Langsung ke konten utama

KOAS gak perlu ibadah dan gak perlu tau tips ibadah?



Well setiap orang memiliki kuasa atas dirinya di dunia. Setiap manusia mendapatkan sesuai dengan apa yang diusahakannya. Jika ia mencari dunia ia akan mendapatkan dunia, jika dia mencari dunia dan akhirat, niscaya ia akan mendapatkan keduanya. Supaya simpel dan gak kaya ceramah, kita langsung masuk aja ke contoh nyata.
                Koas penuh dengan ketidakpastian, sarjana saja sudah dirundung oleh ketidakpastian, koas lebih dari itu. Jika sarjana sering reskedul jadwal kuliah, koas pun terkadang tak jelas. Belum kita harus mengejar orang-orang yang harus kita kejar. Ketika orang itu ada di depan mata pun, belum tentu bisa terkejar, siapatau beliau ada rapat mendadak/sedang tidak mood untuk meladeni koas.
                Ada atau tidaknya kasus juga ketidakpastian. Di koas kita learn by doing, ada kasus barulah belajar. Jika kita tidak mendapatkan variasi kasus yang cukup, kita tidak belajar dengan baik, apa bedanya sama sarjana? Dan seringkali males banget kita baca buku mending langsung terjun karena kita sudah belajar teorinya saat sarjana.
                Diajarin atau tidak itu juga ketidakpastian. Kalau kita sedang beruntung, kita akan kedapatan siapapun yang mampu mengajari kita. Mayoritas konsulen atau residen, dengan catatan beliau-beliau sedang tidak sibuk atau mau menyempatkan waktu. Hal tersebut pun juga tidak pasti. Kalau lagi apes-apesnya kita cuma jadi tukang. Disuruh tensi, ambil barang, anter barang, ibarat Go-Koas yang siap sedia mengantar apapun antar-ruang rumah sakit. Kadang kita juga disuruh Go-Clean, Go-Food, hingga Go-Write.
Go Koas : Terima Panggilan Atasan

                Ketidakpastian itu seringkali dijawab Allah dengan keberuntungan. Mendapat konsulen yang baik, jadwal kuliah lancar, atau dapat kasus bervariasi. Sehingga poin pertama adalah, Allah seringkali memberikan kita keberuntungan yang datang dari arah yang tidak diduga-duga. Mengapa kita sebagai hamba-Nya tidak berterima kasih atas apa yang telah Tuhan berikan? Atau, mengapa kita tidak meminta kebaikan di dunia dan nanti di akhirat jika kita dapat memintanya? Kepada siapa lagi kita akan meminta?
                Poin kedua, jika kita mampu mengubah waktu yang tidak berkualitas menjadi berkualitas, mengapa tidak? Waktu berkualitas berarti memiliki nilai kebaikan dan ibadah. Tidak semua kebaikan bernilai ibadah apalagi jika kita tidak niatkan diri untuk beribadah. Jika kita butuh 2 barang, dan kita bisa dapat 2 barang itu, kenapa kita harus mendapatkannya satu per satu? Kenapa tidak langsung 2 sekaligus?
                Ibadah yang wajib salah satunya adalah sholat. Namun bentuk dari ibadah, tidak hanya sholat. Kalau kata ustad di kajian Obgyn, mau disuruh-suruh pun dapat bernilai ibadah asalkan kita niatkan untuk ibadah. Misal kita disuruh untuk pergi ke A, kita niatkan untuk ibadah silaturahim. Kata konsulen pun Go-Koas juga dapat menjadi ibadah. Misal kita disuruh ambil darah ke bank darah, kita niatkan untuk ibadah demi kebaikan pasien siapa tau insyaAllah jadi ada nilai ibadah.
                Oleh karena itu tips ibadah pertama adalah; niatkan segala sesuatu yang kita lakukan karena Allah, di jalan Allah, dan dengan menyebut nama Allah. Simpelnya niatkan setiap langkah yang kita tempuh ialah ibadah. insyaAllah semoga apa-apa yang kita lakukan dapat bernilai dobel tidak hanya single.

                Tips kedua, dhuha dan tahajud;
THT: biasa mulai kegiatan pagi jam 7.30, sehingga kita bisa dhuha dulu sebelum mulai kegiatan. Dhuha pun bisa di mana saja. RadioPoetro? Bisa. Masjid ibsin? Bisa. Sarjito pun bisa. Atau di tengah-tengah poli kalau ramai banget koasnya sehingga sesak kaya bis kota, atau malah sepi banget kaya hati yang ditinggal pergi kekasih, yasudah pergi dhuha aja dulu.
                Plus, THT itu ada jaga malam dan jaganya selo. Sempatkan waktu untuk tahajud di 1/3 malam. Wabilkhusus kita-kita yang sulit bangun, jaga malam adalah wadah yang apik agar mampu merasakan indahnya sepertiga malam.

