15 April 2016, stase THT resmi
berakhir. Senang karena telah rampung 1 stase, senang karena semakin dekat
dengan kelulusan, senang THT dapat berakhir bahagia. Yeyeyeyeyey akhirnya selesai juga. Namun di saat yang sama, tiba-tiba
rindu datang bersama langkah kaki yang menjauhi THT.
Mata
adala stase ke-2ku setelah THT. Jadwal kelompokku adalah jadwal yang terbilang “unik”.
Stase-stase kecil (stase 4 minggu) ditaruh di awal, lalu stase besar (10
minggu) semua berderet di akhir. Pepatah berakit-rakit dahulu bersenang-senang
kemudian sama sekali tidak dapat diterapkan pada kasus kami. Peribahasa kami
adalah bersenang-senang dahulu lalu berenang tergopoh-gopoh kemudian.
Sekarang kita akan masuk ke dalam
dunia mata, dunia yang terdiri dari sebuah bola dengan berbagai macam struktur
di dalamnya. Tahukah kamu bahwa salah satu struktur di mata bernama iris, iris
merupakan bahasa latin yang berarti pelangi. Apakah Jamrud ketika membuat lagu pelangi di matamu dia belajar
kedokteran? Mungkin saja.
Menurutku, mata adalah hal yang
rumit karena strukturnya kecil-kecil. Tetapi orang lain justru menyukai mata
karena strukturnya kecil-kecil. Mata yang merupakan sebuah bola itu, isinya
sangat beragam; konjungtiva, sklera, kornea, COA, iris, koroid, dan masih
banyak lagi. Banyak bukan? Padahal ukurannya menyerupai bola tenis. Coba
dibayangkan bola itu diisi oleh berbagai macam struktur, strukturnya sudah
pasti lebih kecil dari bolanya. Operasi mata pun menggunakan mikroskop. Benang
jahit mata pun berukuran 10/0 ibarat rambut dibelah 10.
Hal
pertama yang dilakukan oleh seorang koas mata adalah bimbingan dengan mbak
Ning. Mbak Ning akan menjelaskan tetek bengek tanda tangan yang harus kita isi
agar dapat lulus di bagian mata. Satu hal yang aku soroti adalah jumlah LoC.
Level of Competency (LoC) adalah hal-hal yang harus dikuasai seorang calon
dokter umum agar dapat lulus menjadi dokter yang baik. Contoh; di THT ada LoC
memasang tampon, melihat liang telinga dengan otoskop, dan lain-lain, di mata
ada kompetensi melakukan A,B,C,D. Kenapa aku soroti? Di THT LoC berjumlah 87,
di Mata LoC berjumlah 167! Dua kali THT!! Padahal ini mata, sedangkan THT-KL
itu; Telinga-Hidung-Tenggorokan-Kepala-dan-Leher. MasyaAllah mata….
Singkat
cerita, setelah menenangkan diri melihat jumlah LoC bagian mata, kami beranjak
ke hari pertama mata. Ruang poli mata
bisa dibilang 2-3 kali lebih luas dibanding poli THT. Ruang koas pun ada
khusus, berbeda dengan poli THT yang masih nebeng
ruang lain. Meskipun sempit, di THT interaksi koas-residen lebih intens
dibanding di mata. Paragraf ini aku dedikasikan khusus untuk orang-orang yang
masih belum move on dari THT.
Jika
sudah move on, koas mata itu secara
umum menyenangkan. Residennya baik-baik, beberapa sangat baik karena hobi
memberikan ilmu ke koasnya. Konsulennya juga baik-baik, beberapa sangat baik
karena hobi membuat koasnya cerdas. Stafnya baik-baik, beberapa sangat baik
karena sabar menjawab pertanyaan koas. Satu
tips untuk koas mata! carilah residen, konsulen, dan staf yang sangat baik
tersebut. Yang baik banyak, tapi yang
sangat baik juga banyak
Beban kerja di mata juga cukup baik,
kecuali di poli VR dan poli Visus. Jika kedapatan poli VR dan poli visus, aku
sarankan kalian untuk tetap tersenyum dan mengingat hal yang membahagiakan. Absen
pagi maksimal pukul 7.45, lalu menunggu poli buka sekitar pukul 9, jaga poli
hingga pukul 16. Setelah pukul 16 pilihannya hanya dua; pulang atau jaga
bangsal. Jaga bangsal di mata tidak 24 jam, jaga bangsal hanya sampai pukul 20,
kadang bisa pulang lebih cepat. Menyenangkan bukan?
