Langsung ke konten utama

Ketika Bersamamu



Cerita ini bukan tentang dua sejoli yang merajut cinta
Cerita ini tentang 40 teman yang merajut persahabatan
Aku teringat saat 3 tahun lalu ketika 40 teman masih menjadi satu.
Sebuah kesenangan sendiri bagiku untuk masuk sekolah. Padahal ini bukanlah sebuah TK, melainkan sebuah SMA.
Semua berawal ketika aku melihat foto tim bola forty vincitory. Itulah tim bolaku, dan itulah kelasku. Forty vincintory, 40 pemenang, 16 laki-laki dan 24 perempuan.
3 tahun yang lalu. Kami memulai sebuah perjalanan dengan 41 awak. 40 temanku + 1 ibu. Ibu tersebut bernama Bu Darmi. Seorang ibu penyabar yang menuntun anak-anaknya untuk terus berkembang.
2 tahun kami bersama dalam jenjang kelas 11 & 12

Ketika bersamamu di tim mini-soccer



2 tahun lalu, kejuaraan sepakbola angkatan & sekolah. Zaman-zaman keemasan karir sepakbolaku. Menjadi juara 3 di cup angkatan, juara 2 di liga angkatan, dan juara 1 di liga sekolah merupakan sebuah pencapaian yang menakjubkan.
Mengangkat trofi juara dan menelan keringat kemenangan memang hal yang menyenangkan, tetapi bukan itu yang kurindukan.
Hal yang kurindukan adalah saat-saat kita berlatih sepakbola. Di mana yang terpenting semua orang menikmati permainan.
Aku rindu saat sebuah tim saling mendukung dan saling memberi semangat. Ketika menang hanyalah bonus dari sebuah penampilan yang total.
Aku rindu saat tawa & canda menggantikan ketegangan di lapangan. Perasaan dag dig dug sebelum pertandingan dimulai adalah genderang semangat untuk berteriak "Maju IPA-4"
Aku rindu saat beberapa temanku menghampiriku, lalu menepuk pundakku sambil berkata "Gah, kita pasti bisa."

Hahah, semua itu tinggalah kenangan belaka yang lalu takkan pernah kembali. Seorang manusia tak boleh meratap begitu lama, sekarang yang terpenting adalah bagaimana masa lalu membawa kebaikan untuk masa kini

Melalui mereka aku belajar untuk bahagia. Sebuah perjalanan untuk mencapai tujuan bukanlah tentang latihan rajin, latihan rutin, dan latihan berat.
Sebuah perjalanan untuk mencapai tujuan adalah tentang bagaimana membuat latihan yang berat menjadi ringan.
Ketika ikhlas adalah kata ajaib yang mampu mengubah terpaksa menjadi memaksa
Ketika tubuh berkata tak mampu lagi tapi jiwa berkata aku masih mampu
Ketika sebuah proses dinilai lebih penting daripada hasil

Rangkaian paragraf di atas mengandung sebuah makna yang kini mulai terlupakan.

Kemenangan hanyalah bonus dari sebuah proses yang total. Proses yang menghadirkan akal, pikiran, dan hati.

Dibuat di kasur sebelum tidur dan setelah melihat foto ipa4. Diedit di tempat dokter gigi, sambil menunggu dipanggil #gakpenting

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi ...

Terima Kasih Dokter Thomas

#Koas FK UGM Ilmu Penyakit Dalam RSUD Banjarnegara Hari ini tugas refleksi kasus kami rampung *yeay*. Namanya dr. Thomas Effendi spesialis penyakit dalam. Konsulen kesayangan kami di Banjarnegara yang sangat kami hormati. Kebaikan hati beliau disimpan oleh puluhan mungkin ratusan koasnya. Sebut saja dr. Endro, residen penyakit dalam yang dulu koas di tempat yang sama, masih menyimpan kesan betapa baiknya dr. Thomas.                 ‘ One of the best consultant and teacher that I ever met’ terkesan berlebihan memang. Namun, kalau kita tanya ke pensiunan koas IPD Banjarnegara, siapa yang tidak mengiyakan? Kebaikan pertama: sudah jadi omongan langit bahwa koas IPD di Banjar benar-benar menjadi dokter muda. Loh kan situ memang dokter muda?. Yes, tapi tidak melulu dokter muda bisa menjadi dokter muda. Di Banjar, kita benar-benar memanajemen pasien, keputusan kita benar-benar dianggap. Kasarnya hidup matinya...

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu bel...