Sabtu 3 September 2016
Pagi-pagi ketemu dr. Isnaini untuk tutorial, beliau adalah dokter yang sangat lembut ke pasien, teliti, dan mengajari kompetensi dokter umum banget. Tutorial kita bahas retardasi mental. Sebuah kasus yang kasihan untuk pasien dan keluarga pasien. Namun, sekarang kita tidak membahas tentang retardasi mental.
Setelah tutorial, aku dan priska bingung mau ke mana lalu akhirnya tertarik untuk ke bangsal (padahal tadinya mau pulang). Sesampainya di bangsal kok sepi, ternyata orang-orang pergi ke rehab medis. Akhirnya aku dan priska ke rehab medik tepatnya ke gedung garuda/aula olahraga. Di sana ketemu pak M, mas H, mas Z, tiga orang paling ngena selama seminggu di Grhasia.
Pak M, pak M ini sekilas seperti orang pada umumnya. Beliau adalah pasien bolak-balik yang sudah veteran di Grhasia. Pak M lah yang nyeritain kita siapa sakit apa dan sudah berapa lama, ibarat ketua sensus penduduk Grhasia. pak M sering ngajarin koas tentang pelajaran kehidupan, contoh ya beliau ngajarin kita tentang melihat aspek lain orang gangguan jiwa. pak M bilang "dokter muda, kalian masih muda, kalian harus melihat kita-kita ini jangan cuma kasih obat, dikurung, lalu sembuh."
Dokter Muda (DM) "loh kenapa pak tiba-tiba bilang gitu?"
Pak M (PM) "Coba lihat si X, *pak M manggil si X*
PM "X, sudah berapa lama kamu di sini?"
X "2 minggu, 3 minggu, 4 minggu."
PM "lihat, sudah di kasih obat tapi masih seperti itu juga kan"
DM "hmm, terus gimana menurut pak M baiknya?"
PM "hm, cobalah duduk melingkar, seperti jaman sd dulu"
DM "duduk melingkar?"
PM "iya, melingkar, lalu masing-masing orang cerita, apa yang mereka keluhkan, apa yang mengganggu mereka."
(batinku, wah si bapak keren juga. dia sudah melihat pasien secara komprehensif bagaimana seseorang ketika sakit fisik, juga akan mengalami gangguan kenyamanan. Ketika seseorang sudah nyaman, insyaAllah fisik akan menjadi lebih baik).
Itu hanya 1 dari belasan wejangan pak M. Lalu mas H, ketika aku selesai ngobrol dengan pak M, pas banget mas H baru selesai main badminton. "Mas saya duduk di sini ya ngobrol-ngobrol" "silahkan dok"
DM "gimana mas udah enakan sekarang?"
MH "sudah dok"
DM "udah gak ada bisikan-bisikan lagi ya? tidur udah enak?"
MH "sudah dok"
DM "wah bagus, berarti selanjutnya tinggal rajin kontrol sama rajin minum obat ya mas"
MH "iya dok, dulu saya nyesel berhenti minum obat, sekarang saya mau rutin minum obat"
DM "sip, kalo jauh ke RS bisa ke puskesmas mas yang deket"
MH "gak dok, saya ke RS aja. kalo dokter prakteknya dimana dok?"
DM (waduh saya bingung, kalau dijelasin tentang koas kok panjang) "di sardjito mas, tapi kita muter, sekarang lagi bagian jiwa"
MH "sardjito ya dok, bagian psikologi?"
DM "bukan mas, psikiatrik"
MH "oke dokter abdi, kalau saya mau konsultasi, saya ke dokter abdi ya"
(ada ya pasien mau konsultasi sama koas, alhamdulillah)
Terus mas Z, mas Z ini mirip seperti mas H, beliau putus obat lalu kambuh. Kira-kira sudah 3 hari ini keadaan mas Z membaik.
DM "wah mas Z, lagi gitaran nih?"
MZ "iya nih dok, mau olahraga tadinya tapi di dalam sudah penuh"
DM "ya gapapa mas, yang penting sekarang udah rehab medik, enak kan ada kerjaan dibanding di bangsal gak ngapa-ngapain"
MZ "iya dok, dokter mau main bulutangkis?"
DM "boleh boleh" *sayangnya raketnya dipinjam pasien lain*
MZ "dokter abdi sendiri gimana kabarnya hari ini? skrg ada ngobrol-ngobrol lagi sama saya kaya kemarin?"
DM "wah hahah baik mas Z, iya ngobrol-ngobrol biasa aja mas"
(mas Z ini semangatnya tinggi untuk sembuh, pulang, dan beraktivitas seperti biasa. Mas Z sehari-hari bekerja sebagai buruh bongkar muat pasir di suatu daerah. Keinginan beliau untuk kembali bekerja sangat tinggi sampai-sampai mau ngobrol tiap hari, karena mengobrol dianggap sebagai salah satu pemeriksaan/terapi di sini).
Oiya ada yang ketinggalan, mas I. Mas I baru aja kenal ketika sedang jalan-jalan kemarin di acara rehab medik. Mas I sehari-hari bekerja sebagai pramusaji di salah satu restoran di Yogyakarta. Pas ditanya kerja dimana, mas I bilang di X, lalu saya diajak mas I untuk makan di X. Boleh mas, tapi kasih diskon ya. Terus pas ketemu hari ini di rehab medik mas I yang menyapa duluan "Pagi dokter Abdi, ayo dok main catur" "ya monggo-monggo mas"
Ternyata banyak pasien-pasien jiwa yang unyu-unyu, mereka senang bertemu dokter, berobat, dan ingin segera sembuh serta pulang. Mereka rindu beraktivitas seperti biasa dan tidak ingin untuk mengalami gangguan ulang/kambuh. Di dalam jiwa mereka, mereka masih memiliki jiwa yang sama seperti orang-orang pada umumnya.
Semoga cepat sembuh pak M, mas H, mas Z, dan mas I, semoga cepat kembali beraktivitas seperti biasa, keluar dari Grhasia, dan tak kembali lagi menginap di sana.
copyright to amgah.blogspot.com
sumber gambar;
clipartpanda.com
keystonebehavioral.com
zimblo.com
Komentar
Posting Komentar