Langsung ke konten utama

Hal yang Aku dan Kamu hadapi, Ujian


            Setiap orang mempunyai beban hidupnya masing-masing.  Ada yang diuji dengan harta, jabatan, atau sosial. Ada yang diuji dengan kesenangan, ada yang diuji dengan kesusahan. Ada yang diuji dengan pria, ada yang diuji dengan wanita.
            Dikelilingi oleh lingkungan yang berkecukupan, membuatku melihat ujian-ujian baru yang tersembunyi. Ada temanku yang diuji dengan “penjara.” Hidupnya dikekang oleh keinginan-keinginan yang tidak berasal dari lubuk hatinya. Membuat hidupnya tak terasa menjadi hidupnya. Diarahkan, disuruh, diminta. Kehidupan yang tak mau aku jalani, aku yakin dirimu juga tidak mau menjalaninya.
            Aku juga melihat teman yang hidupnya diuji dengan kesenangan. Kemewahan merupakan hal yang mudah. Lalu apa ujiannya?
Bayangkan aku adalah orang miskin. Jadwal makan tergantung dari uluran para penderma. Jika golongan atas bingung memilih menu makan, aku yang golongan bawah tak perlu repot memilih. Menu makananku sudah ditentukan oleh jumlah uang yang kuterima, tak jauh-jauh dari garam, kecap, tahu, dan tempe.
            Aku melihat orang-orang golongan atas hidupnya sangat menyenangkan. Pulang pergi naik mobil. Mainan di rumah banyak. Makan apa saja tinggal pilih. Baju-bajunya bagus. Apa lagi yang mereka cari? Mereka tak perlu pusing mencari duit. Aku disini harus menjajakan koran, kadang aku harus meminta.
            Karna suatu hal aku sekarang menjadi orang kaya. Anggap saja aku menang undian dan menjadi orang kaya baru. Aku sekarang bisa pulang pergi naik mobil. Mainanku banyak. Baju-bajuku bagus. Aku tak perlu pusing mencari uang.  Ujianku sebagai orang miskin telah habis. Aku kini orang kaya.
            Ternyata, jadi orang kaya tak semudah yang aku pikirkan. Banyak sekali hal-hal menggoda. Bayangkan sekarang aku adalah seorang wanita cantik. Tubuh ramping, rambut indah layaknya model.
Jika aku miskin, aku tak perlu repot memikirkan baju apa yang harus kubeli. Aku tak punya banyak pilihan dalam memilih baju. Jangankan memikirkan baju apa, untuk makan apa juga masih bermasalah. Asalkan bajuku cukup untuk menutupi tubuhku. Murah juga tak masalah.
Kini aku wanita kaya. Baju-baju terbuka merupakan hal yang menggoda. Teman-teman wanitaku akan mengajakku untuk memakai baju terbuka ala orang golongan atas. Memamerkan kemolekan tubuhku. Aku memang merasa cantik dengan baju-baju itu. Puluhan pasang mata akan memandangku kagum. Setidaknya itu yang aku rasa, mereka memandangku kagum, sepertinya. Kadang aku lupa bahwa aku punya agama. Kira-kira apa yang Tuhan pikirkan tentang diriku. Nikmat Tuhanku yang manakah yang telah aku dustakan?
***
Sekarang hidupku sebagai pria kaya. Sebagai pria kaya, banyak juga ujiannya di dunia. Aku tak menyangkanya. Memang aku tak harus bekerja pontang-panting di jalanan. Aku tak perlu mengais belas kasih dan uluran tangan para pengendara. Tapi sebagai pria kaya, aku sangat tak nyaman.
Jika aku orang miskin, aku tak punya waktu untuk menonton TV. Aku tidak akan melihat hal yang tak boleh kulihat.  Sekarang aku kaya, waktuku bebas untuk menonton TV. Tak jarang aku menemui hal-hal yang tidak seharusnya aku lihat. Seharusnya aku menutup mata, tapi hal ini... menggoda.
Ketika aku jalan-jalan di mall aku juga melihat wanita-wanita kaya yang cantik. Kadang mataku liar memandang, bukan karena kagum, tapi karena.... Yasudahlah semoga mereka tak sadar. Kadang aku lupa bahwa aku punya agama. Kira-kira apa yang Tuhan pikirkan tentang diriku. Nikmat Tuhanku yang manakah yang telah aku dustakan?
***
Tiba-tiba aku tersadar. Bahwa menjadi miskin dan kaya sama-sama punya beban, punya ujian. Kadang aku ingin kembali menjadi orang miskin. Kadang juga tidak. Ah taulah aku pusing. Semua kehidupan di dunia ini punya jatah ujian masing-masing. Mau kaya mau miskin sama-sama diuji. Aku pikir tak apa menjadi orang miskin atau orang kaya, sama saja. Asal aku bisa menghadapi ujiannya. Dan aku harus bisa.
Jika aku orang miskin yang berhasil dalam menghadapi ujianku, aku akan menjadi orang kaya tersembunyi.  Aku memiliki kelebihan akhirat di dalam keterbatasan dunia. Di akhirat nanti semua keinginanku akan menjadi nyata. Itu janji Tuhanku.
Jika aku orang kaya yang berhasil dalam menghadapi ujianku, aku akan tetap menjadi orang kaya di dunia yang kekal. Aku terhindar dari azab yang pedih. Dan semua keinginanku akan menjadi nyata. Itu janji Tuhanku.
Banyak orang yang tergelincir, baik kaya atau pun miskin. Aku harus bisa berpegangan. Aku harus bisa berdiri kuat. Karena....
Setan berkata ketika penghitungan amal telah diselesaikan, (ketika semua perbuatan di dunia telah dihitung dan harus dipertanggungjawabkan), “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuatan bagiku terhadapmu, melainkan sekadar aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu dan kamu pun tidak dapat menolongku.” Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih. (Al Quran surah Ibrahim ayat 22).
Iblis berkata, Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan hal yang buruk terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Mu yang terpilih di antara mereka.” (Al Quran surah Al Hijr ayat 39).
Hal yang buruk terasa indah bagi mereka di bumi. Memang, aku mengakui itu benar. Dan kata terasa harus digarisbawahi. 
Ya Allah lindungilah kami, lindungilah orang-orang yang kami cintai, lindungi orang tua kami, lindungi pasangan-pasangan kami, lindungi sahabat dan teman-teman kami, agar kami semua menjadi hamba-hamba Mu yang terpilih, amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi ...

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar...

Terima Kasih Dokter Thomas

#Koas FK UGM Ilmu Penyakit Dalam RSUD Banjarnegara Hari ini tugas refleksi kasus kami rampung *yeay*. Namanya dr. Thomas Effendi spesialis penyakit dalam. Konsulen kesayangan kami di Banjarnegara yang sangat kami hormati. Kebaikan hati beliau disimpan oleh puluhan mungkin ratusan koasnya. Sebut saja dr. Endro, residen penyakit dalam yang dulu koas di tempat yang sama, masih menyimpan kesan betapa baiknya dr. Thomas.                 ‘ One of the best consultant and teacher that I ever met’ terkesan berlebihan memang. Namun, kalau kita tanya ke pensiunan koas IPD Banjarnegara, siapa yang tidak mengiyakan? Kebaikan pertama: sudah jadi omongan langit bahwa koas IPD di Banjar benar-benar menjadi dokter muda. Loh kan situ memang dokter muda?. Yes, tapi tidak melulu dokter muda bisa menjadi dokter muda. Di Banjar, kita benar-benar memanajemen pasien, keputusan kita benar-benar dianggap. Kasarnya hidup matinya...