Aku ingin menggarisbawahi satu kata
– Menyenangkan – karena pada kenyataannya masih ada saja yang kurang ajar. Jadwal
koas mata yang baik itu masih dinodai oleh perilaku beberapa koas kurang ajar,
koas yang meninggalkan tanggung jawabnya di poli mata. Aku pernah satu waktu
jaga poli A bersama si X, poli sudah dimulai namun X tak kunjung menampakkan
batang hidungnya. Sampai akhirnya poli selesai barulah si X muncul meminta
tanda tangan residennya. Kurang ajar bukan?
Mungkin saja aku berpikir “Kurang ajar si X ninggalin gue sendirian,
emang dikira jaga poli A gak capek apa” Tapi coba kita balik pikiran
menjadi yang lebih menyenangkan “alhamdulillah
poli selesai juga, dapet pasien yang variatif, dapet ilmu, memenuhi tanggung
jawab. Semoga si X diampuni segala dosanya dan walaupun kabur dia masih ngerti
kasus mata, karena kalau dia gak ngerti, kasian pasiennya.”
- Insert – Quote dr. Arief Purnanta Sp.THT-KL
“Kalian ini adalah orang-orang yang bakal ngerawat saya ketika saya nanti
sakit. Kalo kalian bodoh lah aku piye nanti?” | “Dek, pasien itu datang ke
kalian dengan menyerahkan nyawanya. Kalo kalian bodoh bagaimana kalian mau
nerima nyawa pasien itu?”
Setelah
membahas koas kurang ajar, yuk sekarang kita bahas satu per satu poli mata
Sardjito. Sardjito merupakan rumah sakit rujukan nasional yang menerapkan sistem
sub-spesialistik sehingga di mata pun polinya dibagi-bagi berdasarkan sub-spealisnya.
Setidaknya ada 9 poli; 1. Visus, 2. External Eye Disorder/Disease (EED) 3.
Refraksi 4. Pediatric Opthalmology PO) 5. Tumor 6. Uvea Lensa (UvLens) 7.
Glaukoma 8. VitroRetina (VR) 9. Neuro-Opthalmology (NO). Koas akan digilir dan
jadwalnya ditentukan oleh chief koas stase mata.
Poli
pertamaku adalah poli refraksi. Di sini kamu harus pro-aktif bertanya sekaligus
observasi. Bedakan observasi aktif dan observasi pasif. Jika pasif hanyalah
melihat gak ngerti ya bodo amat. Aktif berarti melihat, mencoba memosisikan,
dan bertanya/mencatat yang belum dimengerti. Mengapa harus aktif karena di sini
kita dapat lebih mengerti tentang koreksi kaca mata. Di poli ini pula aku
merasa kacamataku sepertinya perlu dikoreksi ulang. Dokter yang recommended di poli ini adalah dr. Nike.
Poli
kedua adalah PO, banyak anak-anak imut lucu gemesin, tapi banyak juga anak yang
kasian karena kena musibah penyakit. Sayangnya dan untungnya pas aku dapat PO,
ruangan PO digabung dengan tumor. Jadi aku bingung mana pasien PO mana pasien
tumor. Di PO ini aku banyak diajari oleh dr. Reny dan dr. Arya, top markotop lah mereka berdua. Di akhir
poli, kami diajarkan lebih banyak tentang slitlamp
oleh dr. Arya. Kata temenku, dr. Arya itu surga banget karena suka ngajarin.
Poli
ketigaku, poli tumor. Karena kemarin PO digabung sama tumor, dokter di poli
tumor pun heran. Dengan nada bercanda dr. Ara bertanya “dek kok kamu jaga di
sini lagi?” Ya itulah dr. Irene (panggilannya dr. Ara). Dokter di poli tumor
asik-asik dan suka ngajar. Dr. Ara suka bercanda, dr. Andre lebih kalem tapi
kalau ditanya akan menjawab secara lengkap dan tulus, dr. Ni Luh dan dr. Shab
sama seperti dr. Andre. Aku suka jaga di tumor, namun sayangnya kasus dokter
umum jarang di sana, kasusnya biasanya sudah spesialistik.
