Langsung ke konten utama

Aku Ingin Seperti Virus Influenza


Aku ingin seperti virus influenza



Yang selalu berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan

Meskipun imun-imun menyerang,
mereka, virus-virus influenza, tetap ada di dunia ini

Tak menyerah, Tak peduli

Berbagai macam vitamin yang dibuat manusia, tak ada yang bisa menahan Influenza 100%

Ajaibnya, ia tetap Influenza

Berapa kali pun ia diserang oleh imun-imun. Yang namanya Influenza tetaplah Influenza

Ia tak berganti menjadi Rubella, atau Cytomegaloma, atau pun Hepatitis. Ia tetaplah sebuah Influenza

Ia tidak mengganti dirinya, tapi ia beradaptasi dengan lingkungannya

Ketika mereka tak bisa menembus pertahanan sebuah populasi, Influenza akan mengalami perubahan struktur gen. Membuatnya menjadi influenza baru yang dapat menyerang sebuah populasi

Tapi, ia tetaplah saja sebuah Influenza. Membuat manusia hidungnya mampet, ingusan,  seruputan, dan khas-khas Influenza lainnya

Secara luar, ia tetaplah Influenza. Namun secara dalam, dirinya telah berubah. Menyesuaikan dengan lingkungan, agar dapat menjadi Influenza yang fungsional.

Aku ingin seperti virus Influenza

Yang mampu beradaptasi di banyak lingkungan.

Tapi tetap menjadi sebuah Influenza

"We must adjust to an ever changing road, while holding onto unchanging principles"

***
Amgah
Dibuat ketika sedang terserang virus influenza
Inspirasi bisa datang darimana saja :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi ...

Terima Kasih Dokter Thomas

#Koas FK UGM Ilmu Penyakit Dalam RSUD Banjarnegara Hari ini tugas refleksi kasus kami rampung *yeay*. Namanya dr. Thomas Effendi spesialis penyakit dalam. Konsulen kesayangan kami di Banjarnegara yang sangat kami hormati. Kebaikan hati beliau disimpan oleh puluhan mungkin ratusan koasnya. Sebut saja dr. Endro, residen penyakit dalam yang dulu koas di tempat yang sama, masih menyimpan kesan betapa baiknya dr. Thomas.                 ‘ One of the best consultant and teacher that I ever met’ terkesan berlebihan memang. Namun, kalau kita tanya ke pensiunan koas IPD Banjarnegara, siapa yang tidak mengiyakan? Kebaikan pertama: sudah jadi omongan langit bahwa koas IPD di Banjar benar-benar menjadi dokter muda. Loh kan situ memang dokter muda?. Yes, tapi tidak melulu dokter muda bisa menjadi dokter muda. Di Banjar, kita benar-benar memanajemen pasien, keputusan kita benar-benar dianggap. Kasarnya hidup matinya...

Unta, Ayah, dan Anak (Cerita Inspirasi)

         Suatu hari di padang pasir yang panas. Seorang ayah, seorang anak, dan seekor unta. Mereka bertiga sedang mengadakan perjalanan jauh. Di awal perjalanan mereka berdua naik unta bersama. Panas hari itu sangat terik. Tiba-tiba mereka menemui sekumpulan orang yang membicarakan mereka "Ih itu bapak sama anak jahat banget ke unta. Panas kaya gini untanya disuruh nahan 2 beban."          Karena komentar itu, akhirnya ayah turun dari unta.Membiarkan anaknya yang menaiki unta sendirian. Namun, tak lama kemudian mereka kembali menemui sekumpulan orang yang membicarakan mereka "Ih itu anak jahat banget sama bapaknya, masa bapaknya di suruh jalan, anaknya enak naik unta."          Mendengar komentar tak sedap, sang anak akhirnya turun dari unta. Mempersilahkan ayahnya untuk menaiki unta. Berharap tak menemui sekumpulan orang yang membicarakan mereka lagi. Namun, lagi-lag...