Langsung ke konten utama

Rapot Tengah Bulan (Maret)



Rapot pertama:

          Halo, udah lama nih belum posting di blog ini. Belum posting bukan berarti gak ada tulisan baru. Tulisan barunya udah jadi dan akan segera terbit di forum YC on Cancer! Forum YC on Cancer ini websitenya masih coming soon, jadi tunggu yaa :D
          Sekilas tentang YC on Cancer. YC on Cancer adalah singkatan dari Youth Conference on Cancer, sebuah forum yang membicarakan tentang kanker. Tujuan dari YC on Cancer adalah:
          Saling berbagi pengetahuan kepada masyarakat tentang kanker.
          Saling meningkatkan kepedulian serta kesadaran tentang penyakit kanker.
          Saling berdiskusi untuk meluruskan stigma/sudut pandang yang berbelok tentang kanker.
          Saling membentuk komunitas  yang peduli akan penderita kanker
          Bentuk kegiatan kami adalah forum diskusi online dan gathering komunitas. YC on Cancer
diprakarsai oleh 10 orang, 5 dari AMSA dan 5 dari CIMSA. Nah aku salah satu diantara ke-10 orang tersebut. Jadi... jika blogku tiba-tiba kosong, coba cek YC on Cancer siapa tahu ada tulisan baru di sana.
          Oiya, YC on Cancer ini baru saja terbentuk. Jadi... masih butuh banyak saran dan perbaikan di sana-sini. Semoga YC on Cancer ini dapat segera berdiri tegak ya :D terus sambil menunggu websitenya lahir, bisa difollow twitter kami @yconcancer. Pertanyaan lebih lanjut tentang YC on Cancer bisa dilayangkan padaku di comment blog ini atau langsung email ke amgah01@yahoo.com
***
Rapot kedua:
          Di akhir Februari aku mengikuti sebuah acara AMSA nasional! AMSA itu apa? “Asian Medical Student Association” Singkat cerita, AMSA adalah sebuah organisasi di fakultas kedokteran UGM yang aku geluti. Di sana aku menemukan sebuah keluarga baru. Namanya keluarga beragam cerita terkandung di dalamnya, suka dan duka berbaur dalam satu nama, AMSA.
AMSA UGM ketika berkunjung ke panti asuhan untuk membuat tong sampah baru dari ember cat bekas
                   Nah kembali ke acara nasional tersebut. Acara nasionalnya bernama IMSTC “Indonesian Medical Student Training and Competition” Kenapa aku bisa ikut acara itu? Aku bersama 2 orang temanku mengikuti lomba poster. Jadi sebenarnya aku datang ke IMSTC untuk berkompetisi, tapi ternyata....
                   Aku mendapat banyak hal baru lainnya yang berharga.  Sebenarnya untuk mengikuti IMSTC ini ada 2 jalur, jalur kompetisi dan jalur delegasi. Jalur kompetisi adalah bagi siapa yang mengikuti lomba. Sedangkan jalur delegasi adalah bagi siapa yang menjadi perwakilan setiap universitas.
                   Pada awalnya aku sama sekali tidak tertarik mengikuti acara nasional, jadi aku tidak mendaftar di jalur delegasi. Apa tuh ganggu akademik aja, capek 4 hari, jauh pula ke palembang, mahal juga tiket pesawatnya. Namun karena mengikuti lomba akhirnya aku memutuskan untuk membuang jauh-jauh pikiran negatif tersebut. Toh lumayan sambil ikut lomba bisa jalan-jalan ke palembang.
                   Pada akhirnya aku penuh sekali tertarik mengikuti acara nasional. Acara nasional membuka mataku terhadap hal-hal baru di luar sana yang menyenangkan untuk dipelajari. Acara nasional memberiku teman-teman seru dari beragam latar belakang dan sikap. Acara nasional mengajarkanku ilmu dan pengalaman tak tergantikan.
sebagian kecil dari AMSA Indonesia (diambil di bandara sambil nunggu naik pesawat)
