Setelah menulusuri jembatan kayu yang rapuh, tibalah aku
pada dunia yang baru. Dunia yang berkabut, dunia yang masih gelap, dunia yang
belum terlihat. “Selamat datang di dunia yang penuh perjuangan” Tulis salah satu
spanduk selamat datang, satu-satunya hal yang aku lihat secara jelas.
Dunia ini seperti labirin.
Tapi tak ada satu pun peta yang mampu menulisnya. Tak ada pula satu pun orang
yang tahu ujung jalannya. Cara untuk mengetahui
di mana muara labirin hanyalah melangkah. Setiap langkah menggetarkan
hati. Setiap pijak mendegupkan jantung. Setiap cabang berisi duka atau suka.
Dunia ini seperti lomba balap mobil. Jika tak mau bergerak
akan tertinggal jauh dibelakang. Setiap teguk bensin menghabiskan nyali. Setiap
putar roda memutar otak. Setiap pedal gas yang terinjak memompa kelenjar
adrenal.
Dunia ini seperti dunia. Begitu luas terhampar. Begitu ragam
terbentuk. Dari yang rapih sampai yang berantakan. Dari yang baik sampai yang
jahat. Dari yang benar sampai yang salah. Begitu tak terduga, begitu seenaknya.
Meninggalkan ujian-ujian penaik derajat diri. Yang kadang tak sadar ternyata
sedang dijalani.
Dunia ini..... Dunia ini hanyalah prosa tak tersurat. Setiap
kata mengandung makna tersirat. Biarkan jari menari sesuka hati, berharap
sesuka hati, bermimpi sesuka hati. Asalkan semua dititipkan pada Tuhan Yang
Maha Berkehendak. Dan selalu ingat bahwa di setiap malam
mengandung pagi.
Komentar
Posting Komentar