Poli
ke-empat, Uvea Lensa, hanya bersebelahan dengan poli tumor. Aku yang hobi
jalan-jalan dan usilin poli sebelah, akhirnya suka main ke poli tumor. Sampai
dokter Ara nanya lagi “dek, kok kamu di sini terus sih? Koas tuh harus muter”
terus ngomong ke dr. Shab “Shab, kok koas kita gak berubah berubah ya” Aku pun
tertawa cekikan. Plus sebelumnya, aku tidak sengaja bertemu dr. Ara di toko alat
kesehatan, nampaknya ia bosan bertemu denganku.
Di
Uvlens, kamu akan sering menemui kasus katarak. Di hari aku jaga, hampir 80%
kasus semuanya katarak. Di sini dokternya juga baik-baik dan hobi ngajarin.
Dokter yang paling aktif ngajarin koasnya adalah dr. Okta. Kebetulan pas aku
jaga Uvlens bertepatan dengan hari kartini. Semua orang yang ke Uvlens baik
cowok atau cewek mengomentari dr. Okta, et causa cantik dan anggun. Selain dr.
Okta ada dr. Mila, beliau kalau ditanyain juga menjawab dengan lengkap dan
baik.
Selanjutnya adalah glaukoma, nama poli sudah mewakili nama penyakit yang sering muncul. Di sini dokter umum dapat belajar banyak, karena kasus glaukoma harus ditangani dengan baik oleh dokter umum. Dokter di sini yang paling baik adalah dr. Tian dan dr. Wardhah, dr. Tian senang bercanda dan ngasih kesempatan koasnya melakukan tindakan. Dr. Wardhah keibuan dan sangat lihai dalam menjawab pertanyaan koas.
Setelah
glaukoma aku dapat Vitro-Retina. Lampu di ruangan ini sudah menyerupai kesan VR
bagi koas, remang-remang kuning-merah, kuning berarti hati-hati dan merah
berarti kalau bisa jangan ke sini. Sebenarnya jaga di VR cukup enak, tidak enaknya
adalah ketika pasiennya membludak dan kerjaan koas hanya netes mata. Di sini
semua pasien perlu ditetesi midriatikum, fungsinya untuk melebarkan pupil agar
bagian belakang dari mata (Vitro-Retina) dapat terlihat dengan jelas. Saya
selalu berdoa agar pasien diberikan kesembuhan oleh Tuhan sehingga jumlah
pasien di sini berkurang dan akhirnya ada waktu untuk diajari oleh residen.
Selamat
dari VR belum selamat dari kerja keras, setelah VR adalah poli visus. Beban
kerjanya 11-12 sama poli VR. Visus adalah garda terdepan poli mata, semua
pasien pasti kudu mesti wajib melewati poli visus dulu. Dapat dibayangkan
berapa jumlah pasien visus? Luar biasa.
Positifnya jika jaga di sini, koas dapat melihat semua kasus rangkuman dari
kasus-kasus di semua poli. Aku dapat melihat kasus EED, Uvlens, PO, dsb di
sini. Kalau bisa sudah belajar dulu kasusnya, jadi kita tahu pasiennya kenapa
dan nantinya akan diterapi apa. Latihlah komunikasi yang baik, agar di poli
visus kita dapat cepat, tepat, sigap, pasien mantap, ilmu dapat.
Setelah
visus ada NO, akhirnya dapat bernafas lega, bahkan malah terlalu lega. Poli NO
isinya alat-alat canggih dan pemeriksaan spesialistik, sehingga koas terbilang
cukup gabut. Namun, ilmu di sini
banyak yang terkait dengan dr. Umum, meskipun tidak bisa melakukan tindakan,
setidaknya mengerti ilmunya. Saat aku jaga NO aku tidak full di NO et causa
harus bimbingan dengan dr. Bayu, tapi dokter favoritku di sini adalah dr.
Manda, wakil ketua AMSA-UGM angkatan 2006.
