Langsung ke konten utama

Kesempatan

Dalam hidup kita pasti dilalui dengan berbagai kesempatan yang ada, dalam artikel ini saya membahas bagaimana kita memanfaatkan kesempatan tersebut. Waktu tidak akan pernah bisa diputar balikan, tidak akan pernah terulang dan akan selamanya berjalan terus apapun yang terjadi. Kita sering membuang kesempatan yang ada dan tidak meng-optimalkan kesempatan tersebut, selama masih ada waktu, optimalkanlah kesempatan yang ada, jangan pernah membuang kesempatan tersebut walaupun kesempatan/peluang tersebut sangat kecil.

Sebagai contoh kesempatan yang dimiliki seseorang adalah kesempatan belajar, belajarlah dengan sungguh-sungguh dan jangan buang-buang kesempatan tersebut, tidak semua orang memiliki kesempatan belajar yang sama, banyak diantara kita yang tidak memiliki kesempatan belajar. Selagi masih muda, manfaatkanlah kesempatan tersebut. Kesempatan belajar adalah salah satu contoh dari kesempatan yang ada.

Waktu tidak akan pernah kembali, waktu akan berjalan sebagaimana mestinya, janganlah Anda menunggu nasib untuk datang pada Anda, tapi Andalah yang membuat nasib itu sendiri. Kesempatan yang sama tidak selalu datang untuk kedua kalinya, begitu datang sebuah kesempatan, jangan berpikir terlalu lama untuk mengambilnya, tetapi jangan terlalu buru-buru pula dalam mengambil sebuah kesempatan, gunakanlah kesempatan dengan melakukan yang terbaik, banyak orang telah menyesal karena tidak mengambil sebuah kesempatan atau tidak melakukan yang terbaik dalam mengambil kesempatan. Jangan pernah takut gagal untuk mengambil sebuah kesempatan sebelum anda mencobanya.

Kita dapat belajar dan melihat bagaimana orang-orang yang berhasil dalam hidupnya karena Ia berani mengambil sebuah kesempatan/peluang yang ada, sebut saja Bill Gates(Microsoft) dan Jeff Bezos(amazon.com), kedua orang tersebut berani mengambil kesempatan di bidang bisnis dan teknologi, mereka tidak takut akan gagal, mereka melakukan yang terbaik.

Gunakanlah kesempatan selagi ada, sebelum kesempatan itu pergi dari Anda, penyesalan tidak akan pernah bisa mengembalikan Anda pada waktu dimana kesempatan tersebut masih ada.

Komentar

  1. Terima kasih atas motivasi yang membangun ini. Omjay

    BalasHapus
  2. sama sama pak, saya dalam mengambil kesempatan juga sering salah langkah makanya saya buat artikel kaya gini buat memotivasi saya dan dapat berguna bagi orang lain juga

    BalasHapus
  3. Pada dasarnya kesempatan tidak bisa diulang lagi,terkadang kala ada ada kesempatan kita bingung mengambil keputusan tetapi ketika kebingungan itu melanda dipikiran kita,dan kita saat itu tergersa-gesa mengambil keputusan biasany akan ada kegagalan dan apabila kegagalan sudah pernah kita alami,takkala kita akan melangkah ada rasa bayang-bayang di sekitar kita dimana kita akan merasa akan terulang kembali gagal.Tetapi kegagalan merupakan awal dari keberhasilan apabila kita semakin ulet dan telaten serta tulus melakukan hal tersebut.....

    BalasHapus
  4. Bagus gah bwt anak" yg lg mw ujian kyk kt, tp gak cuma bwt orang yg lagi ujian aja bwt orang lain juga brguna
    Bkin lg gah yg lain

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi ...

Terima Kasih Dokter Thomas

#Koas FK UGM Ilmu Penyakit Dalam RSUD Banjarnegara Hari ini tugas refleksi kasus kami rampung *yeay*. Namanya dr. Thomas Effendi spesialis penyakit dalam. Konsulen kesayangan kami di Banjarnegara yang sangat kami hormati. Kebaikan hati beliau disimpan oleh puluhan mungkin ratusan koasnya. Sebut saja dr. Endro, residen penyakit dalam yang dulu koas di tempat yang sama, masih menyimpan kesan betapa baiknya dr. Thomas.                 ‘ One of the best consultant and teacher that I ever met’ terkesan berlebihan memang. Namun, kalau kita tanya ke pensiunan koas IPD Banjarnegara, siapa yang tidak mengiyakan? Kebaikan pertama: sudah jadi omongan langit bahwa koas IPD di Banjar benar-benar menjadi dokter muda. Loh kan situ memang dokter muda?. Yes, tapi tidak melulu dokter muda bisa menjadi dokter muda. Di Banjar, kita benar-benar memanajemen pasien, keputusan kita benar-benar dianggap. Kasarnya hidup matinya...

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu bel...