                   Sungguh bohong jika aku mengatakan sekali ikut acara nasional langsung lancar jaya. Bertemu dengan orang-orang baru dan membuka diri pada mereka bukanlah perkara mudah. Malu-malu dan canggung menjadi momok tersendiri bagi orang yang pertama kali ikut acara nasional. Bingung harus apa dan tak tahu harus ke mana adalah hal yang biasa aku jumpai saat pertama kali menginjakkan kaki di acara nasional.
                   Namun seiring dengan berjalannya waktu, keinginan untuk “belajar”, dan ketidakinginan acara ini menjadi sia-sia membuatku perlahan berubah. Aku ingin mengetahui hal-hal yang tidak aku ketahui, aku ingin bertemu orang-orang hebat, aku ingin mencari pengalaman. Oiya kenapa belajarnya aku kasih tanda kutip karena belajar di sini berarti luas. Bukan hanya belajar tentang akademik kedokteran, tapi juga belajar tentang arti kehidupan.
                   Masalah tentunya hadir dalam setiap fase kehidupan, termasuk saat menjalani IMSTC. Tapi di sini aku tidak menitikberatkan kepada masalah. Aku lebih suka membahas tentang proses menghadapi masalah dan bagaimana outcume dari masalah. Karena ini bukan cerpen dan waktu di laptopku telah berdetak pada pukul 11.42 malam, maka aku akan menuliskan outcumenya saja:
                   Di acara nasional aku menemukan orang-orang yang suka ngelawak dan berprestasi. Di acara nasional aku berkenalan dengan orang-orang seru yang mau membuka diri kepada orang yang baru dikenal. Di acara nasional aku belajar cara berkomunikasi, aku juga belajar tentang akademik kedokteran. Di acara nasional aku mendapatkan wawasan baru dan cerita dari berbagai penjuru Indonesia. Di acara nasional aku dipertemukan dengan mereka yang mampu membuatku bahagia dengan cara mereka masing-masing.
                   Itu semua... aku dapat setelah melalui berbagai proses memusingkan. Oiya di post ini aku ingin berterima kasih kepada semua orang yang telah membantuku sehingga aku bisa duduk tersenyum di sini dan menuliskan post ini :D.
                   Intinya... bersama kesulitan selalu ada kemudahan. Hidup ini bagai sebuah lukisan yang memiliki berbagai sisi untuk dipandang. Hidup ini bagai sebuah noda hitam di atas kertas putih yang memiliki 2 warna untuk diperhatikan. Tinggal pilih, mau melihat sisi yang mana dan mau melihat warna yang mana. :D

sumber gambar:
twitter @yconcancer
FB Amgah Al-haq 
briseeley.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi ...

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar...

Terima Kasih Dokter Thomas

#Koas FK UGM Ilmu Penyakit Dalam RSUD Banjarnegara Hari ini tugas refleksi kasus kami rampung *yeay*. Namanya dr. Thomas Effendi spesialis penyakit dalam. Konsulen kesayangan kami di Banjarnegara yang sangat kami hormati. Kebaikan hati beliau disimpan oleh puluhan mungkin ratusan koasnya. Sebut saja dr. Endro, residen penyakit dalam yang dulu koas di tempat yang sama, masih menyimpan kesan betapa baiknya dr. Thomas.                 ‘ One of the best consultant and teacher that I ever met’ terkesan berlebihan memang. Namun, kalau kita tanya ke pensiunan koas IPD Banjarnegara, siapa yang tidak mengiyakan? Kebaikan pertama: sudah jadi omongan langit bahwa koas IPD di Banjar benar-benar menjadi dokter muda. Loh kan situ memang dokter muda?. Yes, tapi tidak melulu dokter muda bisa menjadi dokter muda. Di Banjar, kita benar-benar memanajemen pasien, keputusan kita benar-benar dianggap. Kasarnya hidup matinya...