Poli
terakhir adalah EED. Namun sayangnya ketika artikel ini dibuat, aku belum
pernah menjamah poli EED. Tapi, aku sudah pernah bertemu dengan salah satu
dokter di poli EED. Dokter favorit di sini adalah dr. Krisna, aku biasa
memanggilnya mas Krisna. Mas krisna adalah seniorku di AMSA, ia adalah ketua
AMSA angkatan 2006 (unik ya ketua dan wakil AMSA-UGM angkatan 2006 keduanya
masuk mata). Mas Krisna ini suka senyum, suka ngajar, kalau ngajar juga enak, berdoalah
ketika jaga EED ada beliau, karena beliau bisa saja dinas ke luar kota.
Satu
hal yang belum dibahas adalah jaga bangsal. Ketika kita jaga, kita akan dipandu
oleh dua residen dan beberapa staf perawat. Hal pertama yang perlu dilakukan
adalah berkenalan, staf perawat di sini alhamdulillahnya baik-baik. Residen
jaga digilir dan kita tidak tau giliran siapa, namun residen yang sering jaga
di sini adala dr. Melita. Dr. Melita pun adalah salah satu residen favorit.
Penjelasan mengapa favorit sebaiknya kamu temui langsung beliau di bangsal
mata. Namun satu hal yang pasti, dr. Melita selalu punya cara unik untuk
mengajari koasnya, hal-hal yang kita hanya berdiri termenung dapat menjadi
berarti karna ilmu yang diberikan oleh dr. Melita
Happy Eyes, Happy Smiles |
Secara
umum itulah suka-duka di koas Mata. Mungkin selanjutnya aku akan membahas koas
mata di luar kota, kebetulan aku dapat Banyumas atau kita dapat membahas hal
yang lebih spesifik, bagaimana cerita-cerita unik dapat terjadi di koas mata.
Semoga saja ada waktu, aamiin. Semoga bermanfaat (smile)
Teknis
1. Hubungi segera admin mata yaitu mbak
Ning
2. Bimbingan administrasi dengan mbak
Ning
3. Ikuti arahan mbak Ning
4. Buat jadwal poli dan jadwal jaga
5. 1 orang koas akan mendapat puteran
poli dan jaga. Contoh; aku hari pertama dapet poli A, hari kedua dapet poli B,
hari ketiga dapet poli c, dst. Sedangkan temanku katakana Leo dapet poli C hari
pertama, poli B hari kedua, dan poli A hari ketiga, dst.
6. Poli hari pertama ; persiapkan
ilmu, LoC yang mau dicari di poli yang kita singgahi, dsb
7. Jaga malam ; bawa bacaan, entah
akademik atau non-akademik yang penting bermanfaat. Tipsku; visit pasien! Baca
rekam medis dulu untuk memahami pasien, lalu datangi pasien dan periksa
sebisanya. Terapkan ilmu, profesionalitas, dan sikap yang baik lalu rasakanlah
keajaiban yang tiba-tiba datang.
8. Pro-aktiflah meminta tindakan,
belajar dulu sebelum poli, lalu tanyakan hal-hal yang tidak ada di buku, hal
yang sifatnya teknis dan lokal, jangan tanyakan hal yang sepele yang dapat
dicari di internet.
Ingat,
aktif meminta tindakan juga berarti kalian harus berbagi dengan partner kalian,
jangan egois kalian sudah dapat banyak tapi ada teman kalian yang masih 0.
Kecuali teman kalian itu tipe koas yang kurang ajar.
9. Bahagialah di koas mata, karena
kebahagiaan insyaAllah akan menarik kebahagiaan-kebahagiaan lainnya
Sumber Gambar :
pinterest.com
devian art halomoon
marineyes.com
www.uihealthcare.org
Teknis 9. Jangan manikom
BalasHapusyup jangan manikom. Manikom adalah mengambil jatah orang lain dan membuat orang lain rugi akibat "rajin"nya kita.
Hapustetapi jadilah rajin. Koas yang antusias dan tidak merugikan orang lain
dan jangan jadi orang yang suka menggunjing orang lain manikom! Kalau dia tidak merugikan orang lain, gak usah dibilang manikom
Terima kasih sudah berbagi pengalaman, kak
BalasHapus