satunya
adalah sholat. Namun bentuk dari ibadah, tidak hanya sholat. Kalau kata ustad
di kajian Obgyn, mau disuruh-suruh pun dapat bernilai ibadah asalkan kita
niatkan untuk ibadah. Misal kita disuruh untuk pergi ke A, kita niatkan untuk
ibadah silaturahim. Kata konsulen pun Go-Koas juga dapat menjadi ibadah. Misal
kita disuruh ambil darah ke bank darah, kita niatkan untuk ibadah demi kebaikan
pasien siapa tau insyaAllah jadi ada nilai ibadah.
Oleh karena itu tips ibadah
pertama adalah; niatkan segala sesuatu yang kita lakukan karena Allah, di jalan
Allah, dan dengan menyebut nama Allah. Simpelnya niatkan setiap langkah yang
kita tempuh ialah ibadah. insyaAllah semoga apa-apa yang kita lakukan dapat
bernilai dobel tidak hanya single.
Tips kedua, dhuha dan tahajud;
THT: biasa
mulai kegiatan pagi jam 7.30, sehingga kita bisa dhuha dulu sebelum mulai
kegiatan. Dhuha pun bisa di mana saja. RadioPoetro? Bisa. Masjid ibsin? Bisa.
Sarjito pun bisa. Atau di tengah-tengah poli kalau ramai banget koasnya
sehingga sesak kaya bis kota, atau malah sepi banget kaya hati yang ditinggal
pergi kekasih, yasudah pergi dhuha aja dulu.
Plus, THT itu ada jaga malam dan
jaganya selo. Sempatkan waktu untuk tahajud di 1/3 malam. Wabilkhusus kita-kita
yang sulit bangun, jaga malam adalah wadah yang apik agar mampu merasakan
indahnya sepertiga malam.
Mata:
lupa-lupa inget nih, kayaknya di mata dhuha tetap bisa dilaksanakan sebelum
poli di mulai. Tapi jaga malam di mata, tidak 24 jam sehingga sepertiga malam
perlu usaha mandiri.
Kulit: sama
persis kaya mata. Dhuha tetap sebelum kegiatan rumah sakit dimulai, dan jaga
malamnya cuma sebentar.
Forensik:
forensik itu kadangkali menunggu kuliah atau menunggu sesuatu. Nah kalau gak
sempet dhuha pagi-pagi, yaudah selipin aja pas lagi nunggu itu melipir dikit ke
musholla forensik. Jangan harap ada jaga malam di forensik ya, sepertiga
malamnya mandiri aja.
Saraf: Nah
ini nih baru butuh tips khusus. Pengalamanku di saraf, kegiatan selalu dimulai
dari pagi buta. Berangkat ketika matahari malu-malu terbit, pulang ketika
matahari megap-megap tenggelam. Sehingga dhuha perlu sedikit diakalin pas jam
10an. Biasanya setelah sibuk di pagi buta, setelahnya akan sedikit lowong,
langsung cus gunakan waktu dengan baik.
Jaga malam di sini 24 jam
seperti THT. Tetapi beban kerja jaga malam saraf beda jauh sama THT. Enaknya
menurutku ya pasti kalian akan terjaga minimal sampai jam 11 dan biasanya
sampai jam 12 atau 01.00 dini hari. Colong waktu dikit tidur duduk lalu pas
bangun buat ngelaksanain tugas, setelah tugas selesai langsung sepertiga malam.
Jiwa: Sama
persis seperti THT.
Anak:
Tergantung dapat jejaring mana. Tapi kalau stase besar biasanya kita sudah
capek duluan. Bawaannya adalah Kasur dan tidur. Oleh karena itu tips di sini
ialah perkuat niat, insyaAllah waktu pasti ada. Dhuha sebelum kegiatan rumah
sakit dimulai, karena kalau sudah mulai akan sulit mencari waktu kosong.
Jaga malamnya juga lebih berat
dari saraf, tapi tetap ada waktu kosong untuk menikmati indahnya sepertiga
malam. Niatkan aja insyaAllah waktu akan
menghampiri
Obgyn: sama
seperti anak. Hanya saja jaga malam di sini kita lebih belajar untuk ikhlas.
Buat kita-kita yang perlu kompetensi ikhlas, nah di sinilah kita belajar. Kok
gitu? Jawaban baru dapat diketahui ketika kamu sendiri merasakannya. Intinya
niatin aja dhuha sebelum kegiatan dimulai dan sepertiga malam saat jaga malam.
Oiya kalau dapat shift jaga bangsal pagi, kewajiban tensi baru dimulai pukul 11
siang, jadi kita punya waktu panjang buat nyelipin dhuha.
-
Selamat
mencoba
Tips ketiga, baca Quran: baca Quran dapat di
mana pun dan kapan pun, selama gak ngeganggu orang. Paling enak setelah sholat
fardhu jadi kita masih ada wudhu. Supaya gak dianggap kabur, baca aja di nurse
station, kalo gakboleh cari ruangan kosong di sekitar situ, 99% ada. Niatkan
untuk ibadah dan biar gak dianggap kabur lalu minta perlindungan Allah dari
sifat ujub dan riya. 1 hari setengah juz bisa banget, stase besar sekali pun. Atau
mulai dari yang ringan-ringan aja, yang penting niat dan punya target yang
jelas. Ibarat kita mau ngegebet orang yang kita taksir, kita jelas punya target
siapa dan mau bagaimana.
copyright to amgah.blogspot.comMohon maaf jika misalkan ada kesalahan dan mohon diingatkan.
sumber gambar:
stethoscopeoflife.files.wordpress.com
http://media.pricebook.co.id/
media.ihram.asia
http://majalahembun.com
Komentar
Posting Komentar