“Untuk Pindah, elektron memancarkan atau membutuhkan energi. Sama seperti manusia ketika pindah dari satu fase kehidupan ke fase kehidupan lainnya.” – Amgah
Buku itu aku buka kembali, aku
ingin mengintip beberapa foto yang kusimpan baik-baik. Detik berganti menit,
intip berganti tertarik. Semakin lama semakin banyak halaman yang aku balik.
Terlalu banyak kata untuk kuceritakan padamu. Namun izinkanku untuk
menceritakan beberapa “kalimat” penting dari ceritaku.
***
Part One
Kalimat pertama: “Ketika tidak ada opsi ‘kabur’ di dalam sebuah pertempuran. Kamu tinggal memilih cara bagaimana kamu akan bertempur”
Hari
itu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh para Master of Ceremony (MC). Terang
saja karena hari itu mereka akan ditonton oleh ribuan bahkan puluhan ribu
orang. Namun hal itu berbeda dari kami sebagai penonton. Sebagian dari kami
tidak menginginkan rangkaian acara ini resmi dimulai, sebagian yang lain sama bergairahnya
dengan MC.
Hari pertama
ospek, atau mos, atau apalah nama lainnya. Ketika beberapa mahasiswa baru telah
digentayangi kata-kata menakutkan dari seniornya. Ketika beberapa yang lain
masih polos menunggu untuk menemukan teman baru. Mau atau pun tak mau, hari ini
pun akan tiba bagi siapa yang telah memilih jalannya.
Di
dalam cerita singkat ini, aku tak akan menceritakan seperti apa itu ospek dan ada
apa saja di dalamnya. Aku hanya akan membuat beberapa poin yang mungkin
dirasakan sesaat sebelum ospek. Terutama bagi para perantau
- · Kangen rumah
- · Penasaran. Apakah bakal seberat yang dibilang orang? Atau lebih berat? Atau malah lebih ringan?
- · Kangen rumah
- · Bingung karena semuanya baru. Teman baru, tempat tinggal baru, sistemnya juga baru.
- · Kangen rumah
- · Suka melamun membayangkan dulu ketika masih sama orang tua
- · Kangen rumah
Semua rasa ini akan berganti ketika ospek dijalani dan ospek
dimulai. Sekali lagi, poin ini yang mungkin dirasakan saat menjalani ospek.
- · Capek
- · Kuping pengang
- · Capek
- · Kaki pegel
- · Capek
- · Mata berat, mulut nguap, tapi tugas masih banyak
- · Capek
- · Tiap hari ada aja masalah baru
- · Capek
- · Kangen Rumah
Ketika
beberapa hal di atas benar-benar terjadi dalam hidupku, aku ingat kalimat yang
sudah aku buat
“Ketika tidak ada opsi ‘kabur’ di dalam sebuah pertempuran. Kamu tinggal memilih cara bagaimana kamu akan bertempur.”
Lalu aku bertanya pada
diriku sendiri “Apakah cara itu yang aku pilih? Apakah pikiran itu yang aku
pilih untuk menemani pertempuranku? Gawat, jika itu terus terjadi aku akan mati
dibunuh oleh pikiranku sendiri.”
Sebenarnya apa
yang lebih berbahaya untukku? Ospeknya atau pikiranku? Sebenarnya apa yang
lebih baik untukku? Ospeknya yang dipermudah atau aku yang diperkuat? Hm, kamu tinggal memilih cara bagaimana kamu
akan bertempur.
- · Capek
- · Tapi seneng dapet temen baru
- · Capek
- · Tapi semua ini akan berakhir
- · Capek
- · Tapi temen ospekku ada yang cantik
- · Capek
- · Tapi aku menjadi lebih kuat
- · Capek
- · Tapi selalu ada kemudahan yang tak terduga tiap harinya
- · Capek
- · Tapi ini pelajaran dan pengalaman berharga
- · Capek
- · Kangen rumah
- · Tapi di sinilah awal aku mencari kesuksesan untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh untuk orang tua. Aku harus mendapatkan buah tangan itu.
sumber gambar: ebwelding.com
Komentar
Posting Komentar