Mata: lupa-lupa inget nih, kayaknya di mata dhuha tetap bisa dilaksanakan sebelum poli di mulai. Tapi jaga malam di mata, tidak 24 jam sehingga sepertiga malam perlu usaha mandiri.

Kulit: sama persis kaya mata. Dhuha tetap sebelum kegiatan rumah sakit dimulai, dan jaga malamnya cuma sebentar.

Forensik: forensik itu kadangkali menunggu kuliah atau menunggu sesuatu. Nah kalau gak sempet dhuha pagi-pagi, yaudah selipin aja pas lagi nunggu itu melipir dikit ke musholla forensik. Jangan harap ada jaga malam di forensik ya, sepertiga malamnya mandiri aja.

Saraf: Nah ini nih baru butuh tips khusus. Pengalamanku di saraf, kegiatan selalu dimulai dari pagi buta. Berangkat ketika matahari malu-malu terbit, pulang ketika matahari megap-megap tenggelam. Sehingga dhuha perlu sedikit diakalin pas jam 10an. Biasanya setelah sibuk di pagi buta, setelahnya akan sedikit lowong, langsung cus gunakan waktu dengan baik.


                Jaga malam di sini 24 jam seperti THT. Tetapi beban kerja jaga malam saraf beda jauh sama THT. Enaknya menurutku ya pasti kalian akan terjaga minimal sampai jam 11 dan biasanya sampai jam 12 atau 01.00 dini hari. Colong waktu dikit tidur duduk lalu pas bangun buat ngelaksanain tugas, setelah tugas selesai langsung sepertiga malam.

Jiwa: Sama persis seperti THT.

Anak: Tergantung dapat jejaring mana. Tapi kalau stase besar biasanya kita sudah capek duluan. Bawaannya adalah Kasur dan tidur. Oleh karena itu tips di sini ialah perkuat niat, insyaAllah waktu pasti ada. Dhuha sebelum kegiatan rumah sakit dimulai, karena kalau sudah mulai akan sulit mencari waktu kosong.
                Jaga malamnya juga lebih berat dari saraf, tapi tetap ada waktu kosong untuk menikmati indahnya sepertiga malam. Niatkan  aja insyaAllah waktu akan menghampiri

Obgyn: sama seperti anak. Hanya saja jaga malam di sini kita lebih belajar untuk ikhlas. Buat kita-kita yang perlu kompetensi ikhlas, nah di sinilah kita belajar. Kok gitu? Jawaban baru dapat diketahui ketika kamu sendiri merasakannya. Intinya niatin aja dhuha sebelum kegiatan dimulai dan sepertiga malam saat jaga malam. Oiya kalau dapat shift jaga bangsal pagi, kewajiban tensi baru dimulai pukul 11 siang, jadi kita punya waktu panjang buat nyelipin dhuha.
-          Selamat mencoba


Tips ketiga, baca Quran: baca Quran dapat di mana pun dan kapan pun, selama gak ngeganggu orang. Paling enak setelah sholat fardhu jadi kita masih ada wudhu. Supaya gak dianggap kabur, baca aja di nurse station, kalo gakboleh cari ruangan kosong di sekitar situ, 99% ada. Niatkan untuk ibadah dan biar gak dianggap kabur lalu minta perlindungan Allah dari sifat ujub dan riya. 1 hari setengah juz bisa banget, stase besar sekali pun. Atau mulai dari yang ringan-ringan aja, yang penting niat dan punya target yang jelas. Ibarat kita mau ngegebet orang yang kita taksir, kita jelas punya target siapa dan mau bagaimana.


copyright to amgah.blogspot.com
Mohon maaf jika misalkan ada kesalahan dan mohon diingatkan. 

sumber gambar:
stethoscopeoflife.files.wordpress.com
http://media.pricebook.co.id/
media.ihram.asia
http://majalahembun.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi ...

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar...

Terima Kasih Dokter Thomas

#Koas FK UGM Ilmu Penyakit Dalam RSUD Banjarnegara Hari ini tugas refleksi kasus kami rampung *yeay*. Namanya dr. Thomas Effendi spesialis penyakit dalam. Konsulen kesayangan kami di Banjarnegara yang sangat kami hormati. Kebaikan hati beliau disimpan oleh puluhan mungkin ratusan koasnya. Sebut saja dr. Endro, residen penyakit dalam yang dulu koas di tempat yang sama, masih menyimpan kesan betapa baiknya dr. Thomas.                 ‘ One of the best consultant and teacher that I ever met’ terkesan berlebihan memang. Namun, kalau kita tanya ke pensiunan koas IPD Banjarnegara, siapa yang tidak mengiyakan? Kebaikan pertama: sudah jadi omongan langit bahwa koas IPD di Banjar benar-benar menjadi dokter muda. Loh kan situ memang dokter muda?. Yes, tapi tidak melulu dokter muda bisa menjadi dokter muda. Di Banjar, kita benar-benar memanajemen pasien, keputusan kita benar-benar dianggap. Kasarnya hidup matinya...